📍O5

1 0 0
                                    

Jam setengah tujuh pagi, hujan masih deras mengguyur kota Bandung ini.

"Yaudah deh mas, nana bareng mas aja."

"Tuh kan, mas bilang juga mendingan ikut mas aja. Ngeyel si dibilanginnya" sahut Mas Aidan Bagaskara—kakak lelaki Alana— yang terpaut usia 5 tahun dengannya.

"Ih mas. Kan nana kira jam segini hujannya udah berhenti" katanya sambil mengerucutkan bibir miliknya.

"Apaan tuh manyun manyun, jelek banget" kata Mas Aidan, sambil memukul pelan bibir adik terkecilnya – iya. Alana punya dua kakak, yang satu Aidan, kaka pertamanya. Dan yang ke dua bang Angga, nama lengkapnya Balangga Abhirama, jarak usianya hanya terpaut satu tahun.

Jangan ditanyakan kemana Angga, kakaknya itu sudah berangkat sejak tadi pagi, saat hujan masih kecil, ya. gerimis.

-D-

"Pulangnya dijemput bang angga ya. Mas lagi banyak kerjaan soalnya, emm tugas kuliahan mas juga masih numpuk" kata Mas Aidan saat mobilnya terparkir didepan gerbang sekolah Alana

"Lho memang bang Angga pulang nya sore?"

"Iya, dia ambil kelas pagi katanya. Lagian masih maba, pulangnya bakal siangan dulu. Kalo nanti mah gak tau deh, haha"

Alana mengangguk paham, ia jadi ingin cepat cepat masuk bangku perkuliahan. Bagaimana ya rasanya?

"Nana bawa payung ga?"

"Engga mas" Mas nya memukul pelan kepala adik perempuannya itu. Sudah jelas jelas hujan. Kenapa gak bawa payung?

"Duhh MAS!" pekiknya saat merasakan kepalanya yang dijitak itu, walaupun pelan, rasa sakitnya lumayan juga.

"Lagian pinter banget jadi adek, gemes mas nya pengen jitak"

"Tinggal lari kok, dadah mas, aku benci kamu tiga rebu" sahut Alana, lalu mencium punggung tangan Mas nya, dan berlari masuk ke dalam sekolahnya.

-D-

"Al, lu bawa hp ga?" tanya Bayu, teman sekelasnya

"Bawa bawa, kenapa memang bay?"

Bayu terkekeh tidak jelas, menggaruk tengkuknya yang jelas tidak gatal

"Em itu kuota gue abis, mau numpang searching boleh?"

"Gak ya! Lo jadi cowo gak modal amat sih bay! Beli dong beli!" itu bukan Alana, melainkan Raina, teman sebangku Alana.

"Dih paan sih lo, orang Alana nya gak kenapa kenapa. Yakan Al?" Alana terkekeh, mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Bentar ya, kayaknya ada ditas" Alana mengeluarkan semua isi tasnya, namun nihil ponselnya tak kunjung ketemu

"Gimana Al… ada gak?" Tanya Bayu yang melihat gurat cemas dari wajah Alana.

Alana menggeleng pelan

"Maaf banget ya Bayu, kayaknya ketinggalan dirumah deh. Sori udah bikin nunggu"

"Santai kali Al, gue udah biasa nunggu kok. Hehe" Alana ikut tertawa geli, cringe sekali bapak Bayu ini.

'Duh hp mana ya, perasaan tadi dibawa deh. Huhu' batin Alana











--

Dimana hayoh?















DUDEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang