PoV Riyan
Dicintai oleh dua wanita sekaligus adalah ujian berat yang harus kulalui. Bukan karena aku tak bisa memilih wanita mana yang dengannya aku ingin memadu kasih, tapi karena ia yang tak kucintai sedang membutuhkan pertolonganku untuk kelangsungan hidupnya.
Awal menerima tawaran Pak Bram untuk menjadi ajudan, aku memang melihat hal itu sebagai titik untuk mendapatkan kemapanan finansial yang lebih dari pencapaianku sebelumnya. Namun di balik semua itu juga ada alasan lain yang membuatku bertekuk lutut.
Kelumpuhan Tina adalah sesuatu yang harus kupertanggungjawabkan. Seperti yang pernah kuceritakan, semasa kuliah S1 ada beberapa gadis yang mengejar cintaku, dan di antara mereka hanya Sasha yang berhasil mencuri hatiku hingga saat ini.
Aku tak menyangka Tina, sahabatnya, juga memendam perasaan padaku. Semua itu kuketahui beberapa saat jelang pernikahan kami, setelah undangan disebarkan.
Masih lekat dalam ingatanku kejadian di halaman kantor hari itu.
"Bang Riyan!" Seseorang memanggil namaku.
"Tina?" ucapku, heran.
"Kamu tega, Bang!"
"Tunggu! Ada apa ini?"
"Jadi benar kamu ingin menikah dengan Sasha?"
Perkataan demi perkataan Tina membuatku heran.
"Harusnya aku yang menjadi istrimu, Bang!" sambungnya lagi. Sungguh sebuah pernyataan yang membuatku terkejut.
"Tina ... Sasha itu sahabatmu. Kenapa jadi begini sih?"
"Aku sangat mencintaimu, Bang. Seharusnya aku menyatakan cinta padamu hari itu jika aja Sasha ngga sakit, dan membuatmu harus menolongnya lalu kalian saling jatuh cinta."
Ouh! Tina sama sekali tak tahu perasaanku. Sasha memang menunjukkan perasaannya lebih dulu sama seperti gadis-gadis lain, tapi bukan salah Sasha jika aku memang tertarik padanya. Dan itu terjadi jauh sebelum ia sakit waktu itu.
Malah yang tak terduga adalah Tina sendiri yang tak pernah memperlihatkan gelagat apapun tentang perasaannya, tapi tiba-tiba mengaku bahwa telah lama mencintaiku.
"Tina, sejak dulu aku hanya menyukai Sasha, tentu kamu tahu itu karena kamu adalah sahabat yang paling ia percaya. Sasha bahkan sering bercerita tentang kalian padaku."
"Tapi aku ngga menyangka hubungan kalian akan sampai sejauh ini. Bukannya Abang ngga suka ya dengan wanita manja? Sasha itu manja ... banget!"
Aku terdiam. Dari mana ia tahu tentang kriteria wanita impianku? Beberapa saat kucoba mengingat barangkali ada acara pengumuman kriteria pasangan impian yang digelar di kampus.
Ah! Seingatku tak ada!
"Ini buktinya, Bang." Seperti memahami isi pikiranku, Tina lantas mengeluarkan sebuah buku bersampul hitam dari dalam tasnya.
"I ... itu buku agendaku kan? Kok ada di kamu?" Sungguh aku tak menyangka bukuku yang dulu hilang ada dalam genggamannya.
"Pokoknya aku mencintaimu, Bang." Di luar dugaan Tina tiba-tiba menghambur ke pelukanku.
"Hentikan, Tina! Kamu ngga bisa kayak gini. Aku akan menikah dengan sahabatmu!" Kulepaskan diri dari pelukannya, lalu tanpa pikir panjang segera pergi dari tempat itu.
Aku tak berniat untuk menoleh sedikitpun padanya. Sangat tak nyaman diperlakukan seperti yang baru saja kualami. Namun aku tak menyangka bahwa hari itu akan menjadi momen yang membuatku akhirnya harus terikat sebuah perjanjian dengan Tina.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SANG AJUDAN (Mantan Suamiku, Berhentilah Menggodaku)
RomanceKetika mantan istri menjadi makhluk terindah dan selalu mengusik hati Riyan, ia sudah tak mampu lagi menggapainya. Namun dalam waktu yang bersamaan Riyan tak bisa menahan gejolak asmara yang selalu tertuju untuk satu nama itu, Sasha. Meskipun sudah...