-...MENYELAMATKAN...

133 22 5
                                    

Tangisan Panpriya tidak berhenti meskipun ia telah berlari menjauh dari apartemen sahabat yang hanya 'mencintai' Lisa.

Kini ia telah berada di apartemen Lisa untuk menyiapkan strategi sambil sesekali menangis sesenggukan.

"Kenapa mereka sangat jahat padaku? Aku hanya mau berteman, aku juga membunuh untuk menyelamatkan mereka. Tapi kenapa mereka tidak pernah sekalipun menghargaiku..Hiks..." Monolog Panpriya sedih.

Tak lama setelah senjatanya jadi, Panpriya pun mengangkat senjatanya sambil menunjukkan seringai yang menakutkan.

"Kalau mereka tidak menghargaiku, akupun tidak akan menghargai mereka...aku akan menyelamatkan namja itu, kemudian akan membawanya pergi...sampai Lisa saja tak akan bisa menemuinya. Yang berarti adalah.. Aku akan mempertahankan diriku yang ini agar Lisa tidak dapat bangun..kkkkkkk..." Kikik Panpriya tertahan

Setelah membereskan senjata, Panpriya lalu memoleskan sedikit make up untuk menutupi wajah sembabnya.

Dengan smirk Panpriya melangkah dengan percaya diri menuju ke suatu tempat.

***

Yap. Sekarang Lisa berada di perusahaan CV. Stuxnet.

Perusahaan misterius ini bergerak di bidang teknologi untuk menciptakan produk elektronik ternama. Tapi sebenarnya perusahaan ini adalah sebuah perusahaan yang menampung hacker-hacker terbaik di dunia untuk dipekerjakan.

Dan...Panpriya adalah salah satunya. Suatu kenyataan yang bahkan Lisa sendiri tidak tahu.

Jabatan Panpriya di sana pun bukan main-main, ia adalah salah satu eksekutif directure di perusahaan pusat karena kemampuan hacking nya sudah tidak di pertanyakan. Di tambah kemampuan bela diri yang menakjubkan sekaligus wajah yang cantik, semakin menambah kesempurnaan Panpriya untuk bekerja di sini.

Tapi mereka tidak tahu, bahwa Panpriya hanya gambaran palsu dari wujud seorang Lalisa Manoban.

Perusahaan juga tidak curiga mengapa Panpriya hanya datang sesekali saja, itu karena Panpriya beralasan ia punya pekerjaan lain di luar negeri karena permintaan orang tuannya. CEO pun tak keberatan karena dirinya juga tak mau sampai ada yang tahu identitas perusahaannya yang sebenarnya.

Cukup dengan hal itu. Kini Panpriya telah melangkah masuk ke ruang kerjanya setelah mengonfirmasi keberadaannya di perusahaan.

Dari dalam ruang kerjanya, Panpriya mulai melemaskan jari-jarinya untuk kemudian tenggelam dalam kehidupan hacking yang menegangkan.

Misinya sekarang adalah untuk mencari keberadaan plat mobil nomor DD XXX XX.

Dengan mempertahankan seringainya, Panpriya dengan tenang mengirim kode jahat terlemah untuk menyusup ke pusat CCTV.

Tidak butuh waktu lama, Panpriya sudah berhasil menyusup ke CCTV pusat di kota Busan tempat ia berada.

"Pemerintah mana yang menciptakan keamanan CCTV yang sangat mudah di-hack seperti ini. Bahkan hacker menengah pun dapat menembus keamanan payah ini. Ckckck.." Kata Panpriya sambil tangannha masih tetap lincah menari-nari di atas komputer yang telah ia modifikasi sedemikian rupa agar tak ada keamanan yang dapat menembusnya.

"Vaksin tak pernah dikembangkan, kondisi lensa kamera yang lecet, bahkan kata sandi keamanan saha tidak pernah diganti sejak aku pertama kali meng-hack CCTV ini. Sangat disayangkan." Omel Panpriya namun tak sekalipun memindahkan fokusnya dari arah komputer.

"Ah!! Bingo!! i got it!! Semua orang yang ada di kota ini bego atau goblok, sih? Rute para penjahat itu sangat mudah ditebak." Kata Panpriya.

"Aku akan kesana." Lanjutnya lalu melangkah keluar dari ruang kerjanya sebelum dicegat oleh salah satu karyawan.

"Nona, sebelum anda pergi, bisakah nona membantu saya untuk mengirim kode jahat ke alamat IP ini? Keamanan IP ini sangat ketat." Katanya malu-malu.

Panpriya tersenyum. "Boleh. Tapi beritahu namamu."

"Ye..Yeji, Nona.." Katanya lagi.

"Yeji? Nama yang bagus, akan kuingat. Tapi asal kau tahu saja, aku punya daya ingat yang buruk. Ngomong-ngomong, apa alamat IP yang ingin kau hack? " Tanya Panpriya.

"xxx.xx.xxx.xxx.xx" Jawab Yeji.

"Benarkah? Aku merasa tidak asing dengan alamat IP itu..." Lanjut Panpriya.

"B..Bukankah anda terburu-buru, nona?" Kata Yeji menyadarkan Panpriya.

"Oh,,,,, ya. Kau benar. Dimana letak ruang kerjamu?" Kata Panpriya berusaha mengenyahkan pikiran negatifnya.

"Mari saya antar." Jawab Yeji cepat.

***

Sementara itu di tempat lain dimana orang-orang mulai melupakannya...

"ADA HUBUNGAN APA LO SAMA LISA? HAH?!"

Terdengar suara bentakan dari arah bangunan terpencil di sudut kota.

Peluh tampak menghiasi namja paruh baya yang dari tadi membentak itu.

Anak buahnya hanya bisa diam karena bosnya tidak bertanya padanya.

Akhirnya pertanyaan yang ditunggu dari anak buah namja paruh baya itu terucapkan.

"KENAPA NAMJA INI TIDAK MENJAWAB?! SUDAH 3 JAM AKU BERTANYA!!"

"B...bos..a..an..anak muda i..ini b..bisu" Jawab anak buah namja paruh baya tadi :v

Para anak buah mulai menghitung mundur

3....

















2....











1...

"MWO?! KENAPA KALIAN TIDAK BILANG DARI AWAL!! PERCUMA SAJA AKU MENANYAINYA.."

"Kan bos nggak nanya." Jawab anak buah itu polos.

"HAH!! BERANI MENJAWAB?!"

"Tunggu dulu, pak tua."  Bukan anak buah namja itu yang menjawab,

Melainkan yeoja yang kini menampilkan seringai pshyconya

***

Tbc

Salam hangat,

✌Atcan✌

UNPERFECT (Blackbangtan » Lizkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang