****
"Lo mau mati kelaperan disini apa ikut gue keluar nyari makan?"
Shani yang semula sibuk mengusap-usap benda pipih miliknya pun mendongak menatap Jeje yang tengah berdiri didepan cermin sembari merapikan tatanan rambutnya.
"Beliin gue donk! Ya?" kata Shani menunjukkan ekspresi memelasnya.
"Habis makan gue nggak kesini lagi, gue mau balik kerumah. Nyokap kangen," sahut Jeje mengoleskan pomade pada jambul rambutnya.
Shani mengubah posisinya yang awalnya tengkurap menjadi duduk dengan bantal diatas pahanya. "Yah, nggak asik banget sih lo!"
Jeje menoleh ke arah Shani yang tengah menunjukkan raut wajah kesal. "Heh! Lo tuh harusnya bersyukur, karena gue mau nampung lo dua hari ini disini." ketusnya melempar sisir kecilnya kearah tubuh Shani.
"Nggak ikhlas banget sih,"
"Yang bilang nggak ikhlas itu siapa? Gue cuma bilang lo itu harusnya tau terimakasih." ujar Jeje bersedekap dada. "Udah cepetan sana, cuci muka. Gue kunciin sendirian di sini tau rasa lo!" sambung Jeje yang membuat Shani mendengus dan beranjak untuk pergi ke kamar mandi.
Shani Graceva Natio, seorang gadis cantik yang namanya cukup terkenal dikalangan masyarakat karena dulu pernah tergabung dalam sebuah grup girlband yang pertama kali muncul di layar kaca menyanyikan sebuah lagu berjudul "Heavy Rotation". Namun sekarang dirinya memilih untuk grad dan terjun kedalam dunia modeling. Menurut Shani, menjadi model itu adalah pekerjaan yang santai. Cukup berpose didepan kamera dan mendapatkan uang. Namun statementnya tersebut kini ia buang jauh jauh, karena menjadi model cukup menguras tenaganya dan dirinya pernah dirawat karena kelelahan.
Dan untung saja Jeje adalah asisten yang baik. Ia mampu mengatur jadwal pemotretan Shani yang padat merayap menjadi lebih santai. Bahkan Shani mengakui jika kinerja Jeje sangat baik dan patut diacungi empat jempol. Contohnya satu minggu ini, harusnya dirinya menjalani pemotretan bersama tujuh brand lokal namun karena sering mengeluh lelah, akhirnya Jeje dengan baik hati mengosongkan jadwalnya selama satu minggu penuh. Ya walaupun pada akhirnya Jeje yang kena protes oleh pihak tersebut.
"Besok masih mau libur atau mulai pemotretan lagi?" tanya Jeje.
Saat ini mereka berada disalah satu restoran cepat saji yang tak jauh dari Apartemen milik Jeje.
"Libur dulu kayaknya deh, gue masih capek banget. Kaki gue aja masih pada bengkak karena kemarin seharian dipajang." sahut Shani mengunyah daging kecap yang tadi ia tusuk dari piringnya.
Jeje mengangguk. "Lo habis ini mau pulang kemana?" tanya Jeje membuat Shani menghentikan kunyahannya.
Kepala Shani menggeleng, dan menatap sendu daging sapi panggang yang tersaji di piringnya. "Nggak tau. Enaknya pulang kemana?"
"Kok tanya gue?" ucap Jeje setelah menyedot jus jeruk yang masih tersisa setengah gelas.
"Ya habisnya gue bingung. Kalau pulang ke rumah pasti diomelin trus diusir sama Mama."
"Pulang kerumah suami lo aja lah! Lo kan udah punya suami." ujar Jeje yang membuat Shani hampir saja tersedak.
"Maksudnya kerumah Rian?" tanya Shani menunjukkan ekspresi tak sukanya.
"Iyalah. Emang suami lo ada berapa?"
Shani meletakkan garpunya secara kasar sehingga menimbulkan suara. "Males banget gue pulang kesana. Nanti kalau dia apa-apain gue gimana?"
"Ya baguslah! Itu artinya terong dia normal. Toh kalian juga udah halalkan? Jadi bebas dah tuh kalau mau goyang ranjang." kata Jeje mulai ngelantur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Attack || Rian Ardianto
FanfictionTentang mereka yang bingung dengan perasaan yang tiba-tiba saja hadir. Tentang mereka yang selalu terkunci oleh semesta untuk selalu bersama. Tentang mereka yang terpaksa menjalani sebuah status yang serius. Siapa mereka? Mereka adalah Muhammad Rian...