"Mentari pagi itu mulai menunjukkan dirinya.
Menghangatkan tubuh yang sempat menggigil.
Menatap indahnya.
Seketika aku tersadar, bahwa waktu telah memanggil.""Ku telusuri jalan untuk mencapai tujuanku.
Rumah pendidikan.
Tanpa sengaja aku melihat sosokmu.
Terasa asing dalam pandangan.
Langkah kakiku seakan ingin mendekatimu.
Namun ku urungkan.""Tersadar, kulihat langkah kakimu kian mendekat. Ku tatap sosokmu. Kau semakin dekat. Ku tundukan pandanganku, sampai tersadar kau telah jauh melewati tempatku."
"Pertemuan tak sengaja itu. Sungguh membekas dalam ingatanku. Mengagumimu tanpa tau kenapa. Ku rasa damai saat melihatmu. Pahatan yang begitu sempurna. Tersadar dari lamunanku tentangmu. Aish, apa yang ku fikirkan? Astaga, pertemuan denganmu begitu membekas dalam ingatanku. Terekam jelas bagaimana wajahmu, tegapnya tubuhmu, dan bagaimana kau berjalan."
" Tapi sepertinya, aku melupakan sesuatu. Ya, aku tak tahu namamu. Siapa kamu? Aku tak tahu. Ah bodohnya aku."
" Hari terus berganti. Sampailah aku pada pertemuan yang sama. Aku berharap bisa menemukanmu. Ku lewati lorong-lorong bangunan ini. Sampai pada lorong itu kutemukan kamu. Kamu yang mengusik hari, pikiran dan hatiku. Ku teruskan langkahku, sampai aku berhenti karna kini aku tahu namamu, saat tiba-tiba seseorang memanggilmu."
" Gugup. Aku begitu gugup saat kau membalikkan badanmu. Kau tepat di depanku. Rasanya ingin sekali berkenalan denganmu. Namun kembali ku urungkan niatku."
" Senyum. Sungguh aku sepeti terhipnotis oleh senyummu. Kau tersenyum. Apakah senyum itu ditujukan padaku? Ah, percaya diri sekali aku. Mengkhayal saja, dasar aku. Namun, aku tersadar saat kau menepuk pundakku. Ku terbitkan senyumku walau ragu. Kau menyapaku? Bertanya siapa namaku? Mimpi apa aku. Namun, aku kembali sadar, ini bukan mimpi, ini kenyataan. Oh Tuhan, terimakasih, aku sungguh bahagia hari ini."
" Selepas perkenalan itu, memang ku rasa ada suatu perubahan diantara kita. Seakan dekat. Namun hanya perasaanku saja. Tak ingin terlalu berharap. Tapi aku sungguh bahagia walau hanya mengenalmu saja."
" Mengenalmu adalah suatu hal terindah dalam hidupku. Semoga Tuhan tak hanya menakdirkan kita untuk bertemu dan saling mengenal saja. Karena aku berharap, semoga Tuhan juga menyatukan kita dengan cinta-Nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Rasa
ŞiirSajak rasa dalam hati. Lembar kisah yang selalu berisi tentangnya. Ku tuangkan segala rasa dan asa ku tentang kamu. Tentang rasa ini.