#5

3 4 0
                                    

Setelah beberapa hari kenal dan bertemu dengan umi Ratna kini Asihila dan Umi Ratna sedang berada disebuah mesjid dekat rumah Umi Ratna.  Dan disinilah akhirnya Aishila memberanikan diri mencetitakan masalah keluarganya. Awalnya Ia hanya bertanya tapi malah keterusan.
Aishila menanyakan bagaimana ia harus menyikapi orang tuanya dan bagaimana cara menasehati orang tuanya. Ia sudah sering mencoba mengingatkan untuk sholat namun ia justru mendapat pukulan dan umpatan kasar dari sang ibu. Hingga ia merasa takut untuk mengingatkan kembali.
Umi Ratna yang mendengar itu mengerti mengapa remaja yang baru ia kenal itu terlihat selalu murung walaupun ia selalu menampakkan senyum manis setiap bertemu dengan siapapun.
"Ais, kamu anak yang baik sayang, kamu sudah berusaha mengingatkan orang tuamu meskipun mereka tidak mau mendengar yang penting kamu sudah berusaha"
ucap Umi Ratna mencoba menenangkan Aishila yang saat itu sudah menangis tersedu menceritakan perihal orangtuanya.
"Begini Ais,  kita boleh mengingatkan,  mengajarkan, memperingati dan menasehati semua orang tapi ingat kita tidak bisa mendatangkan hidayah kepada orang itu. Karena apa, hidayah itu hanya datang dari Allah. Jika Allah sudah mendatangkan hidayahnya kepada seseorang maka seburuk apapun orang itu pasti ia akan berubah menjadi lebih baik karena ia telah mendapat hidayah dari Allah.
Ingat firman Allah:

فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَنْ
يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

Artinya:

Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al-An'am/125)


"Jadi tidak ada diantara kita yang bisa memberikan hidayah kepada orang lain kecuali Allah"
terang Umi Ratna membuat Aishila menganggukkan kepala paham.
"Lalu Shila harus berbuat apa Umi? " tanya Aishila lagi.

"Berdoa sayang. Karena kita hanya bisa berdoa,  minta pada Allah agar mendatangkan hidayah pada orang tua Ais dengan sungguh-sungguh dan yakin Allah pasti mengabulkan permintaan hambanya. " jawab umi Ratna membuat Aishila mengangguk lagi.

"Ingat Ais Anak yang Sholeh atau Sholeha itu dapat menyelamatkan orang tuanya dari api neraka. Maka Ais harus menjadi anak yang Sholeha untuk orang tua Ais jika tidak ingin orang tua Ais masuk neraka. " lanjut Umi Ratna.

"Tapi Shila bukan Anak sholeha Umi" ucap Shila kembali menangis karena mengingat ia yang sangat banyak berbuat dosa dimasa lalu.

"Berjuanglah menjadi wanita Sholeha, insyaallah Allah akan menuntun langkah hambanya yang ingin menjadi lebih baik."

"Umi Shila sudah berusaha untuk Istiqomah tapi sangat sulit, Shila harus bagaimana mi"

tanya Shila sesenggukkan karena menangis.
Baru saja Umi Ratna ingin menjelaskan tapi ponsel Umi Ratna berbunyi ada panggilan masuk, beliau lalu mengangkat panggilan itu. Setelah mengangkat panggilan Umi Ratna terlihat buru-buru.

"Ais.  Maaf ya Umi harus pulang dulu nanti kita lanjut lagi ya. Ingat pesan Umi Berusahalah menjadi lebih baik dan selalu doakan orang tua Ais ya."

"Ada apa Umi buru-buru,  apa ada masalah? " tanya Aishila merasa khawatir.

"Tidak ada Ais, tapi Umi lupa ada sedikit tugas dirumah yang harus Umi kerjakan sekarang. Oh ini Ais simpen nomor telpon Umi ya." Ucap Umi Ratna sambil menyodorkan selembar kertas. 

"Umi pulang dulu. Assalamu'alaikum Ais"
pamit Umi Ratna setelah kertas itu diterima Aishila.

"Iya Umi hati-hati ya. Wa'alaikumussalam." jawab Aishila.

Umi Ratna langsung bejalan meninggalkan Aishila dimesjid itu sendirian.

Ketika Aishila hendak berjalan pulang tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ia merogoh tasnya dan mengambil ponsel tersebut membuka pesan wathsapp yang masuk dari nomor tak dikenal. Ia mencoba membuka profil tapi tidak ada foto.

+6281750xxxxxx
Assalamu'alaikum Shila,
Nanti sore bisa ikut acara amal?  Kita kurang anggota nih.

Wa'alaikumussalam. Mmm ini siapa

Ini Hamash Shila

Emangnya gapapa Shila ikut?
Bukan apa-apa Shila gak enak kan
belum kenal siapa-siapa.

Gapapa dong, kan aku yg ajak.
Lagian kita kekurangan anggota jd bakalan seneng kalo Shila mau gabung.

Insyaallah Shila ikut.
Jam berapa kak?

Jam 9 pagi kumpul di IC bisa?

Insyaallah, besok Shila ushain kak.

Baik, Jazakilllahu Khair Aishila.

Setelah menutup room chat denga Hamash Aishila melanjutkan perjalanan pulang.
Ia bahagia, akhirnya ada kegiatan positif yang bisa ia lakukan. Semoga saja  langkah demi langkah yang Ia lalui akan membawanya ke jalan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wanita Perindu BAITULLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang