KEMBALI

17 6 0
                                    

Kring ... kring ... kring
.
.
.

Ranti bangun dengan malas. Gadis itu sebenarnya malas beraktivitas hari ini. Tapi teriakan bi Inah dari bawah memaksa dirinya bergegas mandi.

25 menit waktu yang cukup untuk sekadar bersiap ke sekolah. Tak ada yang istimewa hari ini, atau mungkin belum.

"Pagi bi," ucap Ranti.

"Pagi juga mbak, kok suntuk sih? Masih mikirin mas Reno?"

"Yayaya." Ujar Ranti seadanya sambil mengoleskan selai ke roti tawarnya.

"Rumitnya kisah cinta anak muda jaman sekarang." Ujar bi Inah sambil berlalu.

Ranti tak merespon ucapan bi Inah, ia hanya ingin cepat-cepat menghabiskan rotinya.

Hening

Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari luar. Yang membuat Ranti bingung, apakah ayahnya datang? Tapi kemungkinan itu sungguh sedikit. Kalaupun iya, lantaran apa?

Tak mau bergulat dengan fikirannya. Ranti akhirnya memutuskan untuk segera pamit kepada bi Inah dan menemui sang pemilik mobil.

...

1 yang ia lihat

Bukan perawakan gagah tegap ayahnya, namun seorang laki-laki yang memenuhi fikirannya 2 hari terakhir.

Reno

Dengan kekehan layaknya tak memiliki dosa. Reno santai berjalan mendekati Ranti.

"Selamat pagi, kangen ga?" Ucapnya.

Sebenarnya ingin sekali Ranti menjitak kepala manusia menyebalkan di depannya ini. Bagaimana bisa, Reno pergi tanpa kabar dan tiba-tiba dateng seenaknya pula.

"Kangen lah!!! kamu kemana aja hah?" Ujar Ranti tak sabaran.

"Nanti aku ceritain, yaudah yuk berangkat sekarang."

Sesampainya di dalam mobil, Reno hanya diam.

"Jadi cerita ga?" Ucap Ranti tak sabar.

"Tunggu-tunggu." Ujar Reno pura-pura berfikir, "aku lupa mau cerita apa."

"KAMU KEMANA AJAAA WOY!" ujar Ranti ngegas.

"Santai dong," tawa Reno meledak. "Jadi gini aku kemaren kan telfon kamu berkali-kali tu. Nah itu aku mau kabarin kalo aku bakalan ga berangkat sekolah."

Reno memberi jeda ceritanya saat jalanan ramai. Sebenarnya berbagai pertanyaan masih banyak di kepala Ranti, tapi masih ia pendam.

"Terus kamu pasti mau tanya aku kemana, aku ke rumah Fani yang di Malang. Ibunya meninggal, Fani juga anak tunggal. Makanya aku kesana, sendiri. Kamu dah dikasih tau kan sama temen-temenku siapa Fani?"

Ranti mengangguk, "dia temenku kecil. Ya udah hampir sodara lah. Besok kapan-kapan aku ajak dianya." Ujar Reno.

"Kenapa kamu ga kabarin lagi setelah pergi?" Akhirnya pertanyaan itu keluar juga.

"Nah itu tu, hp aku hilang Ran." Jawab Reno.

"Kamu ga hafal nomor aku Ren?" Tanya Ranti lagi.

"Hafal kok, emang ga ada pesan di hp kamu?" Jawab Reno bingung, "aku hubungin kamu kok. Emang ga ada balesan sih."

"Kamu salah nomor mungkin," jawab Ranti ragu.

"Mungkin sih," balas Reno.

"Terus sekarang Fani kemana?" Tanya Ranti.

BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang