03

30 2 0
                                    

"Gimana?"

Kinara memutar otak. Mencari jalan yang buntu.

"Cuih bilang aja nggak bisa. Sok banget sih" sarkas Kirana kemudian menarik selimut untuk tidur.

Kinara masih memutar otak, berharap menemukan jalan yang paling buntu.

"Ck gue ga nemu jalan buntu anjir" gerutu Kinara.

"Lah? Ya kalo jalan buntu mending ga usah Monyet" omel Kirana.

"Gue cari jalan buntu biar ga ada tikungan" jawab Kinara santai namun masih seperti memikirkan sesuatu.

"Ya lo ga bisa jalan kal--"

"Bacot. Gue nemu caranya" ucap Kinara kemudian mengubah posisi duduknya menjadi lebih nyaman. "Gimana kalo gue coba buat Kak Rama peka kalo lo suka dia. Pinter kan gue?" Lanjut Kinara menyombongkan diri.

"Gila lo?!" Gertak Kirana.

"Syuut udah jangan protes, lo iyain aja" putus Kinara.

Kirana memutar bola mata malas kemudian membalut dirinya dengan selimut dan mencoba memejamkan matanya.

Kinara merasa sudah berhasil menemukan cara kemudian memilih pergi ke kamarnya untuk melakukan tahap tahap selanjutnya.

"Tapi gimana caranya bikin Kak Rama jadi peka ya?" Kinara kembali memutar otak. "Bodoamat gue mau baca novel aja" putus Kinara kemudian mengambil salah satu koleksi novel yang Ia punya untuk Ia baca.

Mata Kinara menjelajah tiap kata yang ada pada novel yang Ia baca. Beberapa lembar sudah Ia baca. Hingga Ia menyelesaikan novelnya dalam waktu setengah jam.

"Ck abis, emang iya sih kemarin gue udah baca dan sekarang tinggal sedikit" ucap Kinara pada dirinya sendiri.

Kinara kemudian mengambil tas selempang kecil miliknya, ponsel, dan dompet kemudian berlari ke bawah.

"Bi Siti, oh Bi Siti!" Teriak Kinara ketika sudah berada di bawah.

Merasa tak ada jawaban Kinara langsung saja ke ruangan Pak Bambang untuk berpamitan.

"Hai Pak, Kinara ijin ke toko buku sebentar ya. Gak usah dianterin deh Kinara jalan kaki aja" ucap Kinara.

"Beneran non? Bapak anterin aja yuk pake mobil" ucap Pak Bambang.

"Iya Pak Bambang nya Bi Siti. Yaudah Kinara jalan dulu ya, daaahh" ucap Kinara kemudian berlalu.

Mulutnya senantiasa bersenandung kecil, petikan jarinya mengiringi tiap senandungnya.

Letak Toko Buku dengan rumah Kinara tidak terlalu jauh, hanya kurang lebih 1,5km jaraknya. Kinara sudah terbiasa berjalan kaki sejauh itu, jadi Ia tidak terlalu mempermasalahkannya.

Kinara memasuki Toko Buku masih dengan seragam sekolahnya. Kinara memilih mencari novel bertema fiksi remaja.

"Emm..."

Matanya masih menjelajah deretan novel bergenre fiksi hingga Ia menemukan novel yang Ia cari.

Kinara berusaha mengambil novel pilihannya, sayangnya tangan Kinara tidak sampai untuk mengambilnya.

Kinara memutar otak, mencari cara untuk mengambil novel tersebut.

"Emm..." Mata Kinara menjelajah sekitar, berusaha menemukan sesuatu yang bisa Ia gunakan untuk mengambil novel pilihannya.

"Itu dia!" Ucapnya kemudian menghampirinya.

"Mas permisi, bisa pinjam kursi ini nggak?" Tanya Kinara sopan.

KINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang