[3] Heartbeat

2.5K 264 167
                                    

Jungkook mengunjungi Rumah Sakit Umum Seoul hari itu. Ia ingin memastikan bahwa ia tak memiliki riwayat penyakit apapun. Semalam ia juga sempat bertanya kepada ibunya apakah di keluarganya ada yang memiliki riwayat penyakit jantung, jawaban tidak adalah jawaban yang Jungkook dapat. Ia duduk di ruang tunggu, menyandarkan tubuhnya pada tembok sambil menatap langit-langit lorong rumah sakit dan terlihat beberapa kali berkedip dan terdengar menghela napas. Di tangannya nampak secarik kertas untuk mengambil hasil pemeriksaan seminggu lagi. Jungkook memejamkan matanya, menyisir rambutnya ke belakang sebelum pandangannya tertuju pada kertas di tangannya.

"Jungkook!"

Atensi Jungkook tercuri oleh pria yang kini ia lihat berlari dari ujung lorong. Jungkook lantas membenarkan letak posisi duduknya kemudian menatap pria yang berlari panik mengampirinya.

"Hyung?"

"Kau sakit?"

Pria itu terengah-engah, mencengkeram kedua pundak Jungkook lalu menatapnya tajam.

"Aku tidak tau, akhir-akhir ini aku sering mengalami semacam serangan jantung," jawab Jungkook.

"Kenapa?"

"Aku juga tidak memahaminya. Ini aneh," jelas Jungkook.

"Lalu bagaimana keadaanmu?"

"Hasil pemeriksaan akan keluar seminggu lagi,"

Yoongi, pria muda berkulit putih tersebut mengendurkan cengkeramannya. Bernapas lega lalu duduk di samping Jungkook.

"Aku sudah panik tadi," katanya.

"Kau tau darimana aku di sini?"

"Ibumu," jawab Yoongi.

"Kau ke rumahku?" Jungkook bertanya lagi.

"Ya, mau bagaimana lagi," Yoongi nampak menurunkan ranselnya, memberikan beberapa modul untuk Jungkook dan beberapa lembar kertas.

"Ini apa?" Jungkook mengambil kertas di atas modul yang diberikan Yoongi.

"Melodi baru, indah bukan?" giliran Yoongi yang bertanya.

"Hyung, kau tidak salah?"

"Kenapa, seorang akan memainkannya di acara kematian hari sabtu ini," jawab Yoongi.

"Cih! kau membuat yang seperti ini juga?" Jungkook nampak heran.

"Mereka membayarku dengan uang yang banyak, sayang sekali jika ku tolak," jawab Yoongi, "Lagipula, aku butuh satu set keyboard yang akan ku letakkan di kamarku," ujarnya.

"Kau memanfaatkan kematian seorang demi uang? gila!" celetuk Jungkook.

"Hey hey hey, uang itu hanya imbalan berwujud kertas yang bisa ditukar. Tapi lagu ini bukan sekedar lagu kematian biasa," kata Yoongi.

"Lantas?"

"Katanya, ini hadiah terakhir. Dia ingin mendengar melodi seperti gesekan pohon dan nyanyian burung musim semi sebelum dia mati," jelas Yoongi.

Yoongi memang benar. Pemuda ini memang jenius, ketika Jungkook membaca baris demi baris not balok buta tersebut, ia dapat merasakan energi pagi dan harmonisasi antara ranting yang bergesekan dengan ranting lain juga melodi yang selaras dengan kicauan burung juga angin sepoi musim semi. Yoongi terus bertanya dan berhenti ketika Jungkook mengangguk setuju dengan pendapatnya. Mereka kemudian pergi setelah Jungkook merasa tak nyaman di rumah sakit. Jungkook dan Yoongi berbincang sambil berjalan tentang kuliah dan beberapa kegiatan lain yang mereka lakukan.

"Aku harus ke toilet, kau ikut?" tanya Yoongi saat mereka berada di persimpangan dengan arah ruang perawatan, toilet juga pintu keluar.

"Tidak, aku tunggu di sini saja." jawab Jungkook yang kemudian menyandarkan tubuhnya di tembok.

THE HOSTEL : A Woman From The Past [Jungkook Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang