Gadis tadi melenggang santai keluar cafe dengan senyum yang senantiasa terpajang di wajahnya.
Sesekali gadis itu mengecek papan namanya kalau-kalau papan nama itu terbalik atau berdebu yang menyebabkan nama yang tertera di papan nama itu tak terlihat dan orang yang akan berbicara dengannya akan memanggilnya dengan sebutan Lisa.
Sungguh, membayangkan nama itu saja sudah membuat moodnya hancur, apalagi ketika ada orang yang menyebut nama itu. Bisa -bisa orang yang menyebut nama tadi langsung dibunuhnya.
"Huh..baru saja aku bangun aku harus menyelamatkan seseorang lagi. Padahal aku hari ini mau bersenang-senang." Kata gadis tadi.
Ia meraih smartphone dari tas Lisa seraya mengetikkan kata sandinya.
Tanpa sengaja, ia melihat foto seorang namja tampan di walpaper smartphone canggih itu.
"Hmm..ini rupanya namja yang diculik tadi, cukup tampan. Aku ingin memilikinya. Baiklah, kuputuskan untuk menyelamatkan mu daripada ke mall untuk menghabiskan uang 'ku' " Kata gadis itu kemudian lalu menuju ke arah mobil ferarry hitam milik Lisa dan mulai melajukannya.
"Apa aku harus menciptakan bom lempar dulu, ya? Atau pisau berkarat yang kupungut di jalan juga akan cukup berguna untuk membuat penculik itu mati secara mengenaskan." Gumamnya sambil membayangkan ekspresi namja tadi saat dia telah menyelamatkannya.
"Tunggu sebentar...." Katanya lalu mengerem mobil secara mendadak. Ia tak peduli dengan suara sumpah serapah dari mobil yang ada di belakangnya namun kemudian mengalah dan memarkirkan mobil nya ke pinggir jalan.
"Aku, kan tidak tahu dimana namja itu diculik?" Katanya setelah memarkirkan mobil nya di depan sebuah supermarket.
"Apa aku harus melacak CCTV kota untuk mencarinya?" "Tapi tak mungkin, aku juga tidak melihat plat nomor mobil tadi." Gumamnya
"Huh, dasar yeoja menyebalkan. Seandainya saja aku bangun lebih cepat." Katanya lagi
Kemudian sesuatu terlintas di pikirannya.
"Aha! Aku, kan punya teman.." Katanya lalu dengan smirk menyeramkan kembali melajukan mobilnya ke arah rumah seseorang.
***
"Aduh, Lisa baik-baik aja, kan? Mana telponnya kagak diangkat lagi. Aduh, Lis..angkat, dong." Entah sudah keberapa kalinya Jisoo mengucapkan kalimat itu.
Ia tambah khawatir karena saat kabur dari serangan tadi, Jisoo sempat melihat Lisa terjatuh sambil memegang kepalanya.
Baru saja ia ingin menolong Lisa, dirinya dengan cepat ditarik oleh Jennie tanpa dirinya sempat menolong Lisa.
Jennie dan Rosé yang sedari tadi melihat Jisoo mondar-mandir tak karuan juga mulai khawatir akan keadaan Lisa.
"Soo, udah tenang aja. Lisa mungkin masih sama Jungkook di jalan. Paling bentar lagi nyampe." Kata Jennie menenangkan Jisoo sekaligus menenangkan dirinya sendiri.
"Gimana gue nggak tenang?! tadi Lisa megangin kepalanya sambil jatoh, gue takut kalau sakitnya kumat lagi!!" Bentak Jisoo.
Sejenak suasana menjadi awkward sampai suara ketukan di pintu terdengar.
"Siapa?" Tanya Jisoo dari dalam
"Ini gue, Lisa." Sahut suara tadi.
JensooRosé yang mendengar sahutan tadi tambah gemetar.
"lni, kan dorm yang kita beli sama-sama. Otomatis password juga kita udah saling tahu. Kalau orang di luar ngejawab Lisa, berarti kemungkinannya ada 2..." Perkataan Jennie tergantung sejenak saking takutnya dengan pikiran negatif yang dari tadi menghantui kepalanya.
"Itu cuma orang iseng, atau..." Jisoo menelan ludah.
"Itu Lisa tapi bukan Lisa yang kita kenal." Sambung Rosé sambil mencicit pelan.
"Panpriya" Ujar mereka bersamaan dengan suara kecil.
Sementara itu, di luar, Panpriya sedang menunjukkan seringainya.
"Rupanya mereka sudah tahu. Sayang sekali, padahal aku mau mencoba berteman dengan mereka. Ck ck ck." Katanya
Kemudian ia kembali mengetuk pintu dengan agak keras.
"Bukain, dong. Kalau nggak gue dobrak nih, pintunya." Katanya
JensooRosé yang mendengar hal itu tambah takut. Kaki mereka sudah bergetar, airmata yang sudah jatuh entah dari kapan dan saling berpelukan satu sama lain.
"Gue hitung sampe 3, kalau kalian nggak buka juga, gue bakal bom nih pintu." Lanjut Panpriya.
"Gue takut, eon.." Kata Rosé.
Karena mendengar kata-kata Rosé yang menyayat hatinya, Jisoo mulai memberanikan dirinya lalu melangkah keluar menuju pintu.
"1..." Panpriya sudah mulai menghitung
"Eon...jangan pergi... Gue nggak mau lo terluka." Kata Jennie sambil memegang tangan Jisoo.
"2..."
"Gue nggak apa-apa, tenang aja." Kata Jisoo sambil tersenyum menenangkan
"WOY!! NGGAK USAH DRAMA NAPA?! GUE NGGAK BAKAL BUNUH KALIAN!! AWAS KALO LAMA, GUE BENERAN HANCURIN NIH, PlNTU!!" Panpriya sudah mulai mengamuk.
"Udah, dia nggak bakal bunuh gue." Kata Jisoo sambil memaksa Jennie melepaskan tangannya.
Setelah tangan Jennie terlepas, Jisoo mulai melangkah keluar dengan hati-hati.
Tangannya terulur mulai membuka pintu rumah yang tidak terkunci dari dalam itu.
Pintu terbuka dan menampakkan wajah Lisa yang memegang senjata, tapi Jisoo sangat yakin bahwa itu bukan Lisa.
"Ternyata mau buka, ya? Padahal aku mau menguji coba bom ku di pintu ini."
Jisoo hanya tersenyum sambil membatin.
Eomma, ssallijuseyo!!
Tbc.
***
!!PENTlNG!!
Jan di skip
Jadi, berhubung perpustakaan author ceritanya lagi pada hiatus semua, kalian boleh ngerekomendasiin story apa aja.
Genre apa aja.
Cerita kalian sendiri juga boleh😂😂
Sebagai sesama readers, ayo rekomendasi cerita favorit kalian...
Voment..
Bye,
Salam hangat,
✌Atcan✌
KAMU SEDANG MEMBACA
UNPERFECT (Blackbangtan » Lizkook)
Fiksi Penggemarlni tentang percintaan antara D.l.D yeoja dengan namja bisu Baca aja dulu... Maaf kalau gaje... Voment kalau cerita ada yang mau saran... Bye...