Ayok sama sama pencet tombol bintang di kiri bawah ლ('ڡ'ლ) setidaknya menghargai dong, iya gak? Ehe ლ('ڡ'ლ)
'bugh!'
"H-hentikan.."
Mendengar lirihan Hyungji, pria itu tertawa terbahak².
"Ahahaha, lucu sekali. Kau ber-aegyo? Hah?".
Hyungji terdiam, terus meringis kesakitan.
"Hah?! Jawab aku!".'bugh!'
Satu pukulan mendarat (lagi) di punggung Hyungji. Ia beberapa kali menahan tangisan nya, dan itu tidak berhasil.
Seiring pukulan itu mendarat di kulit nya yang tak terbalut apapun, tangisan dan ringisan nya semakin keras.
Entah kemana pergi nya semua pakaian yang ia pakai tadi. Kini hanya tersisa bra dan hot pants nya.
"Apa kau merindukan Seungyoun si sialan itu? Yang bisa saja merebutmu dari ku?". Tanya pria itu tanpa bisa di dengar dengan baik oleh Hyungji.
"Ah, aku lupa. Saat di hotel kamu belum sempat makan. Kalau begitu, tunggu lah. Aku akan membuatkan mu makanan". Tiba² saja suara dingin tadi terdengar lebih hangat dari sebelum nya.
Bukan merasa lega, Hyungji justru lebih takut dengan perubahan sikap'nya' yang terbilang sangat cepat itu.
Jika bisa berlari dari tempat ini, Hyungji pasti sudah lari sejak pertama kali ia membuka matanya. Namun, nasib nya berkehendak lain. Di tempat ini, ia di siksa bahkan di leceh kan. Dia sama sekali tidak bisa pergi dari tempat ini dengan mudah.
"Ini, aku hanya bisa membuat ini untuk mu". Ujarnya lembut, menaruh meja berukuran kecil dengan berbagai macam makanan diatas nya di depan Hyungji yang tengah terduduk di atas lantai dingin itu.
Semua makanan yang Hyungji suka ada di atas meja itu dengan tata an makanan yang sangat rapi. Hanya 35 menit bisa membuat semua makanan ini? Hyungji sedikit kagum oleh skill masak yang pria itu miliki.
"Aku tahu kau lapar, Hyungji. Jadi, makanlah'hm?". Tuturnya.
Hyungji tak ambil pusing, dia langsung melahap makanan yang sudah sedari tadi minta di masuk kan ke dalam mulutnya.
"Bagus, kau makan dengan baik ternyata". Ucap pria itu tersenyum hangat ke arah Hyungji. Mengelus dan me-rapih-kan surai hitam Hyungji yang tadi sempat berantakan.
"Aku mecintaimu, sangat mencintaimu, sangat banyak". Lirih nya tulus.
Mendengar ketulusan itu, Hyungji berhenti mengunyah untuk menatap nya.
Mata Hyungji dan pria itu saling bertatap satu sama lain, "Kenapa? Apa aku terlihat sedang bercanda? Aku benar - benar mencintaimu. Sangat". Ucapnya lagi, kali ini terdengar sangat tulus nan lembut.
Hyungji memilih untuk diam dan melanjutkan acara makannya tadi, ia tahu ini bukan saat nya untuk hal lain. Karena sedari tadi perutnya berdemo meminta untuk diisi.
"A-aku kenyang, terima kasih". Lirih nya ragu.
Ternyata pria itu tertidur pulas di pangkuan Hyungji. Dengan wajah bayi nya yang bisa membuat siapa pun tertipu, tertipu dengan keganasan yang sangat tertutup rapat.
Sekarang pintu terbuka, Hyungji benar benar sudah berpikiran untuk kabur dari sini di saat pria itu tertidur. Sungguh kesempatan yang tidak dapat di buang-buang! Pikirnya.
Hyungji pun perlahan mengubah posisi tidur pria itu, memindahkan nya ke bantal yang untung tak jauh dari nya.
Ia memakai kemeja oversize yang trgantung disana, memakai celana training yang tergeletak dan pergi perlahan menuju pintu kamar yang terbuka lebar.
Pintu kamar berhasil Hyungji lewati, ia bergegas menuju pintu utama.
'cklk'
"Hyung, aku samp--hey! Mau kemana kau?!". Pekik seorang pria lain yang baru saja masuk dari pintu utama.
Hyungji langsung terbelakak kaget, ia pun bergegas mendorong pria itu sampai tersungkur. Pria yang lemah, pikirnya.
Ia yang berhasil menerobos pintu utama langsung berlari sekuat tenaga, benar benar mengerahkan semua kekuatannya untuk bisa pergi dari sini.
Suara teriakan pria tadi mengiringi langkah kaki Hyungji, ia benar² tidak ingin menengok ke belakang. Mata nya terus tertuju pada sebuah cahaya yang seakan akan membawa nya ke suatu tempat.
Memang benar ini adalah sebuah gunung, tepatnya gunung yang dibaluti hutan di sekeliling nya. Bahkan ajaib rasanya melihat rumah se mewah tadi berada di tengah hutan lebat seperti ini.
'krak'
"A-akh-". Pekik Hyungji terkejut. Kaki nya menginjak sesuatu dan membuatnya tergores bahkan langsung mengeluarkan darah.
"Ranting sialan". Pekik nya sedikit melambatkan langkah nya.
"Aku harap ada seseorang yang dapat menyelamatkan ku". Lirih Hyungji pelan, ia melihat jalan setapak yang tak jauh dari tempat dirinya berada.
Hyungji kembali berlari, tak peduli dengan luka di kaki dan tubuh nya. Ia menyipitkan mata nya saat mendapat cahaya yang teramat terang tengah menghampiri nya.
Mobil, ia sedikit tersenyum melihat mobil itu. Seakan berharap bahwa mobil yang ia lihat itu bisa membantu nya melarikan diri dari tempat mengerikan ini.
Ia melambaikan tangannya pada mobil tersebut guna memberhentikan nya. Namun perkiraan nya salah, mobil itu malah melaju kencang dan melewati nya.
Hyungji masih belum menyerah, ia kembali melihat sebuah mobil dan melakukan hal yang sama seperti tadi.
Masih dengan nasib yang sama, mobil kedua yang ia lihat pun langsung menerobos dengan kecepatan tinggi. Apa Hyungji terlihat seperti penampakan? Sampai dua mobil tadi melewati nya dengan terburu²?.
Mobil lain pun datang, kali ini Hyungji benar² sudah muak. Ia merentangkan tangannya di tengah jalan, seakan² ia ingin bunuh diri. Namun, mobil itu berhenti tepat di depan Hyungji.
Seseorang keluar dari pintu kemudi, lalu menghampiri Hyungji dengan tatapan takut.
"K-kau kenapa?". Tanya orang itu.
Hyungji yang tadi sempat memejamkan matanya, kini membuka nya perlahan.
"A-aku m-masih h-hidup?". Lirih Hyungji pelan saat mendengar suara pria tadi.
Pria, ia masih trauma denga suara pria. Dia benar² benci mendengar suara pria.
"Apa ada seseorang yang membuatmu seperti ini?". Tanya pria itu lagi.
Memang benar jika Hyungji takut pada pria di depannya sekarang, tapi ia lebih takut jika bertemu pria yang sedari tadi mengejarnya.
Tanpa disangka hujan tiba² turun dengan begitu deras, pria tadi langsung membuka jaket nya dan melindungi Hyungji dari air hujan.
"Ayo kita masuk, akan ku antar kan ke rumah mu". Tutur pria itu lembut.
Hyungji sedikit berpikir sembari menatap pria yang berniat menolongnya itu, lalu mengangguk mengiyakan.
"B-baiklah".
Pria itu langsung membawa Hyungji yang terlanjur basah kuyup itu ke dalam mobil nya, berputar mengeliling ke depan untuk duduk di kursi kemudi. Lalu melajukan mobil nya.
Tepat sebelum pria yang mengejar Hyungji datang dan menemukan kartu nama sang kakak yang terjatuh dari celana training yang Hyungji pakai.
"Lihat saja nanti, nuna. Aku akan melepaskan mu dari kakak ku yang terus menyiksamu, dan menjadikan mu milikku". Gumam nya sembari meremas kertas itu dendam.
💞