Suasana mencekam di gelapnya hutan itu sudah cukup menggambarkan kengerian di dalamnya. Arwah wanita cantik itu terpaku menatap jasadnya yg terkubur tidak layak di dalam hutan larangan ini.Begitu banyak mitos, takhayul dan larangan bagi manusia yang menjejakkan kaki di hutan ini. Belum lagi setumpuk aturan yang wajib dipatuhi oleh manusia ketika berpetualang di alam tempat segala macam mahluk gaib ini tinggal.
Hanya orang yang kehilangan akal sehatlah yang berani melanggar aturan untuk mengubur jasadnya di sini. Tidak terima, arwah wanita itu pun berniat menuntut balas terhadap siapapun yang menghilangkan nyawanya.
***
"Secepat ini kita pulang?" Kirana memeluk tubuh tinggi Raka dari belakang. Raka balas menggenggam tangan halus Kirana, "iya, Ana, dua hari lagi, kan, aku harus kembali bekerja. Kalau nambah libur lagi aku bisa dipecat sama bos." Raka berbalik kemudian menarik hidung mancung Ana.
"Kan, bosmu itu Papa aku, jadi santai aja kenapa, sih? Aku masih belum puas bulan madu selama seminggu, ya, ya, ya." Kirana mengerjapkan mata coklatnya dengan cepat mencoba merayu Raka.
Raka tetap kukuh pada keputusannya. Kembali hari ini karena tidak ingin mangkir dari kewajiban di kantor. Lagi pula anak gadisnya yang berusia lima tahun pasti sangat merindukan kehadiran Raka di rumah. Rashmi nama bidadari kecil Raka. Nasib Raka dan Rashmi tidak beruntung. Di usia Rashmi yang baru saja genap tiga tahun, ia sudah ditinggal pergi Ibunya.
Pergi bersama lelaki lain mencari kehidupan yang lebih baik. Beruntung pasca ditinggal istri tercinta Kirana yang tidak lain adalah sahabat masa kecil Raka datang mengisi kekosongan di hati Raka dan Rashmi. Menjalin hubungan selama dua tahun mereka akhirnya memutuskan untuk melabuhkan cinta dalam ikatan pernikahan.
Seminggu setelah bulan madu di villa mewah, kini mereka harus kembali menjalani kehidupan seperti biasa. Tidak ingin kemalaman di jalan Raka memutuskan untuk berangkat setelah makan siang. Dua buah koper berukuran sedang sudah selesai di kemas oleh Kirana. Raka kemudian membawa koper itu ke mobil.
Memastikan tidak ada yang tertinggal Raka kemudian menghidupkan dan mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Sementara Ana yang nampak kelelahan mulai tertidur karena cuaca yang juga mulai mendung.
Tiga jam lebih menyetir membuat Raka diserang kantuk. Saat matanya hendak memejam, Raka dikejutkan oleh suara benda berat yang jatuh di atap mobil sedan hitam miliknya. Raka menepikan mobil untuk mengecek keadaan sekitar. Tidak ada yang terjadi, bahkan mobilnya tidak penyok atau lecet sama sekali. Padahal jelas-jelas ada benda berat yang menimpa mobilnya.
"Ada apa, Ka, Kenapa berhenti di sini? Ana baru saja bangun dan membuka kaca jendela mobil.
"N--nggak ada apa-apa, mungkin aku salah dengar aja tadi, ya?" Raka memegang tengkuk yang tiba-tiba ditiup oleh angin dingin.
"Kita sekarang di mana?" Kirana keluar dari mobil dengan mata sembabnya.
"Di wilayah hutan larangan, tadi aku baca petunjuk jalannya gitu," jawab Raka singkat
"Ooh," balas Ana singkat, "yaudah nggak ada apa-apa, kan? Kita lanjut lagi, ya. Takut kemalaman di hutan, seram." Ana bergidik ngeri.
Tanpa basa basi Raka segera masuk mobil dan mencoba mengabaikan kejadian tadi. Raka memutar lagu untuk mengusir rasa takut yang menyusup ke dalam hati. Baru saja jam empat sore tapi hari sudah terlihat hampir gelap. Mungkin karena pengaruh pohon-pohon besar yang mengelilingi hutan larangan yang mereka lewati.
Ana yang tidak bisa tidur menghilangkan kejenuhan dengan bermain game. Sedang asyik mengumpulkan nyawa tiba-tiba Ana menoleh ke belakang. Tidak ada siapa-siapa di jok belakang mobil. Ana kembali melanjutkan permainannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bermalam Di Hutan Larangan (Sudah Terbit)
TerrorFollow dulu ya sebelum baca 😄 Raka dan Kirana terjebak di hutan larangan saat hendak pulang dari perjalanan bulan madu mereka. belum lagi teror boneka hantu yang kerap mengikuti mereka. mampukah Raka dan Kirana selamat dari gangguan mahluk gaib di...