Innoncent Friends 12

3.6K 197 22
                                    

Jimin mulai membersihkan sisa-sisa peperangan semalam, lalu jimin mengingat kejadian dia bersama jungkook.

'Jimin, kau bodoh? Kenapa hanya masalah kecil saja bisa membuat kau lepas kendali? Bukankah taehyung sudah menjelaskan kalau omongan jungkook hanya bercanda? Lalu kenapa kau marah dan menyuruh jungkook pergi dan melakukan hal itu dengan taehyung?' Jimin bertanya jawab dengan dirinya sendiri, dia merasa saat ini sangatlah bodoh.

"Jimin, apa yang sedang kau pikirkan? Kenapa kau melamun? Aku sudah mandi, kau pergilah mandi juga." Taehyung datang sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"A-ah tidak, aku hanya memikirkan bagaimana membersihkan kekacauan ini tanpa ketahuan hahaha." Jimin melanjutkan membersihkan sprei dengan banyak bercak noda.

"Mau aku bantu? Aku lanjutkan sisanya dan kau pergilah mandi sebelum orang tuamu datang." Taehyung mulai mengambil alih.

"Terimakasih taehyungie, aku akan pergi mandi dan juga uhm . . maaf." Jimin langsung menyambar handuk di lemari dan masuk kamar mandi.

'Kenapa dia meminta maaf?' Taehyung menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

-----

Ting . . Tong . . Ting . . Tong . .

"Taehyungie, bisakah kau membukakan pintunya? Aku pikir itu orang tuaku." Jimin berteriak dari dalam kamar dan naik ke atas tempat tidur menyelimuti dirinya sampai leher.

"Ah . . H-hallo paman dan bibi."

"Oh maaf, apakah saya salah rumah? Tapi yang saya ingat rumah ini masih milik suami saya." Ny. Park bingung ketika mendapati yang membuka pintu bukanlah anak kesayangannya.

"Anu bibi . . aku kim taehyung, teman sekelas jimin, jimin sedikit demam dan tidak masuk sekolah jadi aku membantu merawatnya." Tentu saja sakit adalah alasan untuk mereka, tapi bukan hanya sebuah alasan karena di bagian tertentu jimin memang merasakan sakit dan lecet.

"Kamu teman sekolah jimin? Kamu lumayan tampan"

"Terimakasih paman atas pujiannya. Paman, bibi, jimin sedang berbaring di kamar apakah kalian ingin melihatnya?"

"Kami akan mengeceknya sebentar lalu membiarkannya istirahat." Tuan park dan nyonya park menemui anak kesayangannya itu.

"Jiminie sayang, kenapa kamu begitu pucat? Kamu tidak ingin pergi ke dokter?" Nyonya park mengecek kening jimin.

"Tidak usah eomma, jimin tidak apa-apa. Eomma dan appa tidak usah khawatir, jimin sudah lebih baik karena taehyung merawat jimin." Jimin berusaha terlihat lemas saat ini.

"Kau serius?"

"Iya appa, jiminkan anak yang kuat. Appa lupa?" Jimin membelakan matanya yang sipit itu dan menunjukan otot-otot lembeknya.

"Hahaha baiklah. Appa dan eomma mau istirahat dulu, kau kalau ada yang di inginkan bicaralah dan untuk beberapa hari tidak usah masuk sekolah dulu."

"Ne appa ne . . jimin bukan anak kecil lagi."

"Jiminie sayang, jangan lupa untuk memberi makan temanmu di luar, sepertinya dia teman yang baik. Eomma sedikit lega kamu mempunyai teman baru yang baik, siapa nama temanmu? Taeying? Taebing? Eomma lupa."

"Taehyung eomma"

"Ahh iya taehyung," nyonya park menjentikan jarinya. "Baiklah istirahat yang cukup sayang." Nyonya park mencium kening jimin.

Taehyung yang menunggu di luar kamar jimin terkejut ketika tuan park dan nyonya park keluar.

"A-ah hallo paman dan bibi." Taehyung membungkuk 90 derajat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Innocent FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang