chapter 5

103 14 7
                                    

Setelah Jihoon pergi untuk bekerja, dan Yena sekarang berjalan menyusuri keramaian kota Seoul. Kaki nya terhenti disebuah studio tari, senyumnya mengembang.

Kakinya langsung memasuki studio itu. "permisi nona ada yang bisa dibantu?" tanya resepsionis. Yena terkejut dirinya dipanggil oleh sebutan nona oleh resepsionis itu.

"ada ruang studio yang kosong?" tanya Yena, Resepsionis itu mengangguk. Lalu memberikan kunci ruangan studio.

Bagaikan deja vu Yena memandang ruangan didepannya ada sebuah cermin besar. Yena memejamkan matanya, Lalu menghembuskan nafasnya.

Yena menyanyi sambil menggerakan tubuhnya. "rumor rumor rumor~ gossip gossip gossip~~ rumor rumor rumor~"

Dia mengingat saat dulu SMA nya, hooby nya, lombanya, dan studionya.

Hooby yang menghancurkan hidupnya, lomba yang menghancurkan hubungannya, studionya yang menjadi saksi hubungannya, dan dirinya yang menghancurkan semuanya.

Persahabatan, relasi, kebaikan, semuanya saat itu berubah menjadi rival.

Mulut Yena tidak berhenti menyanyi, tubuhnya tidak berhenti bergerak. Bahkan matanya yang mengeluarkan air mata, lagunya tidak ballad tetapi lagu itu, yang membuat dirinya kehilangan kebahagiaannya.

Kriet...

Pintu terbuka, Yena menghapus air matanya. Netranya melihat seorang gadis SMA yang sedang memandangnya.

"apakah kakak seorang idol?" tanya gadis itu

"bukan"

"maaf sebelumnya, jika aku salah masuk ruangan. Tetapi aku melihat gerakan gerakan kakak tadi" kata gadis itu.

"siapa namamu?" tanya Yena

"Kim Chaewon" jawab gadis itu

"kenalkan aku Choi Yena um maksud ku itu marga dulu ku" kata Yena canggung.

"kakak sudah menikah?" tanya Chaewon

"aku dijodohkan" jawab Yena

"wah, wajahnya sungguh muda sekali. Bahkan kakak seperti adik kelas ku" kagum Chaewon

"ah biasa saja"

"aku punya kakak, wajahnya sangat tampan bahkan tidak terlihat kalau dia berusia 22 tahun" kata Chaewon

"benarkah?" Chaewon mengangguk

"ah, sudah dulu yah kak. Aku ada acara" pamit Chaewon meninggalkan Yena didalam studio. Sendiri lagi.

|||||||

"CEO Park sungguh tampan, menurutmu apa dia masih lajang?" tanya kariyawan Jihoon.

"yang ku tau sih belum, soalnya kelihatan masih baby face untuk dibilang tua"

"kalau misalnya sudah menikahpun pasti ada cincin pernikahannya"

"ah benar juga yah"

"haduh Yehana, tinggal dekatkan dirimu ke CEO Park. Lagipula kamu ini sekretarisnya kan?" yang bernama Yehana itu menggaruk tengkuknya.

"aku sudah cukup muak tetapi karena jabatan ku sering disebut penggoda" kata Yehana

"ck, mitos macam apa itu" kata Dabin

"nona Yehana dipanggil tuan Park untuk segera ke kantornya"

"Yehana hwaiting!"kata Dabin menyemangati sahabatnya.

Tap..Tap..

Langkah heels Yehana menggema keseluruh lorong ruangan Jihoon.

"apa tuan memanggil saya?" tanya Yehana

"bisakah kamu memilih dasi saya disana" tanya Jihoon meminta Yehana untuk memilih dasi untuknya.

Yehana mengangguk lalu memilih satu persatu dasi dilemari kaca itu. "yang ini sungguh cocok sepertinya dengan pakaian mu tuan" kata Yehana memberikan Jihoon sebuah dasi.

"bunga apa yang kamu suka?" tanya Jihoon membuat Yehana terkejut. "bunga tulip? Mawar? Melati? Daddlion?" tawar Jihoon.

Deg..

"kombinasi, antara mawar, tulip kenapa tuan?" tanya Yehana.

"aku hanya bertanya tentang bunga yang wanita sukai" kata Jihoon berterus terang. "terima kasih atas bantuan anda, tolong selesaikan proposal yang kemarin saya beri. Paling lambat pulang kerja. Catat itu baik baik" kata Jihoon

Yehana mengangguk, lalu keluar dari ruangan Jihoon dengan wajah yang berseri. Sedangkan Jihoon membalikan tubuhnya kearah jendela kaca.

Membuka tirai besar dan melihat indahnya kota dimusim semi saat ini. Jihoon teringat akan hubungannya dengan Mina sedulu kala.

Menjadi pasangan paling bahagia diseluruh dunia, mengelilingi tempat  tempat bagus untuk dikunjungi saat liburan musim panas. Sekarang apa dia mungkin mengajak Mina untuk pergi seperti masa mereka diSMA?

"Yena apa kamu ingin men— aku kan sudah menikah dengannya kenapa mengajaknya untuk menikah lagi!" seru Jihoon

"Yena apa kamu ingin menge— bertele tele"

Jihoon lalu merangkai kata kata untuk mengajak Yena pergi nanti malam. "ayo kita refresing" 3 kata yang tepat untuk Jihoon.

"kamu sudah gila yah?" tanya Changbin bersandar di ambang pintu. "apa salahnya untuk mengajak istrimu sendiri?" tanya Changbin

"lalu kamu pertama mengajak Yeri pergi bulan madu bagaimana? Bertele tele juga kan?" tanya Jihoon

"jaga kantor, aku akan ambil cuti selama 1 minggu" kata Jihoon tersenyum, dan Changbin menganggap itu sangat men–jeng–kel–kan (bacanya dieja).

Lalu Jihoon pergi keluar perusahaannya, menyalakan mobilnya dan melesat pergi dari perusahaan itu.

Drrt... Drrt...

Jihoon mengangkat sambungan teleponnya. "kenapa bisa?" tanya Jihoon sedikit terkejut

"..."

"jangan bercanda Mark Lee!"

"..."

"aku akan kesana"

Don't Leave ME •Yena-Jihoon•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang