📍O2

10 0 0
                                    

Kejadian kemarin terulang, lagi. Namun kali ini rupanya dewi fortuna tidak sedang berada dipihaknya.

Kali ini satpam penjaga gerbang tidak ada di pos nya, meninggalkan gerbang yang menjulang tinggi itu dengan keadaan terkunci.

Untungnya ia tau jalan lain untuk masuk kesekolahnya, ia Duden tau jalannya. Nawun tidak dengan siswi yang sedari tadi berdiri dengan raut mukanya yang gelisah, tunggu sepertinya ia murid baru, terlihat dari seragamnya yang berbeda dengan milik Duden.

Entah dari mana rasa iba datang, entahlah Duden hanya merasa ia harus menolong siswi itu

"Lo anak baru ya?" tegur Duden

Yang ditegur hanya mengerjap-ngerjapkan mata nya lucu, terlampau kaget mungkin. Duden terkekeh sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal, setelahnya diikuti tawa renyah oleh yang ditegur

"Eh? Iya nih saya anak baru" katanya sambil memasang senyum kikuknya

"Gausah kaku kali, gue lo atau senyamannya aja, tapi, ya jangan  saya banget lah" masih dengan senyum kikuknya siswi itu mengangguk kecil

"Baru pertama masuk udah telat? Ckck gua gak gitu gitu banget deh perasaan waktu pertama sekolah disini" nadanya mengejek, namun siswi itu mengerti, bahwa pembicara hanya ingin membuat suasananya tidak canggung.

"Tadi macet soalnya hehe" sekarang di daerah Yogya pun sudah seperti di Jakarta, jalan jalan padat dengan kendaraan para anak manusia yang hendak mempertaruhkan nasibnya demi untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup yang kian bernilai tinggi tentunya.

"Mending ikut gua yuk?Gua tau pintu rahasia yang bisa buat kita masuk kedalem" siswi itu terdiam, sedikit menimang nimang, ragu antara dihukum karena terlambat saat pertama kali masuk atau ikut dengan pria jangkung yang mengajaknya

"Err-"

"Emang lo mau dihukum? Berat loh hukumannya, lo ga akan kuat deh, ayo ikut aja" Duden menarik tubuh siswi yang terlihat gelisah, entah apa yang ia pikirkan, Duden tak ingin mengetahuinya.

Hingga sampailah mereka di semak belakang sekolah

"Eh eh kok malah kesemak semak si??" Katanya dengan napas memburu, dan tubuh yang gemetar juga wajah yang pucat.

Duden tertawa melihatnya, setakut itu kah dia?

"Haha santai aja kali tegang banget tu muka , gua ga akan ngelakuin yang engga engga, paling iya iya" katanya sambil tersenyum, ah bukan senyum biasa itu seperti, err,,,, smirk evil?.

Perlahan tapi pasti Duden melangkahkan kakinya mendekati tubuh siswi yang beriringan ikut mundur. Sang wanita berusaha menjauhkan dirinya, sedangkan si pria malah berusaha mengikis jarak mereka.

Duden dengan langkah kecilnya, Duden dengan tatapan nakalnya,, dan Duden dengan tangannya yang terulur untuk meraih sesuatu disana.

'Krektt'





















--




Hayo mau ngapain?:v

DUDEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang