JAM delapan malam Yunho sudah pulang ke rumah. Lelaki paruh baya itu tersenyum kecil saat melihat Taeyong dan Jaehyun sedang mengerjakan sesuatu di ruang keluarga. Kertas serta pensil warna berceceran di sekitar tempat itu. Yunho menaruh tas kerja di atas sofa sebelum menyapa Jaehyun yang terlihat sangat serius.
"Hey," sapa Yunho seraya mengusak rambut hitam Jaehyun dengan sayang. Sementara Taeyong kini menundukkan kepala; sedikit terkejut karena Yunho datang tiba-tiba.
Jaehyun tersenyum lebar. "Sudah pulang Dad?"
Yunho mengangguk. "Jaehyun sudah makan?"
"Sudah, Taeyong Hyung menyuapiku tadi." ujarnya senang sebelum kembali fokus pada kegiatan. Jaehyun mewarnai beberapa kertas yang sebelumnya sudah berisi gambar buatan Taeyong.
Untung saja Taeyong memiliki kemampuan dalam bidang seni, ia bisa menggambar dengan cukup baik. Jadi Jaehyun tidak merasa bosan. Toh Taeyong juga mulai menikmati pekerjaan nya, walaupun ia memang harus berbicara kepada Yunho. Taeyong masih penasaran kenapa Jaehyun membutuhkan seorang pengasuh di usia delapan belas tahun.
"Sajangnim, aku ingin membicarakan sesuatu." ujar Taeyong pesan akhirnya; memberanikan diri untuk bertanya.
Yunho mengulas senyum tipis sebelum mengangguk. "Kita berbicara di ruanganku saja," karena ia tahu bahwa Taeyong pasti menanyakan tentang Jaehyun.
"Taeyong Hyung dan Daddy mau kemana?" tanya Jaehyun saat melihat Taeyong serta Yunho berdiri.
"Sebentar, tunggu disini ya." gumam Yunho lembut yang di jawab dengan anggukan oleh Jaehyun.
Setelah itu Taeyong dan Yunho berjalan menjauhi ruang keluarga. Naik ke lantai dua sebelum berhenti di pintu mahoni cokelat. Yunho membuka pintu tersebut; mempersilahkan Taeyong masuk ke dalam ruangan kerjanya di rumah.
Taeyong sedikit terperangah ketika melihat interior ruang kerja Yunho yang sangat elegan, ia memutuskan untuk duduk di sofa yang terletak di tengah ruangan. Iris hitamnya menatap Yunho yang membuka jas kerja. Lelaki paruh baya itu duduk di hadapan Taeyong, memberikan tatapan yang sulit di artikan.
"Aku tahu kau pasti terkejut dan bertanya-tanya kenapa aku mempekerjakanmu untuk merawat Jaehyun," Yunho membuka pembicaraan terlebih dahulu. Membuat Taeyong mengangguk.
Di dalam kepala Taeyong, itu semua sungguh tidak masuk akal. Jadi ia masih merasa bingung kenapa Yunho repot-repot mencari pengasuh untuk merawat lelaki remaja berusia delapan belas tahun yang sudah bisa melakukan semuanya sendiri walaupun seharian ini Jaehyun memang bertingkah manja.
"Aku penasaran." gumam Taeyong seraya menatap ke arah lain; menghindari tatapan Yunho.
"Bukan tanpa alasan tentu saja. Menurutmu, bagaimana Jaehyun?"
Kening Taeyong berkerut dalam, ia kembali menatap Yunho tepat pada wajah. "Normal, hanya sedikit manja dan kekanakan. Jaehyun tidak mengidap little space kan?"
Taeyong mengingat sesuatu yang pernah ia pelajari ketika di bangku kuliah, ia sering membaca buku bagian psikologi karena itu menyenangkan. Ada pembahasan tentang Little Space. Sebuah sindrom, dimana seseorang memiliki prilaku seperti anak kecil atau balita.
Otomatis Yunho menggeleng. "Tidak. Jaehyun bukan pengidap sindrom Little Space. Dia anak yang normal, seperti katamu, walaupun lebih manja dan kekanakan. Tapi, ada sebuah trauma besar yang membuat Jaehyun menutup diri dari dunia luar serta banyak orang. Aku memilihmu karena kau terlihat mirip dengan istriku; Jung Jaejoong. Jaehyun membutuhkan seorang teman yang bisa membimbingnya, kurasa kau orang yang tepat." jelasnya panjang lebar seraya menghirup nafas dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Man Like You《Jaeyong》✔
Fanfiction[Romance] Awalnya Taeyong kira ia benar-benar menjadi pengasuh bayi. Tapi, mana ada bayi yang memiliki delapan kotak pada perut? •BXB || YAOI || GAY || HOMO •Jaehyun x Taeyong •Don't read if u don't like dude!