08

933 18 0
                                    

-----

Mereka pun pergi ke tempat dimana biasanya Mahesa kunjungi. Tiba disana, Mahesa banyak di sapa oleh teman-temannya dan tanpa dia sadari seseorang yang pernah ada dalam targetnya itupun berada di sana. Seseorang tersebut terkejut mendengar suara Mahesa dari Arah belakangnya.

"Hai Damir, hei Benny, Shammer!" sapa Mahesa kepada teman-temannya.

"Kok kamu kayaknya gak asing disini?" tanya Alana bingung.

Mahesa hanya membuat gerakan tubuh yang menunjukan bahwa dia juga tidak tahu.

Mereka sedang menonton teman Mahesa yang berada di atas panggung tersebut yang sedang meniup alat musik. Setelah selesai, teman Mahesa tersebut menantang Mahesa untuk duet dengan Alana. Mahesa mengiyakannya dan menarik tangan Alana agar ikut setuju dengan hal itu yang dianggapnya bakalan seru.

Mereka menyanyikan lagu yang berlirik :
"Te Amo Mi Amor"

Mahesa :

Mi corazon para ti
Solo para ti
Escuchame
Te amo mi amor

Alana :

Cuando estamos juntos
Se pasa toda la historia

Mahesa dan Alana :

No cambiara
Siempre te echare de menos
Tu bonita sonrisa
Nunca la olvidare

Esto es todo por amor
Lo probare todo
Te amo, te amo, te amo

Mi corazon para ti
Solo para ti
Escuchame, cariño
Tú eres mi amor

Mi corazon para ti
Solo para ti
Escuchame
Te amo mi amor

Setelah bernyanyi, Alana turun dari panggung sedangkan Mahesa masih tetap berada di atas panggung untuk menyumbangkan sebuah lagu lagi. Alana pergi ke arah kasir untuk memesan sesuatu. Dan ternyata Alana berdiri tepat di samping seorang gadis yang pernah menjadi target Mahesa di awal cerita ini, yaitu Eleanor.

Elanor memperhatikan Alana sedari tadi sampai Alana menekan bel dan sampai mereka berdua saling bertatap muka. Saat Mahesa masih berada di atas panggung, Eleanor mengajak Alana ke tepat di bawah tangga dan mulai menceritakan banyak hal.

Eleanor menceritakan bagaimana liciknya Mahesa dan bagaimana Mahesa mendekatinya dan melakukan penipuan terhadapnya berkaitan dengan kedua sahabat Mahesa yang menyamar sebagai preman hanya untuk sandiwara.

Elanor juga memberitahukan bahwa nama Mahesa yang selama ini Alana mengetahuinya sebagai Bara yang ternyata adalah Mahesa. Bara hanya nama samarannya dan sering digunakan untuk menipu banyak orang, terutama untuk wanita yang dijadikan sebagai target penipuannya.

Alana terkejut mendengar semua yang di ceritakan Eleanor panjang lebar. Alana hanya bisa menangis sedangkan Eleanor pergi berkumpul bersama teman-temannya.

Mahesa turun dari panggung dan menghampiri Alana.

"Alana! Sekarang liat kan kalo saya itu--"

"Penipu!"

Mahesa belum sempat menyelesaikan kalimatnya dan sudah dipotong oleh Alana yang tak kuasa menahan tangisnya.

"Maksud kamu apa?" tanya Mahesa bingung.

Saat itu juga dari arah belakang, Eleanor menegurnya dan berbicara pada Mahesa menggunakan bahasa Spain. Mahesa yang mendengar suara yang tidak asing di telinganya itu langsung menoleh dan mendapati bahwa itu adalah Eleanor.

Kini Mahesa tau alasan kenapa Alana menjadi seperti itu. Dalam pikirannya, pasti Eleanor telah membongkar semua kelicikannya dan perbuatannya.

"Alana, saya bisa jelasin--"

"Saya baru sadar ternyata berbohong udah jadi bagian dari hidup kamu," ucap Alana.

"Alana, saya bisa jelasin semuanya."

"Kamu sama aja sama Danu," sambung Alana sembari ingin meninggalkan Mahesa tetapi tangannya dicekal oleh Mahesa.

"Alana, Alana!"

"Kamu gak lebih dari seorang penipu! Sejak awal kamu deketin saya, bukan karena kamu tertarik atau karena kamu suka sama saya. Tapi karena kamu mengincar sesuatu! Kamu berhasil," Alana menepuk tangannya seraya mengapresiasi perbuatan Mahesa.

