Cahaya matahari memaksa masuk kedalam kamar tidur, membuat kedua pasangan itu terbangun. Jihoon yang masih dengan kunciran di rambutnya, dan Yena yang rambutnya dikepang dua.
"hoaam" keduanya menguap.
Chu~
"good morning" Jihoon mengecup bibir Yena, sedangkan mata Yena membulat. Nyawa nya tiba tiba ngumpul begitu saja.
"ayo kita pergi" ajak Jihoon membuat mata Yena seakan akan bertanya pada Jihoon.
"pergi kemana?" tanya Yena
"ke lubuk hati mu juga boleh" Jihoon mendekatkan wajahnya ke Yena, membuat pipi Yena memerah. Senyum Jihoon terlukis.
Sedangkan Yena meringis dalam hatinya, perbuatan Jihoon membuat jantungnya berdetak tidak beraturan, mengedarkan peredaran darah tidak terkontrol.
Jihoon menjauhkan wajahnya lalu terkekeh, dia mengelus pucuk kepala Yena. "ayo kita ke Incheon, bertemu dengan Ong Seongwoo" kata Jihoon, Yena mengangguk.
"aku juga merindukan kak Chungha dan Doyeon" jawab Yena bersemangat. "aku akan mandi, atau kamu yang duluan?" tanya Yena.
"berdua saja bagaimana?" tanya Jihoon sambil tersenyum.
"mesum!" seru Yena
"ooh, sudah berani pada ku rupanya" kata Jihoon, mata Yena dengan spontan langsung membulat sambil menepuk nepuk mulutnya.
"apa yang telah aku ucapkan" gumam Yena yang tidak ada hentinya memukul mukul mulutnya. "ahhh!" Jihoon menarik Yena dalam pelukannya.
"aku hanya bercanda, gadis bodoh" kata Jihoon, sedangkan mata Yena masih membulat tidak percaya.
Apa dia sedang kemasukan oleh hantu? Atau tertampar ilham oleh Tuhan? Pertanyaan pertanyaan muncul dikepala Yena.
"aku saja yang memasak sarapan, kamu mandi saja" kata Jihoon memandang Yena mesra untuk PERTAMA KALINYA.
"mau makan apa nyonya Park?" tanya Jihoon
"roti" kata Yena singkat
"kalau gitu makan saja roti diperutku"
"mesum! Jihoon kenapa kamu mesum!!" seru Yena, sedangkan Jihoon terkekeh, dia gemas dengan tingkah Yena.
"aku berharap nanti kamu tidak akan lupa memory ini. Mungkin tidak perlu diingat, hanya aku saja" kata kata Jihoon membuat Yena berhenti ditempat.
"jangan berkata seolah olah kita berpisah saat ini atau besok" kata Yena "Jihoon, sekalipun kita berpisah. Aku percaya nanti kita sama sama masih hidup didunia yang sama" perkataan Yena membuat Jihoon terhenyak beberapa saat.
"melihat mu seperti ini, membuatku seakan akan doa doa ku terkabul" lanjut Yena "aku tidak peduli kamu anggap apa, tetapi membuatmu kembali tertawa membuatku senang seakan akan doa ku terkabul. Tidak peduli dengan atau karena siapa kamu berbahagia" Yena masih dengan kata katanya.
"whatever my problem in past, now i happy because you. Not her or another girl"1 atau 2 kalimat Jihoon kini membuat Yena yang terdiam.
"maafkan aku sekali lagi membuatmu susah, atau kadang membuatmu merasa kalau kamu, aku anggap hanya sebuah pelampiasan" kata Jihoon menatap sendu gadis yang sada didepannya.
===
Setelah membersihkan diri Yena, dan Jihoon pergi menuju Incheon menggunakan mobil. Suasana mobil hening, hanya suara lagu yang keluar.
Ekor mata Jihoon sedikit melirik kearah Yena, yang ternyata sedang terlelap. Matanya tertutup membuatnya seperti anak bayi yang tertidur.
Jihoon mematikan mesin mobil, ia mengambil selimut hangat yang ada di kursi penumpang belakang, lalu ia menyelimuti Yena hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave ME •Yena-Jihoon•
Romansa- jangan menitipkan salam pada Laut, pantai, senja, kopi, awan, matahari, bulan, bintang. Untuk apa? Hati bisa menyampaikannya. - - Tuhan menciptakan wanita dan pria untuk saling melengkapi, mau tau kenapa? Karena tidak semua persamaan itu...