Yuta memasuki kamar pribadi Jaehyun. Sejak kejadian malam itu, Doyoung, sekretaris pribadi Jaehyun membatalkan semua jadwal Jaehyun dan menyuruh direktur muda itu untuk diam di rumah sampai kondisi lebih kondusif. Ya, meski secara resminya yang atasan itu Jaehyun, tapi nyatanya Jaehyun lebih suka menurut pada Doyoung. Mereka memang punya hubungan yang cukup unik di luar lingkungan kerja.
Yuta sudah meyakinkan Doyoung untuk membiarkan Jaehyun bekerja kembali, tapi Doyoung tidak mau dengar. Menurutnya belum aman untuk membiarkan Jaehyun keluar dari rumah lagi. Saat memasuki kamar Jaehyun, ia bisa melihat Jaehyun terlihat bosan dengan menggonta-ganti channel di televisi pribadi di kamarnya. Sedangkan di sana juga ada Doyoung membaca sebuah buku di salah satu kursi empuk milik Jaehyun.
Jaehyun adalah yang pertama menyadari keberadaan Yuta. "Oh, hai, Hyung!" sapanya.
Yuta hanya tersenyum sebagai balasan.
Mendengar sapaan Jaehyun, Doyoung mendongakkan kepalanya dari buku yang ia baca. "Hai, Hyung!" sapanya juga. "Membawa kabar baik?"
Yuta menggeleng. "Aku tidak membawa kabar apa-apa," jawab Yuta tak acuh. Ya, dia kemari hanya memastikan bahwa Jaehyun baik-baik saja.
Doyoung hanya mengangguk sebagai tanggapan lalu kembali berfokus pada bukunya.
Berbeda dari Doyoung, Jaehyun menggeser posisinya mendekat pada Yuta. "Hyung, aku bosan," sungut Jaehyun melapor pada Yuta. Wajahnya cemberut seperti anak kecil.
"Doyoung dari tadi bersamamu," timpal Yuta sambil menunjuk sang pemilik nama.
Jaehyun menggeleng keras. "Daritadi ia bersama bukunya, bukan denganku!" rengeknya. Mengundang rotasi pada bola mata Doyoung dan gelak tawa dari Yuta. Padahal kenyataan, 'kok, kalau Doyoung terlalu fokus pada bukunya sampai mengabaikan Jaehyun.
"Dons. Kasihan sekali bos kesayanganmu ini. Biarkan dia pergi." Yuta menyahut membela Jaehyun. Lagipula jika ia menjadi Jaehyun ia akan mengeluhkan hal yang sama. Sebesar apapun rumah Jaehyun, tidak membuat tempat ini menyenangkan bila tak banyak yang bisa dilakukan.
"Tidak sampai semuanya dipastikan aman. Lagipula sikapnya saat ini dia tidak lebih dari anak bayi," tolak Doyoung tegas.
Yuta membuat wajah terheran-heran secara berlebihan―sarkastik, bahkan sampai menutup mulut menganganya dengan telapak tangan. "Wow, dan kau benar-benar bertingkah seperti ibunya."
Doyoung hampir membuka mulutnya untuk protes, namun Jaehyun buru-buru menimpali. "Ayolah, aku bosan. Setidaknya biarkan aku ke kantor mengurus pekerjaanku."
Doyoung kini berpaling pada Jaehyun. "Aku sudah membawa semua berkasnya di kamarmu, Jung."
"Tapi aku ingin mengerjakannya di luar!"
"Dons, aku bisa berani jamin keamanan Jaehyun. Ayolah, sudah tiga hari tidak terjadi apa-apa." Yuta menambahkan.
"Itu karena Jaehyun diam di rumah ini."
"Kalau aku jadi orang yang ingin membunuh Jaehyun, aku sudah menyusupi rumah ini dari kemarin. Rumah ini mungkin punya sistem keamanan tinggi untuk ukuran perumahan tapi bukan berarti tidak bisa dibobol. Bahkan sebenarnya jauh lebih aman jika Jaehyun tidak diam di satu tempat."
Doyoung terdiam. Jaehyun mengacungkan jempolnya pada Yuta.
Tapi melihat Doyoung yang bungkam, Yuta menghela napas. "Doyoung-ah, aku tahu kau masih takut hal yang sama dengan kakakmu menimpa Jaehyun. Tapi mengurung Jaehyun di rumahnya tidak membuatnya lebih aman. Orang kemarin tahu jalan yang dilalui Jaehyun, tentu ia tahu rumah ini. Hanya butuh waktu sampai orang itu tahu cara menyusup ke dalam rumah ini," tutur Yuta lagi. Walaupun ia tahu Taeyong tak akan melakukannya, setidaknya ia perlu meyakini Doyoung untuk membiarkan Jaehyun keluar lagi―dan ia tak mungkin bilang kalau ia sudah berhasil meminta si pelaku untuk tidak mengejar kepala Jaehyun lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destructive Dilemma [ YuTae ]
FanfictionPremis-premis yang terbentuk dari fakta yang terkuak, menghasilkan pilihan yang tak satupun menguntungkan. [ Assasin!Taeyong x Bodyguard!Yuta ] Discontinued karena authornya ga berani nulis real person slash lagi.