"Good job! Kamu pasti bangga banget sama diri kamu sekarang. Dan semua yang keluar dari mulut kamu, semuanya cuma bohong! Kamu bahkan berbohong soal nama kamu. Ya kan, Mahesa? Bukan cuma kamu yang bisa tau semuanya. Bedanya, saya gak pernah kasih kamu kebohongan," sambungnya dan ingin meninggalkan tempat itu namun sekali lagi tangannya di cekal oleh Mahesa.

"Alana! Alana! Saya tau saya salah. Tapi saya bisa jelasin semuanya! Mungkin ini pertama kalinya kamu memperjuangin sesuatu. Memilih apa yang hati kamu inginkan. Tapi saya minta, jangam pernah berhenti percaya sama hati kamu, Alana. Ini yang kamu perjuangkan," tegas Mahesa membujuk Alana.

"Saya gak pernah berhenti percaya sama hati saya! Saya gak pernah berhenti memperjuangkan apa yang hati saya pilih! Saya cuma berhenti percaya sama kamu dan saya berhenti memperjuangkan orang yang salah!"

Kali ini Alana lolos dan keluar meninggkan tempat itu dan Mahesa. Banyak pasang bola mata yang melihat aksi kejar-kejaran antara Mahesa dan Alana. Alana segera berlari menuju mobil Pak Abdi. Sebelumnya Alana sudah menghubungi Pak Abdi untuk menjemputnya di tempat yang sudah ia beritahukan.

Terjadi perdebatan antara Mahesa dan Pak Abdi karena Mahesa selalu memaksa untuk membuka pintu mobil dan ingin berbicara dengan Alana. Setelah beberapa meter Pak Abdi menjalankan mobil, seketika Alana meminta Pak Abdi untuk menghentikan mobil dan Alana turun menghampiri Mahesa.

Mahesa tampak gembira melihat hal itu, tandanya Alana masih ingin mendengarkan Mahesa walau sedikit saja penjelasan. Namun yang di duga ternyata salah, di luar ekspetasi. Alana bukannya ingin menyelesaikan masalah dengan Mahesa, tetapi malah menampar pipi mulus Mahesa dan kembali masuk ke dalam mobil.

***

Tiba dirumah, Mahesa hanya mendengarkan headphonenya dan memeluk gitar dengan wajah murungnya sedangkan Alana tengah berkutat dengan laptopnya mencari tau tentang band Mahesa yang di beritau oleh Eleanor.

Keesokan harinya, Mahesa pergi ke cafe langganan Alana dan menunggunya disana di waktu yang biasa. Namun ternyata yang datang bukannya Alana tetapi Pak Abdi. Pak Abdi yang kini memesan kopi Alana, sedangkan Alana tidak ikut kali itu.

"Pak Abdi! Dimana Alana, Pak?"

Pak Abdi hanya diam.

"Pak Abdi, tolong jawab saya, Pak! Pak?"

"Jangan ganggu mba Alana."

"Untuk minum kopi kesukaannya pun Alana harus di atur kapan dan dimana."

Pak Abdi hanya meninggalkan Mahesa begitu saja tanpa menjawab perkataan Mahesa.

Tak menyerah sampai disitu, Mahesa tetap mengejar Pak Abdi dan menghalang di pintu mobil.

"Pak Abdi, saya mohon Pak! Cuma bapak yang bisa bantu saya! Kapan dan dimana saya bisa ketemu Alana, Pak? Saya mohon Pak! Saya gak akan pergi sebelum bapak bantu saya! Bapak gak bisa nyingkirin saya dari sini! Saya akan terus perjuangin Alana, Pak! Karena saya tau, Alana jatuh cinta sama saya, Pak!"

"Kalo mba Alana punya rasa sama kamu, untuk apa kemarin dia suruh saya berhenti, turun dan menggampar muka kamu! Karena kamu sudah menyakiti hatinya, paham? Sekarang minggir."

"Saya cuman minta satu kesempatan, Pak! Saya gak mungkin nyakitin Alana! Saya jatuh cinta sama dia! Kalo bapak anggap saya bohong, bapak boleh tampar saya, Pak! Silahkan, Pak! Tapi saya minta kesempatan buat perbaiki ini semua ke Alana, Pak. Saya mohon, Pak!"

"Minggir."

...

One Fine Day [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang