èr

4.6K 596 103
                                    

Xiao Zhan menghela nafas panjang. Ia menyandarkan tubuhnya pada tembok.

Ia baru saja selesai ambil adegan untuk episode empatpuluh lima, dan sekarang ia sedang beristirahat.

Beberapa orang lalu lalang menyiapkan properti untuk adegan berikutnya.

Saat menjalani syuting tadi, ia menahan diri untuk tidak berpikiran macam-macam saat melihat lawan mainnya, Wang Yibo.

Efek novel kemarin benar-benar dahsyat bagi otaknya. Xiao Zhan sampai-sampai harus memalingkan wajahnya karena tak sanggup menatap wajah pemeran Lan WangJi itu. Tapi ia harus profesional dalam bekerja.

Jadi, Xiao Zhan mati-matian menekan pikirannya agar tak membayangkan adegan yang terbayang dalam otaknya kala membaca adegan extra chapter itu.

"Ugh!"

Xiao Zhan mengerang. Ia berdiri dan berjalan tanpa arah.

Sosok pemeran Wen Ning tampak duduk dengan santai di kursi, dengan camilan yang memenuhi meja.

Xiao Zhan dengan gembira mendekati pria itu. Dan dengan tak sopannya, membuka camilan itu.

Yu Bin hanya melihatnya dengan tatapan polos.

Xiao Zhan kan jadinya gak tahan, pengen kucel-kucel. Gemesin banget sih.

Sifat Yu Bin tidak jauh beda dengan perannya dalam karakter drama 'the untamed' ini, Wen Ning. Polos dan lugu.

Ibaratnya mah, Yu Bin tuh badan security hati hello kitty.

Badannya agak kekar gitu, jadi kelihatan gede. Padahal tinggi mereka cuma selisih dua centi, tapi kok Xiao Zhan merasa kaya butiran debu disampingnya.

"Xiao Zhan, bukankah kau sebelum syuting sudah ngemil banyak?"

Xiao Zhan melotot secara menggemaskan, "Hei! Aku nggak pernah ngemil."

Yu Bin cuma mingkem. Xiao Zhan mah gitu, enggak pernah ngaku. Padahal dua kresek camilan yang sengaja di bawa sutradara tadi malah sebagian besar di habisin sama dia.

Soal kerakusan, dia mirip banget sama Wei WuXian. Tapi bedanya, Xiao Zhan mah enggak mau ngaku kalo dia itu rakus.

Lihat, sekarang aja tiga bungkus keripik kentang udah dihabisin. Padahal kan itu punya Yu Bin. Udah gitu, mintanya enggak bilang-bilang lagi, langsung keroyok gitu aja.

Yu Bin mengunyah keripik yang di makannya dengan pelan. Ia melirik pria di sampingnya dengan heran. Diperhatikan lagi, Xiao Zhan itu lebih pendiam dari biasanya.

Biasanya kan, kalau lagi istirahat atau lagi gabut, dia muter-muter lokasi syuting dan jahilin setiap orang.

Xiao Zhan itu sekarang lagi merhatiin Wang Yibo yang lagi kumpul sama Liu HaiKuan dan pemeran the untamed lainnya.

Ngobrol-ngobrol gitu kayanya mah. Wang Yibo paling cuma dengerin aja, dia tuh kan orangnya pendiam gitu. Mirip banget sama Lan WangJi. Pendiam dan dingin.


















Lan WangJi memegang batang ereksinya dan memerasnya ke dalam pintu masuk Wei WuXian.










"Lan Zhan, Lan Zhan! Apakah ... Apakah kamu ... mendengarkan? Ini ... Terlalu dalam! Jangan ... menusuknya terlalu jauh ... Kau membuat perutku sakithh ..."








Tuh kan ... Ngomongin dia malah membuat pikiran Xiao Zhan yang dulunya suci, kini ternodai. Ia kan jadinya kesal, sekarang ia tak bisa lagi melihat Wang Yibo dengan normal.

Soal mesum-mesuman, Xiao Zhan tuh beda sama Wei WuXian. Karakter yang dimainkannya itu mah udah cabul, menodai orang suci kaya Lan WangJi pula.

Xiao Zhan tuh masih polos, masih lugu gitu. Ya, meski umurnya hampir mencapai kepala tiga.

Dia juga belum pernah pacaran, suer.

Paling ada cuma di gosipin berhubungan dengan aktris lawan mainnya. Atau pura-pura pacaran cuma buat naikin popularitas. Xiao Zhan kan anak baik, jadi nurut aja pas di suruh manajer nya ngelakuin itu.

Berhubung Xiao Zhan udah gede, ia gak mau lagi yang namanya terlibat dalam hubungan main-main yang namanya pacaran. Kalo suka, ya tinggal tembak aja dengan lamaran.

Untuk sekarang, dia lagi enggak mikirin pasangan dulu. Fokus aja dulu ama Wang Yibo, fokus normalin pikiran, maksudnya.

Masa, kan dia harus ngejauhin Wang Yibo mulu karena pikiran laknatnya?

Kan, kasihan.

Wang Yibo tuh enggak terlalu akrab sama pemain lain selain dirinya. Mereka kan biasanya kucing-kucingan kaya tom and jerry, eh kucing-tikus an lah maksudnya. Masa kan, tiba-tiba jadi diam-diaman dan saling jauh gini.

Padahal mah, di sisi lain Wang Yibo bodo amat sama Xiao Zhan. Dunia nya sedikit tentram.




BRUK



Xiao Zhan menoleh. Menatap meja yang kini sudah ada beberapa pedang. Camilan tadi udah pada abis, tinggal bungkusnya aja berserakan. Enggak tahu tuh siapa yang ngabisin. Xiao Zhan enggak mau ngaku pokoknya mah.

Wang ZhuoCheng adalah orang yang meletakan pedang itu. Pria itu sering dipanggil 'A-Cheng' karena perannya. Tapi itu cocok kok, karena nama belakangnya juga sama.

Xiao Zhan melirik puluhan pedang itu. Sebuah pedang berwarna biru muda menarik atensinya.

Pedang indah dengan sarung yang di ukir rumit namun unik. Warna biru muda dan putih mendominasi. Rumbai nya yang berwarna putih melengkapi keindahannya. Itu adalah pedang bichen.








Wei WuXian mengepalkan bichen dan memaksanya memasuki tubuhnya dengan kekuatan yang lebih besar, mulai mendorong dan menarik.

Gagangnya keras dan dingin, membuat pintu masuk yang lunak bengkak dengan cara yang hampir menyedihkan. Dia bernapas ringan sambil menatap Lan WangJi dengan mata sayu, memanggil.






"Lan Zhan ... Lan Zhan... Ngh! Wang-Yibo, uh!"






















Xiao Zhan memungut dan membanting pedang itu ke atas tanah. Ia berteriak dengan kencang.

"ARGHHHH!"

Teriakan kerasnya menarik semua perhatian orang. Apalagi Xiao Zhan sekarang tengah menjabaki rambutnya yang terpasang wig hingga kusut.

Yu Bin yang disampingnya melongo. Ia menarik Wang Zhuocheng yang tak berada jauh.

"A-Cheng! Xiao Zhan kesurupan! Dia pasti kesurupan setan gunung saat syuting waktu itu!"
















TBC

Rabu, 21 agustus 2019

Distance (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang