RENO

24 6 0
                                    

IPS 2

"Ini emang bel nya lama apa mati sih," gerutu Ranti.

"Yahhh, itu mah emang belum waktunya kali. Mentang-mentang mau jalan." Balas Vika.

"A elah sirik mulu lo Vik." Kekeh Ranti, "eh Bet, lo ada waktu ga sore ini?"

"Eh ... eh, lo mau ngapain sama Beta Ran?" Tanya Vika.

"Ada, gimana Ran?" Tanya Beta.

"Nah bagus. Vika butuh udara segar katanya. Yaudah sekalian aja lo berdua jalan bareng." Kekeh Ranti tanpa memedulikan tatapan Vika.

"Ga lucu Ran, lo tau ga sih. Ini soal udah bikin gue pusing dan lo malah becanda gj gitu" ujar Beta saat tau itu hanya sebuah gurauan.

"Hahaha, alay lo bet." Ucap Riko.

"Nah bener tu kata Riko, salam damai bet." Ucap Ranti bercanda.

"Sumpah lo jahat bener sama temen Ran," tukas Vika.

"Kalo gue jahat dari dulu juga lo gue tinggal ke kantin bareng Reno kali Vik," terang Ranti terkekeh.

"Lo tu-" ucapan Vika terpotong. "Kalian berdua mau maju di depan atau diam memperhatikan, hah?" Tukas Bu Sena-guru matematika-

"I ... iya bu, maaf." Ucap Ranti dan Vika bebarengan.

Karena omelan tadi, Ranti dan Vikapun pura-pura memperhatikan depan dengan muka sebal. Ternyata penghuni kedua bangku di depannya sedang berusaha menahan tawa sambil terus mengejek keduanya. Karena terlampau sebal Vika hampir saja menimpuk kepala Beta dan teman-temannya. Namun segera ditahan oleh Ranti agar tak terjadi masalah lagi nantinya.

Teng ... teng ... teng

Akhirnya bel yang dinanti-nanti pun tiba.

"Yess," ujar Ranti sambil semangat untuk membereskan semua buku-bukunya.

"Biasa aja kali neng," ujar Beta.

"Yeee, lo iri kan? Dasar manusia jomblo." Ketus Ranti.

"Eh gapapa jomblo yang penting pinter." Ujar Beta sambil cengengesan.

"Eh maksud lo apa hah? Lo nyindir gue?" Terka Ranti sambil bersiap-siap menimpuk kepala Beta.

"Udah lah Ran, orang kek dia emang mending dimusnahin." Lerai Vika yang sebenarnya juga tersindir oleh ucapan Beta tadi.

"Lo semua bisa diem kan? Jadi pulang ga nih?" Ucap Andra geram. Tapi sayangnya manusia seperti Andra tak bisa ditakdirkan berbicara lirih. Pasti akan terdengar oleh siapapun.

Alhasil murid-murid lainpun menyoraki deretan meja kami. "Huuuuuu," ucap mereka. Bu Sena hanya geleng-geleng kepala. "Baiklah Andra, silahkan."

Selesai berdoa dan menjawab salam Bu Sena, murid-murid langsung keluar kelas.

"Lo jadi pergi sama Reno Ran?" Tanya Vika sebelum mereka berpisah.

"Iya, kenapa sih?"

"Gapapa." Ujar Vika santai, "yaudah gue duluan ya."

"Iya hati-hati,"

...

"Reno mana ya, kok belom ada sih," gumam Ranti masih celingukan.

Tin ... tin

"Yok Ran," ajak pengemudi mobil di depannya.

"Eh Ren, kirain gajadi." Kekeh Ranti senang.

"Hahaha."

"Kok ketawa?" Tanya Ranti.

"Gapapa."

BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang