Yuta jadi semakin sulit ditemui. Yuta masih sering membalas pesannya meski tidak sesering dulu. Tapi tetap saja sulit sekali ditemui. Padahal detektif swasta sewaan Jaehyun sudah tidak banyak mengikutinya lagi. Ya, Taeyong sebenarnya tahu kenapa Yuta sulit ditemui. Yuta memilih untuk terus bersama Jung Jaehyun. Yuta tahu kalau Taeyong tidak bisa bertindak gegabah kalau Yuta di dekat Jaehyun karena ia bisa mencelekai Yuta juga.
Taeyong mulai menyesali keputusan spontannya untuk memberitahu Yuta tentang ayahnya di saat itu. Tapi di sisi lain ia lega karena tidak perlu terus berpura-pura tidak tahu soal kliennya dan membohongi Yuta, yang mana Yuta mungkin akan marah besar dan merasa dikhianati jika Taeyong berhasil membunuh Jaehyun.
Setiap Taeyong bertanya dimana Yuta, pria jepang itu selalu menjawab ia sedang bersama Jaehyun. Seolah Yuta menyuruhnya untuk tidak mendatangi dan membahayakan Jaehyun karena Taeyong akan membahayakan dirinya juga.
Sepertinya Taeyong butuh rencana yang lebih matang kali ini. Saatnya untuk menemui Joy, informan andalannya.
.
.
"Kau tahu, Yuta-hyung. Aku baik-baik saja." Jaehyun bingung dengan sikap Yuta beberapa hari belakangan ini. Yuta tidak mau berpisah terlalu lama darinya. Yuta bahkan tidak pernah mengambil istirahat. Saat shift-nya sudah selesai, ia malah menawarkan diri untuk menggantikan rekannya yang bertugas setelahnya.Doyoung yang sebelumnya juga overprotective pada Jaehyun pun ikut heran. Terlebih Yuta juga yang membantu membujuknya agar membiarkan Jaehyun lebih bebas bepergian karena Yuta menjamin keamanan Jaehyun. Namun di antara ketiganya bahkan di antara tim bodyguard Jaehyun yang lain, Yuta yang tampak paling paranoid kali ini. Bahkan ia sampai harus selalu mencicipi semua makanan dan minuman yang hendak dihidangkan pada Jaehyun lebih dulu dengan alasan antisipasi―Yuta teringat pertama kali ia bertemu Taeyong ada orang tewas keracunan di tempat itu. Mungkin itu perbuatan Taeyong?
Sedangkan yang menjadi objek keheranan hanya sekedar berdalih aku sedang senggang, aku bosan di rumah. Padahal entah sudah hari keberapa Yuta seperti ini. Justru aneh jika Yuta memilih untuk tidak pulang.
Sejujurnya jika Yuta merasa terlalu lelah sekalipun, ia akan pulang ke tempat Taeyong bukan ke apartemennya sendiri, untuk memastikan Taeyong tidak pergi menghampiri Jaehyun. Meski Yuta agak takut jika Taeyong mampu membunuh Jaehyun dari jarak jauh tapi... tidak. Kecil kemungkinan untuk itu kecuali jika Taeyong mengirim paket bom ke rumah Jaehyun yang mana akan mudah dideteksi oleh sistem keamanan di sana.
Baik Doyoung dan Jaehyun saling berpandangan, seolah mampu bertukar pikiran mengenai keheranan mereka melalui kontak mata itu. Beberapa detik kemudian Doyoung menghela napas berat. "Hyung," panggil Jaehyun pada Yuta.
Yuta mendongak sebagai reaksi.
"Beristirahatlah," perintahnya.
Yuta menggeleng pelan. "Aku tidak lelah," jawabnya.
"Bukan begitu, Hyung," timpal Jaehyun lagi.
Lalu Yuta menatap Jaehyun dan Doyoung bergantian. "Ah, maaf, maaf. Aku mengganggu waktu kalian, ya? Baik aku keluar. Kalau ada apa-apa aku ada di luar." Lalu Yuta melenggang pergi tanpa menghiraukan panggilan Doyoung maupun Jaehyun yang mencoba membalas asumsinya.
Doyoung mendesah jengah. "Dia kenapa, sih?" tanyanya heran.
Jaehyun mengangkat bahu. "Bisa kau tanyakan padanya baik-baik, Hyung?"
Doyoung menepuk pundak Jaehyun. "Tentu, akan kutanyakan setelah ini."
.
.
Yuta
Di mana?Taeyong
Di tempat syuting.
[pict attached]
KAMU SEDANG MEMBACA
Destructive Dilemma [ YuTae ]
Hayran KurguPremis-premis yang terbentuk dari fakta yang terkuak, menghasilkan pilihan yang tak satupun menguntungkan. [ Assasin!Taeyong x Bodyguard!Yuta ] Discontinued karena authornya ga berani nulis real person slash lagi.