***
Kringgg
Bell pulang terdengar keras dari arah depan kantor guru. Seluruh murid berhamburan terburu-buru keluar kelas, seperti seseorang sangat takut kehabisan lauk dirumah.
Itu juga berlaku untuk Diki, Brian dan Valen. Mereka sangat terburu-buru berjalan menuju parkiran mobil. Dengan terburu-buru Diki langsung berlari dengan kencang mendahului Brian dan Valen yang masih di belakangnya.
"Ayo, bego! Kita bisa ketinggalan pesawat." ujar Diki dengan kaki yang terus berlari dan keringat yang terus keluar dari ujung pelipis matanya.
"Tenang aja, Dik. Masih kekejer kok! kita gak akan terlambat." balas Brian dengan langkah yang terus mengikuti Diki dari arah belakang
"Iya tenang aja kali, Dik ...cape bego lari begini!" ketus Valen yang juga mulai bercucuran keringat dari ujung pelipis matanya.
Namun Diki tidak menghiraukan perkataan Brian dan Valen, yang sedari tadi terus mengoceh. Ia bahkan semakin mempercepat langkahnya. Dengan wajah yang sangat cemas, sangat takut jika mereka akan terlambat.
"Woi Dik ...tungguin kita babi! Boros parfum lu bego!" celoteh Brian yang semakin kesal dengan Diki yang semakin tidak terlihat dari hadapan mereka berdua.
"Cepetan masuk!" tukas Diki yang melihat Brian dan Valen masih diluar dengan nafas yang tidak beraturan.
"Lo gila! lo mau bunuh Gue sama Valen ha?" celoteh Brian, dengan keringat yang terus bercucuran dari pelipis dan leher pria itu. Sedangkan Valen masih mencoba menormalkan cara bernafasnya.
Brian dan Valen dengan cepat masuk dan membanting pintu mobil secara bersamaan. Namun Diki tidak memperdulikan nya. Ia langsung menghidupkan Mobilnya dan melaju dengan cepat
***
Diki, Brian dan Valen langsung turun dari mobil yang sudah berhenti tepat di parkirane bandara. Dan benar saja papa dan mama mereka bertiga sudah menunggu tepat didepan bandara. Diki dan kedua sahabatnya itu langsung bergegas cepat turun dari dalam mobil, dengan keadaan masih menggunakan seragam sekolah.
"Maaf pa, kita terlambat." jelas Diki dengan nafas yang masih tidak beraturan
"Dari mana saja, Kalian?" tanya Mr.Toni papa Diki
"Ini semua salah Valen om! Dia yang buat kita terlambat." ucap Brian yang langsung menyalahkan Valen
"Lah kok gue sih!" Ketus Valen kesal dengan sifat Brian yang sangat senang melihat dirinya menderita.
"Hahaha ...kalian ini ada-ada saja, masih saja seperti dulu" ucap Mr.Toni yang membuat papa dan mama mereka tertawa melihat persahabatan putra putra mereka tersebut.
"Iya ya pa, gemes banget liat mereka bertiga ini. kalo Cewek aja udah kami nikahkan kalian!" ucap gadis paru baya itu dengan senyum yang masih tersenyum sedari tadi
"Najis!" Ucap Diki, Brian dan Valen dengan bersamaan yang membuat pecah tawa para lelaki dan wanita parubaya itu.
"Sudah, sekarang kalian ganti baju kalian. Sebentar kalian pesawat kalian terbang" jelas Mr.Toni ke arah mereka bertiga.
"Siap pa"
"Siap om"
"Santuy" ucap Valen yang masih cengegesan tak berdosa.
Diki mengajak dua sahabatnya itu kearah Toilet. Namun tiba-tiba langkah mereka terhenti.
"Diki" panggil Mr.Toni.
"Iya pa, kenapa?" tanya Diki dengan tatapan dingin.
"Kami semua hanya bisa menggantar kalian sampai disini, jadi kami minta kalian jaga diri kalian baik-baik disana" jelas Mr.Toni dan sambari menyodorkan sebuah kartu "Ini ATM untuk saku kalian selama seminggu disana, nanti papa akan isi seminggu sekali" lanjut pria yang ada didepannya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Sephia
Novela Juvenil"Coba sekarang kamu senyum, kamu sangat terlihat manis saat lengkungan itu terlihat dari dua sudut bibirmu." -Dikii Alvano Chandra "Suatu hari nanti kamu akan menciptakan ceritamu sendiri. Tidak hanya terus membaca cerita orang lain. Dan aku yakin...