" Aku harus apa? Saat dirimu saja menolak hadirku. Aku mencoba untuk bisa masuk dalam hidupmu, dalam kisahmu. Namun aku tak bisa, terlalu sulit bagiku."
" Kita jelas sangat berbeda. Kamu dengan dunia mu sendiri. Sedang aku dengan diam mengagumimu. Terlalu sulit untuk aku gapai. Kau terlalu sempurna untuk aku yang biasa. Aku harus apa untuk bisa meraihmu? Meraih cintamu? Aku harus apa??."
" Seringkali aku merasa semua perasaanku percuma. Jelas saja percuma, untuk apa aku mencintaimu yang bahkan kau pun tak mengetahui itu. Kau tau namaku. Namun tidak dengan perasaanku. Aku bisa selama apapun memendam rasa ini, menyimpan rasa cinta padamu. Namun, aku tak pernah bisa menahan gejolak api cemburu yang memenuhi hatiku. Aku diam, namun tidak dengan ekspresi wajahku serta mataku. Mataku bicara bahwa aku cemburu. Namun sekali lagi, aku bisa apa? Bahkan kau pun tak pernah peduli untuk itu. Sakitku, lukaku, tangisku, cemburuku, apa kau peduli? Tidak sama sekali. Aku harus apa agar bisa mendapatkan perhatian serta hatimu? Aku ingin berhenti, namun hatiku menolak. Menolak untuk berhenti mencintaimu."
" Ku tahu, aku bodoh. Jelas saja, untuk apa aku terus menanti kamu memahami rasaku? Hanya perempuan bodoh yang terus mengharapkan cinta lelaki sepertimu yang bahkan kau pun jelas sangat abai. Dan ya, perempuan bodoh itu aku."
" Aku harus apa? Haruskah aku berubah menjadi orang lain agar kau melirikku? Ku rasa percuma. Bagaimanapun aku berubah untuk dapat sedikit perhatianmu, tentu saja kau akan tetap abai. Beritahu aku apa yang harus ku lakukan, aku sudah lelah menyimpannya. Aku lelah terus diam dengan rasa ini. Aku lelah. Beritahu aku apa yang harus ku lakukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Rasa
PoesiaSajak rasa dalam hati. Lembar kisah yang selalu berisi tentangnya. Ku tuangkan segala rasa dan asa ku tentang kamu. Tentang rasa ini.