8. Helios kurang ajar

362 82 26
                                    

Kalian tahu nggak? Sejak dua minggu yang lalu, saya dan Helios enggak tahu kemana perginya si Dewi Athena itu. Kami sudah cari kemana-mana tapi enggak ketemu. Kalau kata Helios dia kabur, tapi kenapa dia kabur? Menurut saya sih dia teleportasi. Kenapa?

Saya nggak tahu, sudah, ya, jangan bahas si Dewi Athena itu.

Hari ini saya ketemu Pak Martono (ingat kan dia guru Matematika saya?). Dan coba tebak kenapa saya bisa sampai ketemu Pak Martono?

Karena saya telat, dan kebetulan Pak Martono itu tim tatib.

"Kenapa kamu telat?" tanya Pak Martono.

"Ya, karena saya berangkat jam 7 lebih."

"Alibi macam apa itu?"

"Macam ini, Pak."

"Sudah-sudah sekarang kamu siram-siram tanaman saja sama dia."

Saya melirik ke samping, saya ingin tahu siapa yang dimaksud Pak Martono. Dan coba tebak siapa? Ternyata Gero.

"Iya, pak," ucap saya.

Saya akhirnya menyirami tanaman sendiri soalnya Gero cuma duduk. Kalau kalian jadi saya pasti dongkol kan lihat kelakuannya Gero? Tapi saya enggak. Yang penting dihukum sama Gero saya senang.

"Udah selesai belum?" tanya Gero.

"Sudah."

"Yaudah, ayo cepat ke kelas, keburu ketinggalan pelajaran."

Yaelah.

"Iya ya, ayo," ucap saya.

Saya memaksakan senyum pada Gero. Gero kemudian berjalan lebih dulu lalu saya berada di belakangnya dengan radius 5 meter. Saya enggak berani dekat-dekat dengan Gero, nanti saya dikira caper. Padahal, sih, inginnya iya.

Saya dan Gero masuk kelas tepat ketika Bu Budi tengah menerangkan pelajaran akuntansi. Beliau kemudian menyuruh kami mendekat.

"Maaf bu, tadi kami terlambat, " kata Gero.

"Kalian sudah dihukum?"

"Sudah bu," ucap saya gantian.

"Ya sudah, sana duduk."

Saya lantas duduk di bangku saya dan mengeluarkan buku akuntansi. Kelas mulai hening kembali, semua memperhatikan penjelasan Bu Budi.

Bu Budi itu penyuka ketenangan. Dia peka terhadap suara sekecil apapun. Bahkan kalau ada suara gesekan sepatu, dia bakal menatap orang itu dan memperingatkannya. Saya jadi ingin tahu kalau ada orang yang menggosipkan beliau, Bu Budi tahu nggak ya?

Dan baru saja saya mengikuti pelajaran selama lima belas menit, ponsel saya menyala dan menampilkan panggilan masuk dari Helios. Dan parahnya, saya lupa tidak mengaktifkan mode diam. Ponsel saya berdering kencang dan Bu Budi langsung menaruh perhatian pada saya sepenuhnya.

"Athena, matikan handphone sekarang," kata Bu Budi bahkan tanpa menoleh.

Saya segera mencari tombol off, namun tiba-tiba dering telepon menggema lagi. Dan itu dari Helios.

"Athena, silakan keluar kelas sekarang. "

Dan saya terdampar di ruang perpustakaan.

Gara-gara telepon dari Helios, Bu Budi benar-benar menghukum saya. Saya jadi tidak boleh ikut pelajaran beliau hari ini. Beliau juga menyuruh saya untuk menghabiskan waktu di perpustakaan. Ngomong-ngomong tentang Helios, saya jadi kepo kenapa dia menelepon saya hingga dua kali. Jadi, saya memutuskan untuk menelepon Helios balik.

'Halo Ath,' suara Helios tersambung setelah ia mengangkat telepon saya.

"Halo."

Kenapa telepon?

"Lah, elo tadi ngapain menelepon gue? Dua kali Yos, ada apa?"

Masa sih?

"Iya Yos."

Oh, kayaknya kepencet.

Kurang ajar.

---Athena---

ATHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang