Gegara ena-ena

11.1K 1.7K 170
                                    

Yang lagi capek dan mulai main2 sama hape, tunjuk tangan!

Oke, Yemima dan Toby indahaus, mau nemenin kalian bersiap untuk istirahat.

Cekidot.

********
Yemima duduk sambil menggerogoti wortel dan memperhatikan dengan saksama bagaimana Toby menarik-narik adonan terigu hingga pecah dan berubah menjadi mi. Diamatinya otot-otot yang bertonjolan di lengan Toby, lalu tanpa sadar menjilat bibirnya.

"Toby, gimana ceritanya kamu bisa kurus gini?" tanyanya sambil menerawang. Mulutnya masih terus mengunyah.

Toby meliriknya dan terkekeh-kekeh. "Cuma kamu yang bilang aku kurus, lho, Mim. Orang lain bilang aku kekar," sahutnya. "Aku harus kerja keras di Paris, kuliah sambil bantu-bantu di kebun sayurnya Kungkung. Kadang angkat karung kentang sampai berkilo-kilo bareng karyawannya. Jadi ... yah, lemakku meleleh semua kayaknya."

Yemima mengangguk-angguk. "Oh. Berubah jadi otot ya, Toby?"

"He'eh."

"Toby...."

"Ya?"

"Menurut kamu, kenapa di novel dan cerita Wattpad otot keras itu suka dibilang roti sobek, ya? Kan nyobeknya susah? Aneh gak, sih?"

Toby mengerutkan kening. "Uhm ... Wattpad itu apa, Mim?"

Yemima memutar matanya. "Astaga, Toby! Mainnya kurang jauh, ah! Wattpad itu aplikasi yang memuat banyak cerita gratisan. Kalo gajiku habis buat beli barang-barang lab dan enggak cukup buat beli novel baru, biasanya aku lari ke Wattpad. Lumayan buat ngisi waktu."

"Oh. Ceritanya bagus-bagus?"

"Lumayan, ada yang bagus, tapi banyak juga yang aneh. Hehehe. Aku tuh paling bingung sama istilahnya yang suka gimana, gitu, dan banyak bertebaran di situ. Ada bodi roti sobeklah, ena-enalah. Pertama, otot itu kan keras, gimana nyobeknya coba? Kalo mau pake istilah yang cocok sedikit kenapa, sih? Bodi kasur kapuk, nah, lebih cocok, kan? Grenjel-grenjel goal-geol gitu, dan susah disobek.

"Terus istilah ena-ena, tuh. Kalo kamu denger kata ena-ena, bayanginnya apa, Toby? Makanan, kan? Aku bayanginnya ena-ena tuh mi goreng seafood, bakmi siram, bubur ayam pake tongcai. Lah ... kenapa artinya beda banget kalo di Wattpad?"

"Memang artinya di Wattpad apa, Mim?"

Yemima mengerjap beberapa saat, lalu bangkit dari kursinya dan mendekatkan mulutnya ke telinga Toby.

"Ena-ena itu artinya koitus atau persetubuhan, atau hubungan badan, atau disebut juga sanggama, Toby," bisiknya.

Toby spontan mundur dengan wajah merah padam. "Astaga, Mim!"

Yemima menggerakkan telunjuknya. "Nah ... itu dia. Jauh banget kan artinya sama bayangan kita?"

Toby berdeham. "Aku malah enggak bayangin apa-apa sampai kamu kasih tahu artinya barusan."

"Oh ya?"

"Ck! Udah, ah! Aku malu ngomonginnya, Mim."

Yemima langsung mengerucutkan bibirnya. "Toby, mah, kamu kan lama tinggal di luar negeri, masak denger gitu aja malu?"

"Malu, lah." Toby berkeras.

"Beuh!" Yemima menelusuri tubuh kekar Toby yang terbungkus kaus putih dan kemeja kotak-kotak.
"Eh, Toby, buka baju, dong. Mau lihat pemandangan erotis, nih, gara-gara ngomongin ena-ena."

Tawa Toby pecah berderai. Diketuknya dahi Yemima dengan telunjuknya yang berlumur tepung. "Mesum!"

"Idih, Toby. Aku kan cuma kepengen lihat, investasiku nanti bodong atau nguntungin."

"Kenapa malah nyasar ke investasi?"

"Lho? Pernikahan itu kan investasi, Toby. Seumur hidup! Aku kan udah jelas cantik sempurna tiada tara, Toby beruntung banget kan dapet aku? Nah ... aku juga pengen merasa yakin, aku beruntung juga enggak dapet Toby?"

Kembali Toby tertawa geli. "Ampun deh, Mim. Narsis banget tau, enggak? Uhm ... aku rasa kamu juga beruntung dapet aku. Siapa yang paling ngerti kamu dibanding aku, hm?"

Yemima berpikir sejenak. "Iya, sih. Emang gak ada yang bisa ngerti aku kayak kamu. Orang lain tuh sukanya nyalah-nyalahin aku, bilang aku jail, bandel, biang onar. Padahal ... aku kan cuma lincah. Iya, kan, Toby?"

Toby cengengesan. "Iya, deh."

Yemima memiringkan kepala. "Toby ... aku serius loh, minta kamu buka baju."

Toby langsung berdecak. "Enggak boleh, Mim. Nanti keringatku jatuh ke adonan, kan jorok?"

"Oh ... iya, ya?" Yemima bangkit dari kursinya. "Aku ke depan, ya, Toby. Mau bantuin Tante bersih-bersih."

"Eh ... enggak usah, sudah ada yang bantu-bantu. Kamu di sini aja. Sebentar lagi aku selesai, kok. Habis ini kita jalan."

Yemima membulatkan bibir. "Oh ... oke." Diraihnya wortel lain yang memang disediakan Toby untuknya, dan mulai mengunyah.

Toby meliriknya dan tersenyum sendiri, membayangkan seekor kelinci lucu sedang makan. Cepat-cepat diusirnya pikiran iseng itu sebelum ketahuan Yemima.

Mi buatan Toby sudah selesai, dan disimpannya untuk besok ke dalam penyimpanan khusus. Toby pun mencuci tangannya dan memandang Yemima.

"Aku mandi sebentar, ya, Mim? Banyak kena tepung, nih."

Yemima mengangguk sambil menikmati wortelnya. Dia melirik Toby yang menaiki tangga menuju tempat pribadinya di lantai tiga warung mi.

Bangkit dari kursinya Yemima berjingkat mengikuti. Dilihatnya Toby sedang mengambil baju ganti di lemari, lalu mencopot kemeja dan kausnya yang basah karena keringat. Tubuhnya yang berotot dan basah berkilat tertimpa sinar lampu.

Beberapa saat Yemima ternganga, sampai akhirnya liur menetes dari sudut mulutnya.

"Ih, Toby. Kasur kapuknya berjendol banget, bikin aku mupeng," komentarnya.

Toby menoleh dengan kaget. "Astaga, Mim!"

Tamat.

Ada kecebong juga ada kodok
Jangan bengong aja dong di pojok

Maacih

Winny
Tajurhalang Bogor 23/8/19

Yemima & TobyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang