Pagi datang membawa senyum mentari. Hari ini terlihat suasana sedang bahagia. Memancarkan semburat cahayanya dengan sepenuh jiwa. Tentunya itu sangat mencerminkan hati Rara pagi ini. Rara bangun memulai harinya dengan melaksanakan sholat shubuh. Dan alangkah senangnya ia karena tadi Rama menelfonnya untuk mengajaknya berkunjung ke panti asuhan siang ini. Ini adalah weekend, jadi Rara dan Rama bisa sesuka hati untuk menghabiskan waktu bersama-sama kapan saja. Rama tentunya sudah sangat mengetahui bagaimana senangnya Rara ketika diajak ke panti asuhan. Sejak kuliah, Rama selalu mengajak Rara ke panti asuhan selama sebulan sekali. anak-anak panti asuhan pun banyak yang sudah kenal dengan Rara. Karena hati lembutnya itu lah yang membuat anak panti menyukai kekasihnya itu.
"Mau kemana, Ra? Kok rapi gitu? Terus tote bag itu isi apa?"
"Oh ini mau ke panti asuhan, Ma. Sekalian juga Rara bawain jajan sama snack buat anak-anak panti."
"Pasti sama Rama."
"Iya, Ma. Siapa lagi hehehe."
"Kamu kapan sah sama Rama? Hubungan kamu kan sudah terjalin lumayan lama. Mama papa juga sudah kenal Rama. Orang tua Rama pun sudah kenal kamu juga. Kamu sama Rama juga sudah sama-sama mapan. Jadi kenapa ditunda-tunda lagi?"
"Mama ah, pasti bahas nikah. Sabar, Ma. Nanti aku sama Rama bakal kasih kabar itu ke Mama. Rara ingin lebih belajar lagi agar bisa jadi perempuan yang terbaik buat Rama."
"Hmm lama kamu, Ra. Dulu mama aja langsung setuju-setuju aja saat dinikahkan sama papa kamu."
"Ish itu kan mama bukan Rara."tinn...tinnn...
Suara klakson mobil milik Rama berbunyi menandakan ia sudah tiba di rumah Rara."Assalamualaikum, tante." Ucap Rama sambil mencium tangan mama Rara.
"Wa'alaikumussalam, nak. Mau jemput Rara ya. Ini loh Rara sudah siap. Daritadi dia sudah tanya terus kapan kamu datangnya. Katanya sih rindu gitu. Ya kan, Ra?"
"Loh bener nih, Ra? Maaf tadi aku agak telat soalnya beli bensin dulu."
"Loh loh engga, Ram. Mama apaan sih. Rara ga ngomong gitu, Maaa."
"Tuh kan Ram. Liat, dia nya ngelak mulu. Pasti dia itu malu buat ngaku di depan kamu."
"Ish, gatau ah. Terserah mama aja."
"Hahaha, iya iya sayang. Sensi banget kamu ini. Yaudah, Ram. Katanya mau ke panti asuhan bareng."
"Iya ini mau berangkat, Tan. Rama ijin bawa Rara nya dulu ya. Gapapa kan, tante?"
"Iya dong gapapa. Sekalian ya bawa ke pelaminan juga. Mama udah lama nunggu berita kelanjutan kalian berdua."
"Mamaaaaa!!!!" Ucap Rara dengan sangat amat menahan malu akibat kata-kata yang mamanya lontarkan tadi.
"Hahaha cuma bercanda, sayang." Ucap mama nya sambil mencubit pelan pipi Rara.
"Yaudah kalau gitu kita pamit dulu ya, tante. Assalamualaikum."
"Iya hati-hati. Waalaikumsalam."Saat tiba di panti asuhan, Mereka langsung turun dan memasuki area bermain di panti. Anak-anak yang melihat kedatangan Rara dan Rama pun dangat antusias untuk menyambutnya. Mereka berbondong-bondong lari ke Rara dan memeluk kaki Rara. Lalu Rara pun membagikan jajan ke semua anak panti tadi. Ia terus tersenyum melihat anak-anak panti yang bahagia itu. Rama yang melihatnya pun ikut tersenyum bahagia. Bisa dilihat Rara sangat handal dalam hak mengurus anak kecil. Rara sendiri juga pernah bercerita kalau ia sangat suka dengan bayi dan anak kecil. Hal itu selalu membuat Rama membayangkan bagaimana indahnya kehidupan rumah tangganya kelak saat ia mendapatkan istri sesempurna Rara dalam hal mengurus anak. Pasti sangat indah dan damai ketika isi rumahnya diurus oleh Rara.
"Hai gadis cantik. Apa kau anak baru di panti ini." Tanya Rara kepada anak perempuan yang rambutnya di kepang memanjang ke belakang.
"Iya kak. Aku baru masuk sini sebulan yang lalu."
"Lihatlah Ram, dia sangat lucu dan manis. Aku benar-benar gemas melihat wajahnya." Ucap Rara kepada Rama yang ada di sampingnya.
"Hahaha kau benar. Aku juga tadi memikirkan hal itu."
"Apakah kalian berdua suami istri? Kalian berdua terlihat sangat cocok dan lucu."Oh yaampun. Rara dan Rama pun langsung saling melempar pandang. Tidak di panti asuhan ataupun di rumah, Rara selalu ditemukan dengan topik seperti ini. Selalu tentang menikah dan suami istri. Mau tidak mau Rara pun akhirnya memberi penjelasan kepada gadis itu bahwa hubungannya dengan Rama tidak sejauh itu.
Setelah cukup lama bermain di panti asuhan, mereka memutuskan untuk pamit dan pulang. Saat pulang pun anak-anak ramai melambaikan tangan ke mereka berdua. Ya disinilah kebahagiaan sangat terasa. Saat orang lain bisa tersenyum bahagia karena kita.
.......
KAMU SEDANG MEMBACA
2R
RomanceAda kalanya kamu harus menerima takdir dan kembali bangkit agar tidak berakhir -tugas-