Part 10

77.6K 10.8K 2.2K
                                    

JAEHYUN memasukan sendok berisi es krim ke dalam mulut. Namun pandangannya tak lepas dari Taeyong yang sedang mengobrol dengan Johnny; entah apa yang kedua lelaki itu bicarakan. Jaehyun ingin bergabung, tapi Taeyong melarangnya. Ia tidak tahu kenapa, padahal Jaehyun juga ingin bercakap-cakap dengan Johnny serta Taeyong. Ia duduk di kursi dekat dapur; menikmati es krim. Sementara Taeyong dan Johnny berbicara di ruang tamu.

"Kau benar-benar menjadi pengasuh Jaehyun?" Johnny bertanya saat Taeyong menyelesaikan ceritanya. Ia tidak percaya, seorang Lee Taeyong yang lulus dengan predikat Cum Laude ternyata bekerja sebagai pengasuh.

Tapi, setelah mendengar semua cerita Taeyong, Johnny sedikit mengerti. Keluarga Jung memang sangat kaya dan bisa melakukan apapun dengan uang, mungkin saat itu Taeyong sedang membutuhkan banyak uang sehingga tidak bisa menolak. Lagi pula, awalnya Taeyong melamar sebagai sekretaris, kan?

Johnny tahu bahwa Jaehyun memang sedikit manja jika dibandingkan dengan semua anak seusianya. Namun ia masih tidak percaya bahwa Jaehyun membutuhkan pengasuh di usia delapan belas tahun. Itu sedikit berlebihan.

"Begitulah, Yunho Sajangnim mempercayaiku." gumam Taeyong seraya melirik ke arah Jaehyun yang masih menikmati es krim dengan khidmat.

"Ya aku mengerti. Jadi kau tinggal di sini?"

"Mhm, aku memiliki kamarku sendiri."

Johnny tertawa pelan sebelum mengeluarkan ponsel. "Bisakah kau memberikanku nomormu?"

"Tentu." Taeyong meraih ponsel Johnny; mengetik nomornya di sana. Ia senang bisa berbicara dengan teman semasa kuliah dan ternyata Johnny tidak mengolok-olok Taeyong karena ia bekerja sebagai pangasuh.

Mereka berdua kembali berbicara, kali ini dengan santai. Sesekali Taeyong tertawa ketika keduanya membicarakan hal-hal kecil tentang apa yang terjadi semasa kuliah. Ini kali pertama Taeyong berbicara dengan seorang teman setelah tiga minggu terjebak di dalam rumah keluarga Jung.

Satu kotak es krim yang di makan Jaehyun sudah habis, lelaki itu menghampiri Taeyong dan Johnny. Ia ingin bergabung karena sepertinya pembicaraan keduanya sudah tidak terlalu serius seperti pertama kali.

"Apakah Johnny Hyung akan datang lagi nanti?" tanya Jaehyun tiba-tiba, ia duduk di samping Taeyong dan mengenggam jemari si lelaki cantik dengan erat.

Tidak ada yang bisa Taeyong lakukan, ia membiarkan Jaehyun mengenggam jemarinya. Mungkin lelaki tampan itu sedang merasa tidak nyaman karena ada orang asing di sekitar mereka; Johnny. Walaupun tadi Johnny dan Jaehyun sempat belajar selama tiga jam.

Johnny mengulum bibir. "Aku tidak tahu, jika Yoona Sunbae sibuk maka aku akan menggantikannya."

"Hm begitu," Jaehyun mengangguk paham. "Hyung mau makan siang di sini?" tawarnya dengan ramah.

"Apa boleh?"

"Tentu saja!" seru Jaehyun senang, ia merasa bahagia jika ada banyak orang yang ia kenal di sekitarnya. Tidak seperti ketika ia berada di antara orang asing yang bisa membuat trauma nya kambuh.

Taeyong melemparkan senyum kecil pada Johnny. "Kalau begitu, kau bisa makan siang di sini. Sepertinya Jaehyun senang."

"Baiklah."

Mendengar itu Jaehyun tersenyum lebar; menampakkan kedua titik cacat pada pipi. Ia menempelkan dagu pada bahu Taeyong, merasa sedikit mengantuk. Aroma tubuh Taeyong sangat harum; seperti bunga.

Jujur saja, sebenarnya Taeyong merasa sedikit risih karena Jaehyun mulai melakukan kontak fisik lagi. Dadanya terus menerus berdebar, namun ia juga tidak bisa menyalahkan Jaehyun karena lelaki tampan itu sama sekali tidak mengerti tentang apa yang Taeyong rasakan. Secepat mungkin, Taeyong harus menghilangkan perasaannya untuk Jaehyun. Ia tidak ingin terjebak dengan perasaan cinta yang bodoh ini.

Man Like You《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang