Nahkodaku ||End

92 17 5
                                    

Mario tidak ingatkah tentang teoriku mencari bunga mawar di taman yang pernah aku ceritakan? Disaat aku sudah menemukan yang cantik, maka aku tidak akan berjalan ke depan untuk mencari yang lebih cantik dan aku merasa kamu adalah bunga mawar itu. Sekuntum bunga cantik untuk yang permata dan terakhir. Namun ternyata kamu adalah sekuntum bunga yang salah.

Tapi bolehkah aku bertanya? Aku yang salah dalam mengambil bunga, atau ternyata selama ini kamu memang bukan bunga yang ingin kumiliki?

Andai kamu tahu.

Sekian lamanya aku tidak melabuhkan rasa cinta, kemudian saat melabuhkan di situ aku dikecewakan. Ntah mengapa disaat salah melabuhkan rasa cinta, maka disaat itu pula hati ini seakan tidak ingin lagi membagi atau melabuhkan rasa cinta. Cukuplah rasa cintaku hanya untuk Allah dan Rasulullah kemudian untuk keluargaku. Aku tidak ingin cepat lagi memulai, aku takut kembali salah dalam melangkah.

**

Satu bulan berlalu setelah Mario meminta perpisahan, akhirnya kami benar-benar berpisah. Biar aku beritahu, sejujurnya perpisahan ini ntah mengapa sudah kuduga akan terjadi, mungkin karena kami memang berbeda dan kini perpisahan itu sudah benar-benar terjadi.

Kini aku diam merenung, teringat dengan satu kisah yang pernah aku dengar.

Tentang kisah seorang sahabat Rasulullah Sayyidina Abizar Alghifari ketika hartanya dicuri, ada maling yang masuk ke dalam rumahnya. Sabahat tabiin di jaman itu gampar. Seorang sahabat berkata, "siapa orang yang berani kurang ajar masuk ke dalam rumah Abizar Alghifari? Cari itu maling!" Mereka semua dalam keadaan marah. Kemudian salah seorang sahabat bertanya pada Abizar. " Ya Abizar bagaimana itu tentang orang yang mencuri?!"

Kata Abizar, "Kenapa?"

"Tidak, maksudku harus diapakan pencurinya?" Sahabat bertanya lagi. Namun jawaban Abizar sungguh mulia sekali. "Kalau dia mencuri karena butuh, semoga hasil curiannya diberkahi oleh Allah. Kalau dia mencuri karena kekurang ajaran, karena sudah menjadi kebiasaannya, mudah-mudahan Allah jadikan dengan harta tersebut sebab dia jadi taubat kepada Allah." Sungguh sangat mulia jawaban Abizar tidak ada kalimat emosi yang diucapkannya.

Dari kisah ini mengajarkan bahwa kelembutan kalau ada pada sesuatu, maka kelembutan itu akan menjadikan sesuatu itu indah. Tapi kalau ada sesuatu tidak ada kelembutannya, atau kita menanggapinya dengan emosi, dengan marah tidak ada kasih sayang, tidak ada ulfah (persahabatan), maka sesuatu itu menjadi buruk walaupun aslinya baik. Kisah ini mengajarkan kita untuk menjadi seorang muslim dan muslimah yang baik.

Mengambil hikmah dari kisah Abizar, untuk kisahku dan Mario. Setelah semua yang terjadi, perpisahan yang sudah terjadi di antara kami bukan berarti aku harus menyimpan rasa benci yang dapat memecah rasa cinta, rasa persaudaraan dan kasih sayang padanya. Aku akan tetap menanamkan rasa cinta sebagai sahabat dan saudara sesama muslim, untuk menjadi muslimah yang baik.

Walau sisi egois dan pikiran jelek kadang terlintas. Mario, seandainya perpisahan ini untuk kebaikanmu dengan tidak adanya diriku di sampingmu bisa membuatmu bahagia. Semoga kamu mendapat kebahagia itu.

Namun jika karena ada hal lain yang merendahkanku, aku ikhlas Mario. Semoga ini adalah kebaikan untuk diriku dan dirimu.

Semua yang telah terjadi memang membuatku merasa kehilangan dan mendapat kesedian. Namun ingatkan aku, bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah karena atas izin Allah. Maka aku akan menata hati untuk lebih ikhlas.

Kalimat yang pernah aku dengar. "Sesuatu menjauh agar sesuatu yang lebih indah mendekat. Maka janganlah bersedih."

Terima kasih Mario, terima kasih telah hadir dalam hidupku. Terima kasih sudah mengisi kekosongan hatiku. Terima kasih telah mendengar cerita dan semua keluh kesahku.

Mario, kamu orang yang baik. Baik sekali. Sudah memberiku motivasi untuk terus melangkah. Walau perpisahan adalah akhir dari kisah kita. Kuharap kita sama-sama tidak pernah menyesalinya.

Ingat kataku, aku tidak akan pernah memaksa untuk terus bertahan. Kutetap menghargai semua keputusanmu.

Akhir dari kisah kita. Semoga perjalanan kita masih panjang, kamu dengan kapalmu dan aku dengan kapalku.

Semoga kamu mendapatkan pelabuhan yang terbaik untuk berlabuh. Dan aku pun pasti akan kembali berlayar untuk mencari pelabuhan terbaikku.

Terima kasih, untuk semua hal yang telah kau beri. Seorang nahkoda terbaik yang penah aku kenal.

Terima kasih orang baik.

Terima kasih.
Nahkodaku.

END!

Nahkodaku √ ||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang