Pisah, Benar-benar Pisah?

31.5K 2.9K 33
                                    

Dua minggu berlalu setelah kejadian itu.

Semua baik-baik saja, menurutku-

Hampir selama satu minggu lalu, tiap pagi pasti ada temen kerja yang nyariin aku.

Entah karna ada seseorang yang nunggu di depan pos satpam, Ada yang nyariin pas jam istirahat. Ada yang bilang kalo ditungguin pas jam pulang.

Dan aku sangat tau itu kelakuan Tama.

Selama dua minggu ini, aku selalu menghindari kehadirannya.

Semua akses dia di ponsel sudah ku blokir sejak aku keluar dari mobilnya malam itu.

Parahnya, Dia tidak segan-segan datang ke kantor sampai kadang aku nyuruh satpam buat ngusir dia secara paksa.

Tapi beruntunglah, tiga hari ini gak perlu nyelip-nyelip dan sembunyi-sembunyi biar gak ketemu Tama. Kayaknya dia juga udah bosen tiap kali nyamperin gak pernah aku temuin. Kapok kali dia! Ya udahlah gak peduli.

Gak tau, aku bingung sama diriku sendiri, Yang jelas aku lagi gak pengen berurusan sama dia.

Aku sadar, gak ada gunanya juga aku marah ke Tama. Kalo dipikir-pikir dia gak salah apa-apa. Tapi mau gimana lagi, rasa kesalku belum mau pergi sampai detik ini.

"Git, ini hasil meeting kemarin sama salah satu cabang butik milik bu Ani," Ujar Cindai teman satu Divisiku.

Aku menerima tumpukan berkas dari tangannya.

"Hari ini ada pertemuan lagi Git," Aku mendongak.

"Wakilin lagi ya Cin, aku ada urusan soalnya." Kilahku.

Sejak kejadian itu, aku juga agak sanksi kalo harus bertemu dengan bu Ani.

Karna itu aku suruh Cindai untuk meng-handle beberapa agenda meeting yang ada kaitannya dengan butik milik bu Ani.

"Waduh Git, gak bisa. Hari ini aku ada meeting sama klien lain."

Aku menggaruk tengkukku,

"Kemarin pas kamu meeting, bu Ani nanyain aku gak Cin?"

Cindai menggeleng pelan,

"Enggak sih Git. soalnya beberapa kali agenda meeting ini, aku gak ketemu sama bu Ani. Cuma sama sekertarisnya aja."

"Oh jadi kamu meeting sama sekertarisnya??"

Cindai mengangguk,

"Kayaknya hari ini juga, gak tau Bu Ani kemana."

Aku menghela nafas pelan,

Semoga saja, meeting hari ini cuma sama sekertarisnya.

"Ya udah deh, gak pa-pa ntar aku aja yang berangkat Cin,"

"Okey Git!"

••••

Aku menunggu sekertaris bu Ani di sebuah restoran yang sudah kita sepakati via telfon tadi.

Ini sudah telat lima belas menit dari jam yang ditentukan.

Aku berdecak malas, Minumanku tinggal se-tegukan lagi bakal tandas.

Kan malu, belum apa-apa udah habis dua gelas!

"Maaf ibu terlambat, kamu sudah lama Git??" Aku langsung menoleh.

Bu Ani?

"Yang meeting bu Ani?" Tanyaku kaku saat beliau sudah berdiri di depanku.

Sold Out!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang