[5] Kepergian Pertama

654 98 37
                                    

Pertemuan. Pernahkah kau berpikir bahwa pertemuan yang kau alami akan terikat abadi? Jika kau berpikir demikian, aku harap kau membuang jauh semua keabadian yang sekarang terlintas di pikiranmu. Kepergian setelah kedatangan, kehancuran setelah susah payah disatukan. Mereka akan tercerai berai dengan berbagai cara yang tak pernah kau pikirkan sejak awal. Lucu. Manusia itu, mudah mati, ya?

Pernyataan suka Jiseo masih terngiang di benak Jungkook sampai detik ini. Ia masih mengingat jelas bagaimana gadis itu menatapnya bersamaan dengan rasa sakit yang menyerang tubuhnya. Mengapa? siapa sebenarnya gadis itu?! apa yang tengah ia rencanakan?

Semua pertanyaan tak masuk akal itu berputar di otak Jungkook. Ia mencoba untuk berpikir kalau Jiseo hanyalah seorang gadis biasa, sendirian tanpa teman karena ia selalu terlihat seperti itu.

Jungkook menghela napasnya kecang. Tiupan angin menerpa rambut ikalnya yang sedikit terikat di belakang. Ia menatap langit yang hari ini cukup cerah. Menikmati kicauan burung di tengah taman bermain. Bukan tanpa tujuan Jungkook berada di sini, ia ada janji dengan Yoongi. Ya, sepertinya pemuda yang tepat waktu ini sekarang terlambat. Entah apa yang dilakukan. Jungkook mengetuk-ngetukkan sepatunya di atas trotoar, sesekali ia menatap sekeliling. Di ujung sana ada taman bermain untuk anak-anak. Cukup banyak orangtua yang menghabiskan waktu musim gugur ini dengan anak mereka meskipun hanya mengawasi dan membiarkan anaknya bermain sendiri. Belum lagi, beberapa anak juga terlihat berkejaran dengan teman yang sepertinya seumuran. Jungkook ingat waktu itu, ia hampir tak pernah punya waktu bermain seperti anak-anak di sana. Hidupnya cuma dihabiskan untuk belajar hingga ia sadar kalau ia menyiakan banyak waktunya saat masih anak-anak. Namun Jungkook tak pernah menyesal, setidaknya ia bisa diterima di fakultas yang ia impikan sejak kecil.

Tiba-tiba, terlintas sedikit di pikiran Jungkook bagaimana kalau ia menerima Jiseo saja. Meskipun gadis itu berkata tak membutuhkan jawaban, Jungkook rasa itu karena Jiseo takut ditolak olehnya. Tapi ekspresi gadis itu tak menunjukkan sedikitpun rasa takut. Ia hanya berlalu setelah berkata kalau ia menyukai Jungkook. Ah, lucu. Terlalu konyol untuk ukuran menyatakan suka.

"Apa dia memancingku untuk mengatakan suka juga padanya?" tanya Jungkook pada dirinya sendiri.

Pikiran itu hanya bertahan beberapa detik sebelum ia membanting punggungnya ke sandaran kursi. Mengacak kasar rambutnya hingga berantakan.

Ah, kau terlalu percaya diri, Kook-ah!. Jungkook membatin.

Jungkook lantas mengalihkan pikirannya dengan menatap sekeliling, sebelum tragedi terjadi di depan matanya. Truk besar pengangkut kayu nampak melaju tanpa kendali menabrak sisi pembatas jalan. Sopirnya terlihat kualahan dan panik, Jungkook rasa ia berusaha menghentikan kendaraannya saat itu dengan menginjak rem. Tapi sayang, rem tidak berfungsi. Untuk sesaat, Jungkook hanya terpaku di tempatnya. Menatap besarnya truk yang hanya berjarak beberapa meter dari tubuhnya dengan sorot lampu dan suara klakson memekak telinga. Ya, sudah sore sih. Kendaraan besar diijinkan untuk lewat dengan bebas begitu saja.

Ah, Jungkook akan mati.
Jungkook akan hancur berkeping-keping tak utuh apabila ia tak segera pergi. Tapi tetap saja, seolah semesta memeganginya ia tak bisa pergi kemana-mana. Netranya melebar seiring sorot lampu menyakitkan menghajarnya. Napasnya bahkan seperti berhenti, pasrah dengan segala yang akan terjadi. Namun, Jungkook adalah sebuah pilihan, sebuah takdir yang tak pernah orang biarkan mati. Jika saja, pemuda ini tak menerima tulip merah, mungkin saja semesta akan memberinya pemandangan hitam. Nyatanya sekarang, Jungkook begitu nyaman di pelukan seorang wanita bergaun hitam, bersamaan dengan teriakan memilukan warga yang melihat kejadian mengerikan itu di depan mata.

"Jungkook, Jungkook ...,"

Terlalu lembut, bahkan tubuh besar itu telah digoyangkan beberapa kali namun tetap saja Jungkook seakan terbuai dengan dekapan yang bisa saja membunuhnya detik itu juga.

THE HOSTEL : A Woman From The Past [Jungkook Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang