Hampa

294 79 0
                                    

Weekeed, hari yang paling dinanti setiap orang termasuk juga diriku. Hari dimana orang-orang bisa melepas pikiran dari mumetnya perkerjaan. Hari di mana menghilangkan semua beban pikiran tentang pekerjaan.

Tuhan hilangkanlah juga pemikiran jelek tentang Mario di otakku.

Semoga hariku sabtu dan minggu terus Tuhan.

**

"Kamu ada yang mau diceritain?"

Besok Mario libur bekerja, pertanyaan yang aku ucapkan paling tidak akan mendapat sedikit jawaban. Karena di malam minggu Mario biasanya akan bercerita, akan mengajakku berkomunikasi. Walau hanya sebentar tapi tidak mengapa, semoga akan menjadi awal yang baik untuk jalannya hubungan kami.

Kembali pada Mario, mendengar pertanyaanku kali ini senyumnya sedikit lebar, muka cuek itu sedikit menghilang.

"Aku kayaknya nggak ada, kamu ada yang mau diceritain ke aku?"

Ya paling tidak jawaban itu sedikit membuatku lega, dalam artian dia ingin mendengar cerita atau keluh kesahku.

"Kamu duluan, ntar aku cerita."

"Aku nggak ada sayang, atau kamu ada yang mau diceritain ke aku?"

Senyumku mengambang mendengar panggilan itu. 'sayang' sudah berapa lama panggilan itu hilang dari pendengaranku?

"Aku nggak ada juga kayaknya, kamu aja yang cerita ke aku." Kucoba lagi pancing dengan pertanyaan supaya ia mau bercerita.

"Cerita tentang apa ya?"

"Apa aja, aku dengerin."

Mario terdiam sejenak. Kemudian setelahnya ia bercerita tentang keluarganya, sesekali aku bertanya dan ia pun menjawab. Walau ceritanya singkat. Namun Aku merasa cukup, setidaknya ada komunikasi di antara kami.

"Mas, kamu pernah dengar imam Syafi'i pernah berkata, seandainya seseorang itu tidak tertarik dengan kita, maka tinggalkanlah dia." ntah mengapa aku tiba-tiba bertanya seperti ini.

Mendengar pertanyaanku, Kaptenku terdiam. Kemudian menjawab. "Belum pernah dengar kayaknya."

Aku mengangguk. "Kalau gitu seandainya nanti kamu minta aku buat pergi, kamu bilang yah?"

Mario kembali terdiam mendengar ucapanku. "Kenapa bilang gitu?"

"Aku nggak pa-pa, cuman kepengen bilang aja, aku nggak mau nyakitin, aku cuman nggak mau jadi beban. Seandainya kamu udah nggak cinta dan minta aku buat pergi, aku nggak akan maksa buat bertahan, aku pasti pergi."

Seandainya kamu tahu Kapten. Pergi bukan berarti aku ikhlas ingin benar-benar pergi.

"Aku cuma nggak mau maksa," sambungku berucap.

Mario terdiam, kemudian membawa diriku ke dalam dekapannya.

"Aku masih ingin berjalan, ntah ... walau kita tidak tahu akhir kisahnya akan seperti apa."

Aku hanya diam mendengarkan. Rasanya sangat sakit. Mengapa kamu membuatku terikat, membawaku berlayar tanpa memberi tahu kemana tujuan berlayar.

Perhatian dan kasih sayang yang kamu berikan padaku, seandainya kamu mau tahu, ini terasa hampa.

Satu pesanku kapten! Tolong tekadkan hati dan pendirianmu, tolong jangan mudah tergoyah hanya karena keadaan.

Nahkodaku √ ||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang