Chapter 01 - Mild Summer

237 39 6
                                    

Mino kembali duduk di kursi ini. Di sebuah ruangan dimana semuanya terasa nostalgia.

Ya, disini. Di ruang kelas ini. Di mana dulu Mino pertama kali mulai menyadari bahwa menatap wali kelasnya adalah candu.

Melihat lagi seseorang yang sebelumnya baru saja hilang darinya sangat sulit bagi Mino.

Apa Tuhan benar-benar mendengar penyesalannya dan memberi Mino kesempatan?

Atau hanya ingin membuat Mino semakin tersiksa?

Entah bagaimana kacaunya hati dan pikiran Mino sekarang. Ia benar-benar terkejut dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Kembali ke masa lalu? Haha, konyol. Mana mungkin hal itu terjadi. Begitulah yang ada di benak Mino.

Tetapi faktanya sekarang dia benar-benar kembali ke masa SMA-nya.
Berpikir bahwa semua ini hanya mimpi sangatlah tidak mungkin. Karena semuanya terasa sangat nyata.

Tiba-tiba bel sekolah berbunyi yang hampir membuat Mino terlonjak kaget.

'Ah, sampai lulus pun aku masih belum terbiasa mendengar bel sekolah yang aneh ini,' pikir Mino.

Karena menurutnya suaranya seperti bebek bersuara bariton berat.

Jinwoo membereskan buku-bukunya dan pamit keluar kelas.
Kedua mata Mino hanya berani menatap punggung Jinwoo yang perlahan menghilang di balik pintu.

Disaat-saat seperti ini Mino teringat seseorang yang tepat untuk membantunya mengatasi hal seperti ini.
Ya, Kang Seungyoon, sahabat Mino sejak dari bangku SMP. Yang mana sedang tidur di bangkunya sedaritadi.
Bel sekolah aneh yang tadi berhasil membangunkannya.

Seungyoon bangun dari bangkunya yang selisih dua bangku dari bangku Mino dan berjalan menuju Mino.

"Ayo ke kantin," ajak Seungyoon sambil sesekali menguap.

"Yoon, Ada sesuatu yang perlu kukatakan padamu," ucap Mino serius.

Seungyoon menatap Mino terkejut dan sedikit takut(?)
"Hei, kau membuatku takut bro."

Mino yang mengerti maksud Seungyoon langsung memukul lengan temannya itu. "Tenang, bahkan jika aku wanita pun aku tidak akan mengajakmu berpacaran," ujar Mino kesal.

Seungyoon mencengkeram dada kirinya dan berkata, "Kata-katamu itu........ Sungguh menyakitkan.... Kau tahu..."

"Menyakitkan karena memang faktanya tidak ada wanita yang mau denganmu." Mino beranjak dari bangkunya dan menarik Seungyoon keluar kelas.
"Ayo."

Sepanjang perjalanan menyusuri koridor sekolah, Mino bingung harus memulai percakapan dari mana.

"Bro, kau tadi ingin mengatakan sesuatu padaku kan? Kenapa kau malah diam saja?" tanya Seungyoon yang mulai kesal karena menunggu apa yang akan dikatakan Mino.

"Ah, itu.." Mino menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Apa kau akan percaya jika aku mengatakan bahwa aku datang dari masa depan?"

Seungyoon langsung diam di tempat. Melongo menatap sahabatnya yang dikiranya sedang dirasuki sesuatu.

"Bro, kau sehat? Apa kau begini karena lapar? Aku akan mentraktirmu ramyeon jika begitu." Seungyoon sedikit menahan tawanya.

"Sudah kuduga kau akan berkata begitu." Mino melanjutkan jalannya dan meninggalkan Seungyoon di belakang.

"Hei, Hei, baiklah, baiklah!" Seungyoon mengejar Mino yang tampaknya marah.

"Jadi..... Kau berasal dari masa depan kan? Umur berapa kau saat itu?" tanya Seungyoon.

Diphylleia Grayi [MINO x JINWOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang