*chapter 7*

4 0 0
                                    

Nerissa melempar tas nya ke dalam mobil, suasana hati nya sangat kacau. Yang ingin ia lakukan hanya pergi ke tempat latihan taekwondo nya. Tetapi, sebuah tangan memegang pundak nya.

Sontak hal itu membuat nerissa menoleh ke belakang nya, dan yang ia duga benar. Saat ini seorang gadis sedang menatap nya dengan polos.

" kak... Pulang nya bareng ya " pinta aleta, sambil tersenyum.

" gak bisa gue mau latihan taekwondo " ujar nerissa mencoba menahan emosi nya.

" terus aleta pulang sama siapa?" tanya gadis itu bingung.

" gak tau lah, naek taxi aja sana " ujar nerissa sedikit membentak.

Setelah mengucapkan itu, nerissa pergi dari sekolah.

Aleta bingung, kenapa kakak nya menjadi kasar seperti itu. Apakah ada yang membuat nya seperti itu, tanpa pikir panjang aleta berjalan menuju halte taxi.

Jam menunjukan pukul 17:00, seorang gadis masih menunggu taxi.

Aleta tidak berani pergi dari halte, gadis itu tetap menunggu. Dan saat itu juga rasa takut pada diri nya muncul, dan membuat aleta ingin menangis.

Gadis itu mencoba untuk tidak menangis, karena zen tidak ingin melihat nya menangis.

Tetapi ponsel nya bergetar, menandakan sebuah panggilan WA masuk.

Zen... Batin aleta senang.

" h-hallo... Zen.. " sapa aleta.

" lo dimana?, kata umii lo belum pulang " tanya zen panik.

Aleta terdiam, lalu sebuah air mata jatuh membasahi pipi nya.

" zen... Aleta takut, aleta masih di sekolah hiks hiks " jawab gadis itu.

" oke gue bakal ke sana, tunggu gue jangan ke mana-mana. Tunggu di halte nya oke " jelas zen.

Dan aleta bisa mendengar nada bicara zen yang khawatir, seperti takut terjadi sesuatu dengan aleta.

Setelah itu zen memutuskan panggilan WA nya, lalu pria itu mengambil kunci motor nya dan pergi dari rumah mewah itu.

Zen mengendarai motor nya dengan cepat, pria itu seperti pembalap internasional. Seperti memiliki 9 nyawa, zen menyalip semua kendaraan yang menghalangi nya.

Pria itu menghentikan motor nya di depan halte, dan hal itu membuat aleta menoleh ke arah motor itu.

Zen melepas helem nya, lalu pria itu berjalan mendekati aleta.

" yuk pulang " ajak zen, sambil mengulurkan tangan nya.

Aleta hanya menatap uluran tangan itu, jujur zen seperti pahlawan.

" hiks... Hiks... " tangis gadis itu.

Zen menatap aleta bingung, kenapa gadis ini mudah menangis.

Zen menarik aleta, sehingga membuat gadis itu jatuh dalan pelukan nya.

" gue di sini, jadi jangn takut " bisik zen meyakinkan aleta.

" t-tapi aleta takut ketemu dia lagi " ujar gadis itu.

" dia gak bakal nemuin lo lagi, gue jamin " jelas zen, sehingga membuat aleta melepaskan pelukan nya.

" yuk pulang " ajak zen, yang di jawab anggukan kepala aleta.

Sedangkan di dalam sebuah mobil, yang terparkir tidak jauh dari halte. Seorang pria sedang tersenyum licik, dengan ponsel berwallpaper foto seorang gadis yang sedang tersenyum lebar.

°keluarga umii°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang