08

440 47 0
                                    

Vote n Comment..?

Sehun mencampakkan badannya ke kasurnya.

Menatap langit-langit kamarnya dan menghela nafasnya.

"Duh, kamu itu gimanasih Sehun. Kok kemampuan kamu ga naik-naik."

"Padahal kelas kamu udah naik! Tapi kok jadi jelek. Gimana mau debut kaya gini?"

Kalimat-kalimat pelatih dan orang di kelas itu ngebuat semangat Sehun patah.

Ternyata, di kelas yang Sehun ada sekarang diisi dengan orang-orang yang jauh lebih berpotensi darinya.

Dan semua tidak seindah yang Sehun harapkan.

Padahal, orang-orang di sekelilingnya sangat berharap dia dapat segera debut.
Termasuk ayah dan ibunya.

"Sehun kamu udah ada kepastian debut?" Tanya ayah Sehun.

"Belum, Pa.." Jawab Sehun yang baru saja pulang hari ini.

"Kok lama bangetsih? Padahal udah naik kelas."

Sehun hanya bisa diam.

"Semoga segera debut, deh. Biar kamu bisa bantu-bantu kondisi keluarga kita sekarang." Kata Ayah Sehun lalu masuk ke kamar nya.

Sehun menghela nafasnya lagi. Dia mengingat semua kalimat-kalimat orang hari ini.

Kenapasih dia tidak bisa lebih baik?

Kenapa skill nya hanya stuck sampai situ?

Apa dia memang tidak bisa debut lagi?

"Iya iya. Pokoknya pacar aku gaboleh ga pede. Pacar aku pasti debutt, heheheh!!!"

Kata-kata Jisoo tadi terlintas di pikiran Sehun tiba-tiba.

Sehun tersenyum sedih. Menutup matanya dengan tangannya.

"Iya Jisoo iya. Aku pasti debut, ya. Tunggu aku ya hahahah. Sebentar lagi." Mata Sehun berair sudah.

                                     ●●●
"Hari ini gaada jadwal latihan?" Tanya Ibu Sehun saat pagi-pagi hari Sabtu, Sehun baru turun dari kamarnya.

"Ngga ada ma.." Sehun bahkan belum sadar sepenuhnya. Ini masih pagi, bukannya disapa selamat pagi atau apa malah jadwal latihan yang ditanya.

Sehun juga butuh istirahat, ma.

"Oh, yaudah ini makan." Kata ibu Sehun sambil menyodorkan sepotong roti cokelat.

"Heem." Angguk Sehun sambil duduk di meja makan.

"Papa mana?" tanya Sehun saat melihat rumahnya yang sangat sepi.

"Kerja ngambil uang lembur di hari libur. Buat nambah-nambah kaya biasa." Jelas Ibu Sehun.

Sehun hanya meng-oh kan.

"Makanya, kamu itu cepat debut. Biar bantu ekonomi kita. Jangan main-main" Lanjut Ibu Sehun.

Ini lagi, ini lagi.

"Iya ma, iya. Sehun juga nyoba. Doain aja Sehun bisa debut segera." Jelasnya sambil menghela nafas.

"Ya terserah kamu. Jangan main-main aja kerjanya. Kalau kamu ga debut-debut, mending kamu langsung cari kerja tamat sma jadi apa kek gitu. Papa mama gapunya uang buat kamu kuliah." Jelas Ibu Sehun tajam.

Sehun hanya bisa menunduk.

Mungkin,

mereka tidak tau betapa stres nya Sehun memikirkan masalah ekonomi, pelajaran dan masalah debut nya.

Pa,Ma, tolong mengertilah sedikit saja. Sehun juga berjuang.

Aku butuh dukungan, bukan hinaan.

(After) 30 Days; Sequel 30 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang