4. Saya, matematika, dan cowok

516 111 48
                                    

Tahu matematika nggak? Itu lho yang isinya angka sama x dan y.

Saya suka pusing sama matematika. Padahal, saya enggak pernah sekalipun mikirin matematika. Ah, jangankan itu, lihat sampul matematika saja saya pusing. Kalian gitu nggak?

Dan hari ini, tepat di depan kelas, Pak Martono (guru matematika saya yang paling nyebelin) tengah menatap saya.

Aduh, perasaan saya jadi enggak enak.

"Athena, coba kerjakan nomor 5," katanya sambil menunjuk saya.

Ini nih yang bikin saya sebel sama Pak Martono. Pak Martono ini suka banget nunjuk-nunjuk. Dan ketika saya melihat soal yang dimaksud Pak Martono, saya langsung shock. Soalnya itu satu tapi berderet dari abjad a sampai e.

"Yang a saja Pak?" tanya saya memperjelas. Ya iyalah, yakali saya harus mengerjakan semua.

"A sampai e."

"Ha?"

"Ah kamu, ha-he-ha-he aja, sudah cepat kerjakan di papan tulis."

Dan saya shock dua kali.

Saya segera melirik kanan-kiri meminta bala bantuan. Teman sebangku saya, Selin, malah tidur. Niatnya saya mau minta tolong sama Anna (dia ini yang paling jago matematika), tapi tempat duduknya jauh. Dia di pojok depan sedangkan saya di bagian belakang. Mau membuka handphone pun saya nggak bisa soalnya Pak Martono meminta semua ponsel dikumpulkan di meja guru.

Sekitar saya cuma anak laki-laki semua. Saya harus bagaimana dong?

Mau tahu nggak perasaan saya sekarang gimana? Kalau nggak mau tahu juga enggak apa-apa, sih, tapi saya tetep mau cerita.

Saya bingung, linglung, dan kalut.

Saya lihat si soal dan yang saya ketahui, si soal itu meminta saya menyelesaikan masalah si x soalnya si y sendirian.

Ah, malas.

"Athena, sudah apa belum?" suara Pak Martono menyambar.

"Anu, sebentar pak."

Plak

Itu suara apa? Itu suara bahu saya dipukul pelan sama seseorang dari belakang.

"Nih, " kata seorang cowok menyerahkan lembaran berisi tulisan x dan y.

Saya shock. Kayaknya saya bakal jantungan, soalnya saya shock terus daritadi.

"Butuh enggak?" tanyanya.

"Ini enggak apa-apa?" tanya saya basa-basi. Biarin. Siapa tahu ini jodoh saya. Lumayan, dia ganteng.

"Ya terserah."

"Makasih, ya, Gero."

Saya aslinya nggak tahu siapa namanya. Tapi untungnya dia memakai badge nama. Ya, nggak apa-apa kan kalau sok kenal.

Tapi syukurlah ada cowok ganteng yang mau berinteraksi sama saya. Akhirnya saya bisa menemukan tanda-tanda jodoh saya.

---Athena---

ATHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang