Chapter 9

606 87 102
                                    

Happy Reading ....

Lebih suka kalian spam komen dari pada vote ehe:') tapi lebih bagus kalau dua duanya ehe. 😂💕

Scroll buruan!





Awali harimu dengan senyuman, sebab itu akan membuat orang sekitarmu merasa bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awali harimu dengan senyuman, sebab itu akan membuat orang sekitarmu merasa bahagia ....
😄😂😁

Ingin rasanya melukis wajahnya di antara sinar bintang - bintang malam. Agar semua orang melihat pesonannya.
Hahaha😂😁

Happy Reading ....
==00==

Terkadang menghagai seseorang itu perlu sekali ....

Aku berjalan sambil memegangi perutku yang sedikit nyeri. Tapi tak apa aku baik -baik saja. Sesampainya di kedai mie, pak Eko melihatku jalan dengan memegang perutku dan bertanya:

"Loh Vit kenapa dengan perutmu, kamu berantem?" Ucapnya sambil menyiapkan barang dagangannya.
"Tidak apa-apa pak, aku baik - baik saja."
"Ini kompres perutmu dengan es batu agar lukamu itu bisa sedikit mereda cara itu di yakini bisa menghilangkan rasa nyeri di perutmu itu." ( Sambil mengambilkan es batu dan handuk).
"Terimakasih Pak."

Ia sangat baik sekali padaku ia sudah menganggap aku seperti anaknya sendiri. Dan aku juga sudah menganggap ia seperti ayahku sendiri. Saat ini pak Eko tinggal bersama istrinya di Semarang karena anak - anaknya yang sudah berkeluarga dan pergi jauh merantau ke Jakarta. Seperti yang aku tau ia seorang lelaki paruh baya berusia 62 tahun ia masi berjualan bakmi karena untuk biaya makan tentunya dan pengobatan istrinya yang mengidap penyakit Stroke setahun belakangan ini.

Heum sedih memang, miris? apalagi tapi seperti yang aku lihat ia tidak pernah sama sekali mengeluh apalagi marah. Entah terbuat dari apa hati seorang lelaki paruh baya ini. Aku salut sekali melihat kerja kerasnya.

Mari pak saya bantu menyiapkan mie dan bahan - bahan lainnya.

Uhuk ... Uhuk ... Uhuk ....

Suara batuk itu sering kali terdengar aku ingin menanyakan, Apakah bapak sakit? Apakah ingin aku belikan obat? Tapi aku sudah tau apa jawabannya " Tidak apa - apa, jangan khawatir." Benakku selalu berpikir seperti itu, heum aku tetap melanjutkan menyiapkan barang dagangan.

" Pak mie ayam satu."

" Pak mie ayam dua."

" Pesen satu pak." ucap para pembeli yang mulai berdatangan.

Aku mengantarkan mangkok mie ayam kepada para pembeli yang sudah mulai ramai berdatangan memenuhi kursi - kursi yang tadinya kosong.

Hari semakin siang pengunjung semakin ramai berdatangan, untuk makan siang tentunya. Satu persatu aku layani dengan terkekeh sambil memegangi perutku sesekali.

"Ini mba pesenannya, satu ga pakai sayur, satunya menu komplit." ucapku, sambil menaruh mangkok mie ayam itu di atas meja.

"Terimakasih, mas." ucap pelanggan, sambil mengagungkan kepala menandakan pesenan yang aku bawa itu benar.

Hari semakin sore saatnya untuk menutup kedai, barang dagangan hari ini habis tak tersisa.

Allhamdulillah ....

"Vit hari ini waktunya kamu gajian kan? Ini gaji kamu selama sebulan bekerja." Pak Eko memberikan beberapa uang seratus ribuaan.

"Allhamdulillah, terimakasih Pak."

"Iya, sama - sama."

Aku bergegas pulang, aku berjalan menyebrang untuk menunggu metromini. Hingga metromininya datang, akupun  langsung duduk di bagian belakang dekat jendela tentunya.

Awan hitam kembali menghiasi langit biru. Akhirnya kau sebentar lagi akan datang lama sekali kita tidak bertemu wahai hujan.
Apakah kau tau apa yang aku rasakan saat ini wahai hujan? Tentu saja kau tidak tau, baiklah nanti akan aku ceritakan saat kau turun nanti...

Aku kembali memasang aerphone mendengarkan lagu - lagu sederhana yang tidak banyak mengandung unsur percintaan. Beberapa lama kemudian sampai sudah di dekat halte bus dekat rumahku, aku bergegas turun senelum hujan kembali membasahiku.

Aku turun dan memasuki rumah, dan aku kembali melihat ayahku tengah duduk di sofa sambil menonton acara kesukaannya tentunya.

"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumsalam, udah pulang Vit? "
"Udah yah."
"Ada apa dengan perutmu? Kenapa kamu memeganginya?"
Sotak saja aku langsung melepaskan tanganku dari perutku ini sebelum Ayah curiga.
"Tidak apa - apa yah, hanya lapar saja. "
"Ouh seperti itu, makan sana, masi ada sisa makanan tadi pagi di dapur kan?"
"Iya yah siyap ..."

Aku berjalan menuju kamar mengganti bajuku yang sudah penuh dengan keringat ini.
Kemudian aku membuka jendela kamarku agar semua angin masuk dan kembali duduk di meja belajarku mendengarkan musik di ipod tua milikku.

Sedikit kisah mengenai ipod tua ini, ia merupakan salah satu barang milik Alm. Mamahku, ia memberikan ini padaku waktu aku masi kecil sekitar umur 12 tahun, mamahku sangat suka sekali mendengarkan musik katanya ia merasa hidupnya menjadi damai dan aku juga merasakan itu hingga saat ini. Beban di hidupku bisa sedikit berkurang.
Hingga akhirnya, Mamah sakit hingga ia panggil untuk menghadap sang 'ilahi. Hatiku hancur sekali pada waktu itu terasa hidupku seperti tidak ada artinya lagi. Begitu juga dengan ayahku dia hingga seperti orang depresi beberapa saat di tinggal oleh mamah.

Hancur hati ini, hancur badan ini, dan hancur kehidupan ini. Tiada artinya hidup ini. Itu yang selalu ayah ucapkan saat mamah sudah tiada. 

Hampir setiap pekan Ayahku mengunjungi makam mamah membawakan bunga segar untuk ditaruh disana dan mencabuti rumput - rumput yang panjang. Dan tentu saja untuk melepas kerinduan bersama mamah.

Hiks ... Hiks ... hiks ...

Hujan tiba - tiba saja turun mengguyur jalanan di luar sana. Dan air mataku pun ikut terjatuh di pipiku. Entah hanya kebetulan atau tidak lagi - lagi hujan seolah mengetahui apa yang aku rasakan.

Aku melepas aerphone dan mematikan lagu tersebut dan menyimpannya di lemari meja belajarku. Sambil aku mengusap air mata di pipiku ini. Hariku ini sangat menyedihkan saat mengingat kembali sosok Alm. Mamahku Wulan, mengingat senyum indah dan manisnya, perlakuannya yang sangat lembut padaku dan tutur bicaranya yang membuatku sangat rindu padanya.

Sudah cukup kamu jangan menangis seperti itu mamah sudah bahagia disurga...
Ucapku menguatkan batin yang lemah ini.
Aamiin....

                            To be continued
                                          =
                                          =
                                          =

Assalamu'alaikum temen - temen. 💕
Apa kabar? Baik? Sama aku juga ehe 😊
Ada yang sedih? Terharu? Atau gimana?
Sini peluk uwuh 😂😳
Semoga kalian suka yah ....
Maaf baru update 🌻💚
Happy 7k readres maaaciw ....
Luv you all ....

Gimana chapternya kurang panjang? Next deh buat yang lebih panjang!

Sedih banget yah chap ini? 😐:(

Next....

MELODY RAIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang