-----
Kini Pak Abdi membawa Mahesa ke tempat yang tampak depan dan sebelah kiri adalah jurang yang tidak terlalu curam dan banyak di penuhi pepohonan. Pak Abdi keluar dari mobil dan membuka bagasi lalu mengeluarkan Mahesa yang sudah tidak sadarkan diri.
Wajah Mahesa kini berlumuran darah yang sedari tadi kering. Pak Abdi menyeret tubuh Mahesa mendekat ke arah bibir jurang itu. Entah apa yang dilakukan Pak Abdi kepada Mahesa saat itu.
Di sisi lain, kini Danu membawa Alana ke dalam rumah Alana.
"Sini kamu!"
"Mahesa bener! Aku gak pernah cinta sama kamu, aku gak pernah jatuh cinta sama kamu!"
"Aku gak peduli. Kamu tau kenapa aku gak peduli? Karena kamu akan selalu tetep jadi milik aku. Karena semuanya di dunia ini ada harga, termasuk kamu!" bentak Danu.
"Ya. Kamu memang bener. Semua di dunia ini memang ada harganya. Kecuali kamu. Dimana harga diri kamu sampai kamu bisa nyakitin orang lain cuma karena kamu takut, hal yang harusnya jadi milik kamu bakal di rebut sama orang itu! Dan aku tau kenapa alasannya kamu takut. Karena sejak awal kamu sadar, aku memang gak pernah jatuh cinta sama kamu," ucap Alana berjalan maju dan mundur.
Hal itu mendapat tatapan kesal dari Danu seraya ingin memukul wanita itu tetapi Alana tetap maju seakan-akan menantang Danu.
"Kamu tau hal yang paling menyakitkan buat aku apaan? Cara kamu menatap dia. Kamu gak pernah menatap aku seperti itu," ucap Danu lalu meninggalkan Alana.
Namun saat ingin menuruni tangga, langkah Danu terhenti. Ponselnya berbunyi menandakan ada pemberitahuan pesan masuk. Ternyata itu adalah pesan dari Pak Abdi yang mengirim gambar sebuah jaket yang sudah berada di jurang.
Gambar itu mengartikan bahwa itu tandanya Pak Abdi telah menyelesaikan tugasnya untuk menyelesaikan Mahesa sesuai perintah Danu dan untuk menghapus jejak agar polisi tidak dapat melacak.
Danu lalu tertawa sinis ke arah Alana dan kemudian benar-benar pergi meninggalkan Alana. Alana tak kuasa menahan tangisnya, antara menangisi Mahesa yang entah bagaimana keadaannya atau menangisi perbuatannya yang menyakiti hati Danu.
Ia mendudukan bokongnya di sofa dan meratapi tangisnya. Terlihat berbagai penyesalan timbul di wajah Alana. Dan saat itu juga ponsel Alana berbunyi, tanda ada pemberitahuan pesan masuk.
Alana segera mengecek ponselnya dan terkejut. Dia segera merapihkan baju-bajunya, segala barang-barang penting miliknya dan mengemasinya ke dalam koper. Tak lupa pasportnya.
Masih ingat waktu Mahesa berkencan dengan Eleanor dan sedang menggambar di kertas yang diberikan waitress? Mahesa menggambar wajah Alana yang sampai saat itu Alana masih menyimpannya dan tak lupa juga ia bawa.
Saat Alana ingin keluar dari kamarnya, langkahnya terhenti melihat sebuah baju pemberian dari seseorang tergantung rapih di sebuah gantungan baju. Itu adalah baju pemberian Danu, yang dikhususkan dipakai pergi dengan Danu ke pantai. Alana menarik kasar baju itu dan meludahi baju itu.
Alana pun benar benar pergi sekarang.
Ingat kunci yang diyakini Alana adalah milik Mahesa dan merupaka kunci rumah Mahesa? Ya benar. Dan kini Alana berada di dalam rumah Mahesa, sendiri tanpa Mahesa. Alana mendapati sebuah lemari seperti rak buku saat dia memasuki rumah Mahesa.
Di rak itu terdapat sebuah camera yang Mahesa bawa saat bertemu Alana di pantai dan sebuah camera polaroid milik Mahesa. Dan tersayat hati Alana begitu melihat lukisan wajah Alana di pajang di rak tersebut.
Alana memegangnya dan mengusap usap lukisan wajahnya yang tentu di lukis oleh Mahesa. Alana melemparkan pandangan di sekeliling dalam rumah Mahesa dan terkejut mendapati suasana dalam rumah itu.
"Kamu salah, Danu. Kamu gak tau apa-apa tentang Mahesa."
Dari luar rumah memang terlihat seperti rumah biasa saja nampaknya. Namun setelah masuk ke dalam awalnya biasa dan mendapati sajian lukisan-lukisan yang indah. Dan setelah masuk lebih dalam lagi, terlihat seperti mansion mewah yang memiliki jendela lebar dan besar memenuhi tembok dan diluar terdapat pemandangan kota Spanyol yang indah dengan gedung-gedung juga lampu lampunya yang indah.
Mahesa ternyata sangat rapih. Sangat menjaga keindahan dalam rumahnya. Di dalamnya sangat tertata dan terlihat sangat mewah. Tak lupa berbagai macam buah di letakkan di keranjang di meja makan.
Alana memasuki lebih dalam dan mendapati foto-foto Mahesa bersama kedua orang tuanya. Di sampingnya, Alana mendapati sebuah camera yang digunakan Mahesa merecord moment dimana Alana dan Mahesa pertama jalan-jalan setelah perseteruan di cafe dan bertemu dengan Danu saat Mahesa membeli es cream.
Camera itu ternyata tersambung dengan tv yang berada di samping foto-foto tersebut. Alana penasaran. Alana memutar tv dan muncullah sebuah video yang menampakkan wajah Mahesa.
"Halo, Mah! Maaf, Mahesa baru berani ngasih kabar. Mahesa harap mamah bisa ngerti, kalo musik adalah dunia Mahesa, dan maaf Mahesa gak bisa menuhin kemauan Papah. Mahesa harus ngejar fashion Mahesa. Mahesa keluar kuliah, berharap Papah bisa ngerti dan ngijinin buat milih jalan hidup Mahesa. Tapi aku salah, Mah. Dan sekarang Mahesa harus jalanin hidup Mahesa, meski tanpa Papah. Maafin Mahesa udah ngecewain Mamah."
Alana yang menonton video itu tersujud di lantai dan wajahnya tidak berpaling dari tv, selalu menatap wajah Mahesa yang dirindukan. Alana ingin membendung airmatanya namun usahanya sia-sia. Kini hanya tangis yang bisa ia ekspresikan setelah kejadian itu.
" Oh ya, Mah. Mahesa pengen Mamah tau, di antara semua kesalahan Mahesa, ada satu hal yang paling bener. Mahesa jatuh cinta, Mah. Hal yang gak paling di duga dalam hidup Mahesa bahwa Mahesa bener-bener jatuh cinta, Mah. Dan Mahesa akan perjuangin itu dan Mahesa gak akan pernah berpaling. Namanya Alana Mah."
Mendengar itu, tangisan Alana semakin menjadi.
"Dan Mahesa ingin hidup seribu tahun lagi untuk mencintai Alana, Mah."
Alana hanya bisa mengelus sebuah tv yang menampakkan wajah Mahesa. Lalu timbul sebuah video yang menunjukkan moment mereka berdua saat first time hangout.
Flashback On.
Saat Mahesa meninggalkan Alana dan menyuruh Alana untuk tetap stay di tempat ia berdiri, Mahesa pergi mengunjungi sebuah toko Es Krim.
"Kamu mau eskrim rasa apa? Kalo mau rasa mint, berarti kamu suka sama saya. Kalo stroberi, berarti kamu juga suka sama saya. Well, mint atau stroberi is fine."
Itu video pertama saat Mahesa membelikan Alana Eskrim.
"Aku juga punya hadiah buat kamu. Kamu pasti cantik banget pake anting ini. Gak kayak waktu di pantai pake dress norak itu! Bukan kamu banget!"
Dan itu adalah isi dari video kedua saat Mahesa membelikan anting berwarna biru untuk Alana yang dia isi diam-diam ke dalam tas Alana saat bertemu dengan Danu.
Flashback Off.
Alana merogoh isi tasnya dan mendapati ada sebuah kotak kecil yang dilingkari pita biru yang dalamnya berisi anting yang diberikan Mahesa. Tangis Alana begitu pecah. Yang bisa ia lakukan hanya menangisi kejadian yang telah lewat. Dia tidak bisa melakukan apa-apa, bahkan dia tidak tahu keberadaan Mahesa sekarang.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
One Fine Day [SELESAI]
Teen FictionPertemuan tidak terduga antara Mahesa ( Jefri Nichol ) dan Alana ( Michelle Ziudith ) di Barcelona membuat keduanya menjadi akrab. Namun keakraban ini disalah gunakan oleh Mahesa. Ternyata cara pandang Alana dan Mahesa jauh berbeda. Akankah pertemua...