AWAL

107 12 2
                                    

Pagi hari sinar matahari dengan santainya menyusup ke kamar gadis berumur 17 tahun itu, dan sang pemilik pun peka terhadap kedatangan sinar itu.

Ia meraba nakas samping tempat tidurnya, dengan tujuan mencari apalagi selain benda pipih kesayangannya.

"Ihh mana sih hp nya" gumam gadis itu. Setelah menyerah karena tidak mendapatkan apa yang ia cari akhirnya gadis itu pun bangun dan ternyata hp yang ia cari dari tadi sudah tergeletak di atas karpet bawah nakas. Yap hp Ranti jatuh.

"Jatuh lagi, jatuh lagi dah ke seribu ini mah. Untung hp gue tahan banting, hehe" gumam Ranti sambil terkekeh pelan. Setelah mengecek jam di handphonenya ternyata sekarang baru jam setengah enam. Artinya masih ada waktu untuk ia lari pagi.

Tanpa mengunggu apapun lagi ia pun langsung menuju kamar mandinya untuk cuci muka dan dilanjutkan dengan mengganti bajunya.
Setelah dirasa cukup puas dengan penampilannya ia pun keluar dari kamarnya dan menuruni tangga mencari bibinya di dapur.

"Pagi bi Inah" sapa Ranti dengan senyum cerahnya.

Yang disapa pun membalasnya dengan senyum tak kalah cerah. "Pagi juga mbak, mbak Ranti mau lari pagi?" tanyanya.

"Iya nih bi, mumpung cuacanya bagus" kata Ranti.

"Yaudah ati ati ya mbak, nanti pulang langsung sarapan" balas bi Inah.

"Siap bos besar!" jawab Ranti meniru gaya hormat sambil terkekeh. Akhirnya mereka pun tertawa bersama.

Tanpa menunggu lama lagi Ranti pun pamit langsung mulai lari paginya. Tak lupa ia memasang earphone di telinganya sambil menyalakan lagu kesukaannya. Sesekali ia bergumam mengikuti lirik yang ia tau.

Tanpa ia sadari ternyata sedari tadi banyak tetesan air mengenai tubuhnya. Ya,, langit menjatuhkan air matanya. Ternyata langit yang sedari tadi ia pikir cerah memiliki jutaan air mata yang ia pendam.

Ia pun berteduh di pos ronda dekatnya berdiri. Ia membuka handphonenya, ternyata takdir tidak membiarkan Ranti mendapat pertolongan untuk pulang. Ya,, hp Ranti lowbat.

"Ahh kenapa harus lowbat sih" gumamnya sambil melihat kanan-kirinya siapa tau ada yang ia kenal dan ia bisa menumpang. Namun nihil, jalanan sangat lengang. Selain itu langit pun tak menampakkan tanda tanda ia akan berhenti menangis.

Entahlah,, keajaiban apa yang akan menyelamatkannya dari hujan ini.

Vomment gaiss🤗
ILY🎈

BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang