17 | JuLas

107 12 2
                                    

Happy reading!!❤️



"Yeol kau akan membawaku kemana huh?" Tanya Jia kesal sambil memanyunkan bibirnya. Tangannya ia lipat didepan dada dan duduk tegak dikursi mobil. Persis seperti anak-anak yang marah karena tidak dibelikan balon.

   Chanyeol gemas melihat tingkah Jia tanpa sadar ia mengacak rambut Jia—membuat pipi Jia memanas seketika menahan malu. "J-jauhkan tanganmu..." Pinta Jia dan Chanyeol menurunkan tangannya dalam sekejap.

"Hmm bagaimana kalau ada yang melihat kita berdua dimobil?" Tanya Jia khawatir. "Staff." Jawab Chanyeol singkat.

"Kita akan ke namsan tower? Bagaimana kalau... Arrghhh dasar bodoh bagaimana kalau ada rumor rumor tidak jelas tersebar di media?!?" Jerit Jia kesal. "Hey nona pelankan suaramu. Telingaku sakit mendengar jeritanmu."

"Huft..."

30 menit kemudian...

   Chanyeol bukan membawa Jia ke Namsan Tower seperti yang ia janjikan sebelumnya. Ia membawa Jia ke sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun sangat indah karena banyak sekali tanaman-tanaman seperti Sayuran, Buah, dan Bunga.

"Kau membawaku kemana? Ini luar biasa!!" Seru Jia dan berlari lalu memetik sebuah apel dengan seenak jidatnya.

"Aku akan bawakan ini untuk Jaehyun dan Baekhyun!!" Jia membuka tasnya dan memasukan berbagai macam buah ke dalam tasnya hingga penuh.

    Saat sedang asik memetik buah, seseorang menghentikan aktivitasnya. Chanyeol menahan tangan Jia dan menatapnya dalam, "Cukup. Jangan sebut nama pria lain saat bersamaku meskipun yang kau sebut adalah sahabatku sendiri... Aku tidak suka..." Chanyeol menggeleng pelan. Jia bertanya-tanya pada dirinya, ada apa dengan pria ini pikirnya.

   Chanyeol mengambil alih tas Jia dan menaruhnya dibawah pohon rindang. "Biarkan tas itu disini. Tidak akan hilang." Ucap Chanyeol dan Jia mengangguk kemudian Chanyeol menuntun Jia ke dalam rumah tersebut.

   Hingga akhirnya ia sampai didepan pintu sebuah kamar. "Aku sudah berjanji pada diriku sendiri. Aku akan membawa seseorang spesial dalam hidupku menemui seseorang di dalam. Wanita pertama yang aku cintai dalam hidupku." Jia hanya diam, ia tidak tau Chanyeol menginginkannya bertemu dengan siapa.

Pintu kamar dibuka...

"Yeol–"

"Dia ibuku"

   Seorang wanita paruh baya yang tengah duduk sambil memeluk lututnya diatas kasur. Menatap dengan tatapan kosong keluar jendela seolah tidak peduli dengan apa dan siapa yang memasuki kamarnya itu.

   Chanyeol menghampiri ibunya kemudian memeluknya. Tapi ibunya tak memberikan respon apapun. Chanyeol yang paham akan kebingungan Jia, ia meraih tangan Jia dan berdiri dihadapan ibunya.

"Bu... Chanyeol pulang... Chanyeol membawa seseorang kemari..."

"Annyeong... Saya Lee Ji Eun... Panggil saja saya Jia." Jia membungkuk 90°

"Chanyeol kemari ingin meminta restu padamu bu... Jia orang yang spesial... Ia berbeda dari kebanyakan wanita lainnya... Ia orang yang sederhana..." Chanyeol menghentikan ucapannya. Ia menatap Jia dan Jia menatapnya dengan tatapan tak mengerti.

"Chanyeol pamit bu. Lain kali Chanyeol akan berkunjung lagi kemari." Ucap Chanyeol lalu keluar dan menutup pintu kamar ibunya lalu menguncinya dan memberikan kunci tersebut pada seorang pembantu dirumahnya.

   Sebenarnya Jia ingin bertanya pada Chanyeol apa yang terjadi pada ibunya. Tapi ia diam. Ia tidak ingin memaksa Chanyeol untuk bercerita padanya. Ia menunggu Chanyeol yang menceritakannya sendiri tanpa ia minta.

    Chanyeol dan Jia berjalan pelan. Sekitar 10 menit mereka hanya diam dan fokus pada pikirannya masing-masing.

"Ayahku kecelakaan" Ucap Chanyeol membuka suara. Mereka menghentikan jalannya dengan refleks. Jia menatap Chanyeol menunggu kelanjutannya.

"Ayahku kecelakaan karena ia mabuk diperjalanan setelah pulang bekerja. Hingga tewas... Dengan seorang wanita..." Chanyeol tertawa miris.

"Ia mabuk bersama wanita itu hingga larut malam. Tanpa memikirkan ibu menunggunya dengan perasaan sangat khawatir didepan pintu rumah. Tak lama kemudian seseorang menelpon dan mengatakan bahwa..." Chanyeol jeda kalimatnya. Menahan tangis, sakit ketika luka lama terbuka kembali.

"Ayahku tewas tertabrak truk dalam keadaan sudah tak berbentuk–" dengan cekatan, Jia memeluk Chanyeol melihat lelaki tersebut sudah menangis sesegukan membuat Jia tidak tega.

"Cukup... Aku tau dan aku tidak mau mendengarnya lagi..." Jelas Jia.

   Ia menenangkan Chanyeol yang kini tampak sangat rapuh dihadapannya. Ia memberi Chanyeol kekuatan dengan memeluknya erat seolah berkata siap menjadi sandarannya kapanpun Chanyeol membutuhkannya.



Vote & Comment!💞

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Last Day [PCY X IU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang