1. Pegawai Indomerit

4.6K 500 74
                                    

Pegawai Indomerit

.
.
.

Liburan semester sudah di depan mata. Setumpuk materi yang sudah sekian lama tersimpan di kepala serasa butuh diletakkan sejenak untuk mengurangi beban pikiran. Ujian telah usai. Saatnya merifresh diri dengan kegiatan yang menyenangkan.

Liburan panjang yang identik dengan pulang ke kampung halaman memang sudah menjadi budaya mahasiswa di semua Universitas. Mereka akan berbondong pulang untuk sekedar melepas kangen dengan keluarga sekalian meminta uang saku lebih ke orangtua masing-masing.

Hal itulah yang di rasakan Sakura dan Ino. Sepasang sahabat yang mengejar ilmu jauh dari halaman rumah. Setelah enam bulan tak pulang, mereka berdua akhirnya bisa kembali ke rumah untuk melepas rindu.

"Pangling nih sama daerah kita." Ino mengamati pemandang sekitar dengan takjub. Dulu, belum ada taman dan pohon yang di tata rapi di pinggiran jalan. Alun-alun yang dulunya tandus kini berhiaskan air mancur dan bunga-bunga cantik.

"Iya, No. Ternyata Bupati cewek lebih kreatif ya." timpal Sakura sambil menghirup udara sore hari yang semakin segar.

"Siapa nama Bupati kita yang baru?"

"Bu Tsunade."

Ino mengangguk takjub, "Mungkin beliau suka keindahan. Makanya daerah kita bisa secantik ini sekarang."

Sakura setuju. Tempat ini bukan tempat sampah seperti dulu. Perubahannya benar-benar bisa dirasakan sekarang. Keindahannya mampu mengubah daerah ini menjadi kota dengan wajah baru.

Suasananya sangat pas untuk jalan-jalan sore seperti yang dilakukan Sakura dan Ino. Mereka duduk di bangku taman sambil sesekali mengobrolkan sesuatu.

"Btw, gue haus Sak." Tiba-tiba tenggorokan Ino mengering. Sakit tenggorokan yang di deritanya beberapa hari yang lalu masih membekas dan harus di cegah dengan meminum banyak air.

"Beli air sana." kata Sakura. Ia hamparkan matanya ke sekitar. "Itu ada minimarket, No." tunjuknya ke sebuah bangunan berwarna mencolok.

Wah, ternyata bukan cuma taman saja yang baru di kota ini. Namun ada juga beberapa pusat perbelanjaan dan kafe yang baru buka. Seperti minimarket yang dulunya sangat jauh, kini sudah hadir lebih dekat. Tak perlu berjalan jauh hingga ke pusat kota.

"Lah itu kan indomerit, Sak." kata Ino dengan suaranya yang sedikit serak.

"Lhah iya, No. Gue acungin jempol nih sama Bupati kita yang baru. Niat banget membangun daerah kita."

"Bener Sak. Kalau dia nyalon jadi gubernur, gue bakalan coblos dia."

"Betul!"

"Btw, gue udah gak tahan nih. Gue beli air dulu yah ke sana. Lo mau ikut?" ajak Ino.

"Ikut dong." jawab Sakura antusias. Biasanya, minimarket yang baru buka banyak promo diskon. Kali aja ada promo pembalut beli dua gratis satu.

Akhirnya Sakura dan Ino memasuki minimarket yang baru seminggu di buka itu. Mereka mengetahuinya dari papan ucapan yang ada di pojok halaman.

"Selamat datang di Indomerit, selamat belanja."

Seperti biasa, sapaan ramah pegawai toko selalu menyambut kedatangan customer. Ino langsung berlari mencari air dalam kemasan larutan penyegar. Sedangkan Sakura hanya berkeliling melihat-lihat desain toko yang terlihat seperti cabang lain pada umumnya.

"Sak. Gue udah. Lo mau beli apa?" tanya Ino sambil meminum airnya. Belum bayar sih, tapi gakpapa lah.

"Gue gak beli apa-apa, No. Kita pulang aja setelah ini."

Folifah's SketsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang