Broke home

2 0 0
                                    

Rara Adera
  Gadis bertubuh tinggi,ramping ditambah mata sipit beserta rambut pendek nya membuat gadis itu terlihat sangat anggun.
Dia dilahirkan oleh seorang ibu,ibu yang amat Rara benci bukan tanpa sebab Rara membenci ibunya,Rara menganggap ibunya sebagai seseorang yang tidak bertanggung jawab atas dirinya,ayahnya telah tiada tepat satu tahun usia Rara .sejak saat itulah Rara dititipkan ibunya kepada orangtua suaminya.meski begitu nenek selalu bilang kepada Rara kalau ibunya pergi untuk bekerja dan sering mengirimkan uang untuk Rara setiap bulannya.Tapi semuanya tidak berjalan lama,satu tahun ditinggal suami ,akhirnya ibunya memutuskan menikah lagi dengan seorang duda kaya raya semenjak saat itu ibunya tidak pernah mengirimkan uang untuk Rara jangankan mengirim uang melihat untuk sekedar menjengukpun tidak pernah.
Waktu berjalan begitu cepat Rara tumbuh menjadi anak gadis yang mandiri,cantik bisa dibilang termasuk anak gadis yang baik meski terkadang dia minum minuman yang berbau alkohol,bukan karena dia anak nakal akan tetapi Rara hanya melampiaskan rasa marah kepada ibunya yang tidak pernah bisa dia lontarkan secara terang-terangan hanya dengan minuman terlarang itulah Rara bisa melupakan sejenak emosisnya,nenek sama sekali tidak mengetahui hal itu,rara menutupi rapat-rapat kebiasaan buruknya.Rara tak kuasa jika harus membuat neneknya bersedih ditambah lagi kematian Kakek dua tahun lalu,membuat nenek harus Banting tulang untuk menyekolahkan Rara.

Nadia Pratiwi
Wanita berusia 32 tahun ini terlihat sangat bahagia sungguh keluarga harmonis dengan dua anak laki-laki serta suami yang begitu setia dan menyayanginya.Dilantai atas di salah satu ruangan paling ujung rumah mewah itu,salah satu kamar kosong yang bernuansa keperempuanan itu tertata rapi bersih,meskipun kamar tersebut tidak berpenghuni tetapi mbok Iyem pembantu rumah tangga selalu membersihkan kamar itu setiap hari sekedar menyapu lantai dan membersihkan sarang laba-laba yang ada di langit langit kamar.Nadia membuka laci didekat tempat tidur diambilnya sebuah kotak berwarna coklat,kelihatan dari sampulnya yang sudah berdebu dan kusam kotak itu sudah tua puluhan tahun dia simpan sejak dia menikah dengan laki-laki pilihan nya itu.dibuka lembar demi lembar didalamnya,membuat tangisan wanita itu pecah seketika sambil memeluk erat kotak yang kini berada ditangannya tak henti-hentinya dia menciumi selembar foto gadis kecil yang sedang tertawa bahagia lengkap bersama kedua orangtuanya.Rey yang berjalan tiba-tiba saja berhenti tepat didepan sebuah kamar kosong yang pintunya sedikit terbuka dengan langkah perlahan dia mengintip siapa seseorang dibalik pintu yang kini terdengar terisak,diam-diam Rey memperhatikan wanita paruh baya yang kini berbalik menatapnya,rasa khawatir timbul melihat putranya yang kini menatapnya.Nadia cepat-cepat merapikan lembaran lembaran kertas dan memasukannya kembali pada kotak lalu menguncinya rapat-rapat didalam laci sebelum Rey berjalan menghampirinya baru saja Rey ingin bertanya pada ibunya tiba-tiba suara teriakan mbok Iyem terdengar sangat keras sontak membuat Bu Nadia dan Rey berlari cepat-cepat turun ke bawah,tepat di halaman belakang terlihat Egi terbaring diatas trotoar ada darah di pelipisnya sedangkam mbok Iyem terlihat khawatir disamping Egi sambil berusaha membangunkan Egi berkali-kali digoyang-goyangkan tubuh egi sama sekali tak ada reaksi,bu Nadia yang melihat kejadian itu berlari berteriak khawatir Rey segera menelepon ambulan juga menelepon papahnya yang sedang bekerja dikantor.

Wiwiwiwiwiwiwiwi....
Ambulan memasuki pekarangan rumah, Bu Nadia dan Rey bergegas membawa egi ke dalam ambulan. "Papah sudah dihubungi Rey". Bu Nadia bertanya pada Rey yang sedari tadi memandangi adiknya "sudah mah,papah nanti langsung pergi ke rumah sakit". Jawab rey tanpa memandang ibunya.
Astagfirullah..Lirih Bu nadia,dilihat putranya yang baru berumur 5 tahun yang kini terbaring lemah di dalam ruangan berbau antibiotik dengan kepalanya yang diperban membuat hatinya begitu resah,tak lama papah datang menghampiri mamah,papah mendekapnya dengan tulus tanpa bertanya apapun mungkin papah paham yang mamah butuhkan saat ini adalah motivasi bukan pertanyaan.

Lisa pulang bersama seorang pria,kebetulan seperti biasa Lisa tidak diijinkan ayah membawa mobil ketika sedang mencari angkutan umum tiba-tiba seorang pengendara motor berhenti tepat didepannya,lisa sama sekali tak mengenal siapa pengendara motor itu,dia membuka helm yang menutupi seluruh wajahnya Lisa kenal wajah pria itu tapi tidak dengan namanya,lalu pria itu turun dari motornya mendekati Lisa yang pura-pura asik dengan handpone pink-nya.
"Mau pulang bareng gak". Ehan bicara sambil mengibaskan rambutnya yang menutup mata kanannya.belum ada jawaban yang terlontar dari mulut gadis mungil itu,raganya diam sementara pikirannya menerawang jauh mempertimbangkan ajakan pria dihadapannya."maaf ya,gue gabisa pulang sama orang yang ga dikenal". Sebelum Lisa pergi meninggalkannya,pria itu menyodorkan tangannya tepat didepan hidung mancung Lisa "kenalin gue Reyhan Bramasta gue anak kelas XII mipa,gimana udah kenal kan sekarang mau pulang bareng?". "Boleh".Lisa menjawab sambil Berjalan kearah motor yang kini terparkir dihadapannya,tak lama langkah Ehan menyusul Lisa yang sudah duduk manis dengan handpone yang tak lepas dari sorot matanya,disepanjang jalan Lisa dan Ehan sama sekali tidak mengobrol mereka saling diam dengan kesibukan masing-masing Lisa terus memandangi handpone nya sementara Ehan tetap fokus mengendarai motornya.

About lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang