📍O6

1 0 0
                                    

"Selamat siang nona Alana Babeline"

Alana hampir saja tersedak jika ia tidak buru buru menyeruput es jeruknya. Benar benar hama yang menjengkelkan, bisanya mengganggu saja.

Alana berdecak kesal,

"Ada apa sih tuan Firmansyah Dulaino D yang terhormat?"

Duden terkekeh saat Alana melafalkan nama setengah lengkapnya

"Ada manusia, ada hewan, ada benda, ada makanan, ada– "

"Ada keperluan apa?" potong Alana

"Keperluan buat ketemu lo"

Alana mendengus kesal, lebih memilih untuk mengalahkan atensi nya kepada mie ayam yang ia pesan

"Lo sendirian aja?"

Alana haya mengangkat bahu nya

"Lo liatnya gimana?"

"Gua liatnya lo gak sendirian"

Alana mengkerutkan dahi nya, jelas jelas dia sendirian sebelum laki laki ini mendatanginya.

"Tuh ada kelas lain, ada ibu kantin, dan ada gua" katanya dengan wajah watadosnya

"Bodoamat dodol" jengkel Alana

"Lo mau dodol? Nenek gua asli garut, dodol bikinan nya mantep banget, lo mau gua bawain?"

"Auah"

Lagi lagi Duden di buat terkekeh melihat responnya

"Gua kemarenkan udah minta save nomor gua, kenapa ga disave? ga amanah banget si lo" ujar nya dengan muka yang ia buat seperti anak kecil yang sedang merajuk karena tidak diperbolehkan hujan hujanan.

Menggelikan, haha

"Apaan si, sok tau. Gua udah save nomer lo" kok hama ini tau sih kalau sebenarnya Alana belum menyimpan nomer dia? Tau dari mana?.

"Bohong dosa lho" ucapnya sambil kembali terkekeh

Kemudian ia mengambil sesuatu dari saku celananya

"Punya lo kan?"

Duden menyodorkan ponsel milik Alana yang ia cari sejak jam pertama tadi.

"Kok bisa ada di lo sih?!" pekiknya heran

"Kakak lo yang ngasih"

Alana merampas ponsel miliknya, kakak? Mas Aidan maksudnya? Kok? Bisa?

-D-

"Maaf?" ujar Duden kepada seseorang dibalik mobil yg menghalangi jalan masuk motornya

Kaca mobilnya terbuka perlahan

"Eh iya, maaf saya menghalani jalannya. Tapi apa boleh saya meminta bantuan?" tanya pengemudi itu

"Boleh, kenapa ya mas?"

"Ini ponsel adek saya tertinggal, bisa tolong antarkan?" ia memperlihatkan ponsel ber case tiga jenis beruang

"Boleh boleh, nama adek nya mas?"

"Panggil abang aja, kayak nya lo seumuran sama adek gua, ga enak juga ngobrol formal"

"eh hehe oke bang" Duden terkekeh, sedikit melihat jam dipergelangan tangannya, sebentar lagi masuk, batinnya

"Sorry sorry, mau masuk ya? Adek gua namanya Alana Babeline. Kelas 11 Mipa 3 kalo gak salah, ah iya dia anak baru"

"Oh oke bang, nanti gua anterin"

"Makasih ya dek, gua duluan kalo gitu. Sorry ngerepotin"

"Iya selow"

Setelah menyingkir dari depan gerbang, mobil itu membunyikan klakson yang langsung diberi ancungan jempol olehnya.

-D-


Alana mengangguk paham, tak terasa mereka sudah didepan kelas Alana, beruntung yang lain masih sibuk didalam, jadi tidak ada yang lihat.

"Thanks banget deh kalo gitu. Tapi, lo gak ngapa ngapain hp gue kan?" tanya Alana penuh selidik

"Gatau deh, paling… sedikit mungkin. Siapa suruh punya hp ga pake sandi. Jadi jangan salahin gua haha."

"Ck, awas lo macem macem" ancam Alana kemudian masuk kekelasnya

Lagi lagi kekehan itu timbul dari bibir Duden,

Kok gue gemes sendiri sih? Apaan banget dah hahaha
-duden





















--































Wadaw wadidaw 🙈







DUDEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang