Dia segalangnya

4.9K 295 48
                                    

Pagi ini Gempa terbangun untuk menyiapkan makanan untuk Atok dan Saudara-saudaranya.

30 menit kemudian Tok aba bangun lalu bersiap kekedai
"Atok bawalah bekal ni kalau belum makan" kata Gempa
"Iya Gempa, yang lain belum bangun cepat bangunkan mereka" kata Tok aba
"Um baik bos" jawab Gempa sambil bercanda

Kamar Halilintar dan Taufan
"Bang bangun udah pagi" kata Gempa lembut
"Ummm lima menit" kata Taufan sementara Halilintar sudah bangun dan mandi
"Bangun Fan" kata Halilintar
"Iya iya cerewat" kata Taufan.
Gempa pun berlalu kekamar yang lain

Pukul 06.30 pagi mereka sudah berangkat kesekolah

"Uh... Capek" kata Ice
"Ice capek mau di gendong" tawar Gempa
"Mau" jawab Ice langsung naik kepunggung Gempa
"Oi oi oi apa ni Kasihan Gempa" kata Solar pula
"Ha'ah kasihan abang" Thron menambahi
"Turun nanti Gem gem yang comel jadi pendek gara gara gendong kamu yang kayak Gentong" Blaze ikut ikutan
"Turun gak kalulau enggak siap terima hukumannya" kata Taufan
Sementara Halilintar siap dengan padangnya
"Eh iya iya" Ice langsung turun dari badan Gempa.
Gempa hanya tertawa kecil melihatnya.

Sampainya dikelas

"Selamat pagi semua" sapa Kembar Boboiboy kecuali Halilintar yang masi diam.
"Pagi Boboiboy" jawab teman temannya.

Gempa mengambil duduk disebalah Fang entalah cuma Gempa yang berasil duduk disana atas izin Fang sementara yang lain kabur sebelum meminta izin atau memang malas.

Fang memberikan botol air pada Gempa dan juga sebuah sapu tangan.
"Minun jika haus dan ini bersikan keringatmu" kata Fang
"Makasih Fang" jawab Gempa
Mereka tak memperhatikan keadaan sekitar yang diam memperhatikan mereka.

"Aku mimpi apa semalam" kata Taufan
"Saudaraku gak nyimpangkan" kata Solar
Sementara Halilintar sudah panas dingin.
Ice erk tidur.
Blaze foto momen FangGem.
Thron cuma sengetkan kepala bingung.
Yaya dan Ying pingsan
Gopal makan.

Balik ke FanGem
Gempa mengeluarkan kotak bekal dan diberkan pada Fang
"Aku coba buat donat lobak merah dan itu ada nasi goreng untukmu" kata Gempa
"Um enak" kata Fang yang sudah memakan separuh Donat buatan Gempa.
Gempa sendiri tersenyum dia sebenarnya terkejut sejak kapan Fang ambil donat dan makan (Gempa aku sendiri bingung sejak kapan kau buat Donat lobak mera).

Pulang sekolah.

"Gem tas Blaze rusak" adu Blaze
"Sarung tangan Solar koyak" adu Solar pula
"Thron nak tanaman baru"Thron
"Gem tolong kau belikan aku buku" kata Halilintar
"Gempa Ufan nak sepatu baru" kata taufan
"Iya iya tapi Gem harus bantu atok besok semua sudah ada baruan" kata Gempa
"Okey" kata semua

Setelah membantu Tok aba selama kurang dari 30 menit Gempa memutuskan membeli sepatu, tas, buku, tanaman, untuk saudara saudaranya oh iya tadi juga waktu dikedai Ice minta bantal baru yang empuk dan nyaman karena katanya bantalnya yang lama udah keras gara gara setiap hari kena air liurnya (is is Ice), sementara untuk Solar ia hanya menjahitnya sedikit karena itu sarung tangan kesayangan Solar.

Ketika berbelanja (karena belum terlalu sore jadi ada toko yang masi buka) setelah membeli semuanya Gempa memutuskan pulang. ketika berjalan pulang Gempa melihat baju koko ia memutuskan membelinya untuk Tok aba. Sampai ia melihat jaket berwarna hitam emas sama seperti miliknya hanya saja coraknya yang sedikit berbeda (tolong bayangkan sendiri Cicil bingung) jaket itu juga lebih manis sepertinya cocok untuk perempuan karena nemang untuk perempuan.

"Uh apa yang aku pikirkan sih" Gempa pun berlalu.

Sampainya dirumah Gempa memberikan semua pada saudaranya.
"Solar sarung tangannya nanti atau esok pagi ya nanti dijahit dulu" kata Gempa
"Um makasih" kata Solar
"Kan belum selesai dijahit besok baru kamu ucapkan terimakasih" kata Solar
"Enggak Gem kami berterimakasih karena kamu segalanya bagi kami" kata Halilintar dan langsung diangguki semua dan berakhir dengan pelukan hangat bersama.

Sekitar pukul 12 malam Gempa baru selesai menjahit sarung tangan Solar ia menulis atau lebih tepatnya menjahit sebuah kata bertuliskan nama ' Boboiboy Solar' Gempa puntidur dengan senyuman diwajahnya.

Tbc.

Rahasia Saudara kamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang