AWAL PERTEMUAN

261 37 6
                                    

"WOY!! BANGUN!! LO KlRA NIH, BANGKU HALTE PUNYA LO, APA?!"

Seorang namja terbangun kala telinganya mendengar suara sumpah serapah dari orang - orang yang menunggu bus pagi datang.

Namja itu hanya menampakkan muka memelas karena ia diusir dari sini, lagi.

"PERGI LO, GEMBEL!!" Penumpang yang tidak sabar dengan tidak berperasaan kemudian mendorong tubuh mungil namja itu hingga tersungkur di lantai dingin halte bis.

Orang-orang di sana tidak ada yang mau menolong. Mereka hanya tertawa dan menampakkan muka mencemooh tentang betapa menyedihkannya hidup namja itu.

Namja itu akhirnya pergi. Ia sangat ingin menyuarakan kata hatinya. Mengapa orang yang patut dikasihani seperti dirinya malah ditindas oleh orang-orang yang lebih berkuasa darinya.

Namun hal itu hanyalah impian. Ia bahkan tak mempunyai suara untuk tertawa, menangis, berteriak, bahkan berbicara.

Karena itulah ia sejak kecil dibuang oleh orang tuanya disebabkan mereka malu mempunyai anak gagu seperti dirinya.

Saat ia tengah menghindar dari orang yang ingin menindasnya, ia tak sengaja melihat sebuah SMA tak jauh dari tempatnya berdiri.

Betapa ingin ia bersekolah seperti anak-anak normal pada umumnya. Air matanga menetes.

Kenapa mereka melahirkanku dengan keadaan seperti ini. Aku juga tidak mau dilahirkan dengan keadaan seperti ini. Kenapa mereka malah membuangku seakan akh tidak pernah ada dikehidupan mereka. Kenapa?!.

Batinnya berontak. Ia terduduk di jalanan sambil menangis tanpa suara.

Tanpa sadar, seorang yeoja tengah menatapnya datar dengan tatapan datarnya.

Tadinya yeoja itu ingin berangkat sekolah bersama temannya yang ternyata dengan laknatnya meninggalkannya karena dirinya terlambat bangun pagi.

Sebenarnya yeoja itu tak peduli bahkan risih dengan keberadaan namja itu di sana. Akan tetapi, saat melihat seseorang mengendap-endap seperti ingin menangkapnya, tanpa sadar dirinya reflek menarik tangan namja itu.

" LARI!!!" Teriaknya ketika tangannya berhasil memegang tangan namja itu.

Dan beginilah akhirnya, mereka tiba di sebuah kafe dengan pakaian yang basah oleh keringat.

Suasana canggung menghampiri mereka selama beberapa saat. Akhirnya karena merasa risih dengan suasana ini, yeoja itu berniat memulai percakapan.

"Hai, gue Lalisa Manoban, siapa nama lo?" Kata yeoja itu sambil mengulurkan tangannya.

Namja itu tidak bergeming. Ia hanya menatap penuh heran kepada yeoja di hadapannya sambil menggelengkan kepalanya heran.

"Kok lu nggak jawab pertanyaan gue, sih? Lo gagu ya?" Kata Lisa asal.

Namja itu mengangguk ragu.

Lisa yang melihat itu langsung terkejut. Oh hello...ia hanya berniat untuk bercanda...dia kira namja itu akan berteriak kesal sambil berkata mengapa dia dikatakan gagu?!

Eh, lu bener-bener gagu?!"

Ekhhemm, maksud gue, lo punya nama?" Kata Lisa.

Namja itu mengangguk.

"Siapa?!" Kata Lisa tidak sabar.

Namja itu menggerakkan bibirnya seakan ingin mengatakan sesuatu.

Lisa yang paling nggak bisa ngerti gituan hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gue nggak ngerti. Lo tulis aja, deh."

Namja itu menggeleng.

Lisa yang kesal hanya memberikan buku dan pulpen kepada namja itu.

Namja itu hanya mengerutkan alisnya tidak paham

Oke. Lisa benar-benar berada di level super nggak peka. Ia lalu memberikan buku dan pulpen itu di tangan namja itu dengan kasar.

Namja itu menyambut apa yang Lisa berikan.

1 detik....






2 detik...




3 detik...






"Pppfftt..HAHAHAHAHAHAHAHAHA!!! Sorry-sorry, gue nggak tau kalo lo nggak bisa nulis." Tawa Lisa.

Bagaimana tidak, cara memegang pulpen namja itu persis seperti anak TK yang baru diberikan alat tulis.

Namja itu hanya tersenyum malu.

Lisa tersenyum.

Kalau gitu, gue kasih nama lo, Jungkook. Bagus, kan?" Kata Lisa dengan ceria.

Namja itu mengangguk senang.

"Eh, lo tau, kan? Apa marga, lo?" Tanya Lisa lagi.

Jungkook mengangguk kemudian membentuk bibir seperti mengatakan "Choi".

Sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa Lisa tidak mengerti yang seperti itu.

Dengan rasa tidak bersalah, Lisa kemudian menetapkan nama depan untuk Jungkook.

"Gimana kalo, Jeon Jungkook. Omg, gue nggak tau kalau gue pinter bikin nama." Lisa tersenyum puas.

Walaupun Lisa salah menyebut namanya, ia sangat bahagia dapat ditolong oleh yeoja yang menurutnya seperti malaikat.

Lalisa Manoban.

***

Tbc.

Hay readersku yang suka Lizkook.. Ini kedua kalinya aku hadir dengan ff tentang Lizkook..yeey.. 😘💐🗼🗼

Semoga suka..dan vote and komen sebanyak banyaknya...

Thank you, Syukran, Gomawo, Arigato Gozaimasu, Dank, Crazie, Sisyie dan terima kasih yang sebanyak-banyaknya bagi yang udah mau voment..

Bye...

Salam hangat,

✌Atcan✌

UNPERFECT (Blackbangtan » Lizkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang