Adele (7)

41 3 0
                                    


"Sejahat apapun keluargamu, sebenci apapun dirimu dengan keluargamu. Keluarga tetaplah keluarga, karena tidak ada yang namanya mantan keluarga"

🐣🐣🐣🐣

Adele kini sedang menatap kosong langit - langit kamarnya, sungguh ia sangat merasa kesepian.

Sangat kesepian, jika dulu ia memiliki kakek dan neneknya sekarang ia benar - benar sendiri.

Ia merindukan keluarganya.

Ia merindukan rumahnya.

Ia merindukan adik kembaran nya.

Ia merindukan abang nya.

Ia merindukan mamah nya

Ia merindukan papah nya.

Ah, rasanya sangat sakit jika mengingat mereka semua.

Adele terkekeh, ia menertawakan diri sendirinya.

Bagaimana bisa ia merindukan mereka semua?

Andai mereka semua saja tidak memperdulikan adele?

Adele mungkin gadis yang terkenal dengan kejam dan kesadisannya. Tapi, dibalik itu semua adele memiliki hati selembut sutra. Ia hanya kejam dan sadis untuk menutupi siapa dirinya, agar ia tidak terlihat lemah dihadapan banyak orang.

Karena ia sudah lelah.

Lelah menghadapi kejam nya dunia.

Lelah dengan semuanya.

Tapi, ia tidak boleh menyerah. Karena ia tahu, akan ada pelangi setelah hujan.

Drrt...drrt

Adele langsung tersadar dari lamunannya, ia langsung membuka ponselnya.

Ternyata dari kiki, ia langsung membuka pesan yang dikirim oleh kiki.

Kikifatyaul

Del, ke rs darhaga sekarang!!! Veni masuk rs.

Adele langsung segera mengambil jaket dan kunci mobilnya, ia benar - benar kalut. Karena veni, sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

Ia sangat menyayangi, semua teman - temannya.
Karena teman - temannya adalah keluarga untuk adele.

***

Kiki yang menyadari ada derap langkah pun langsung melihat, siapa seseorang itu.

Dan, ternyata itu adele.

"Gimana veni?" tanya adele dengan nafas tidak teratur

Kiki menghela nafas "Veni stres berat del, Veni nyoba buat bunuh diri." jelas kiki pada adele.

Adele tersentak, mendengar kalimat terakhir yang kiki ucapkan.

"Maksud lo apa?" tanya adele

"Veni selama ini menyimpan rahasia besar dari kita semua, Veni ternyata korban kekerasan kedua orang tuanya del. Veni selama ini selalu memakai topeng, untuk terlihat ia bahagia dan baik - baik saja." jelas kiki, sembari menghela nafas berat

"Tapi, ini adalah titik terlemah veni del. Dimana veni benar - benar lelah dan ga kuat buat ngehadepin semuanya"

Adele tercengang, bagaimana bisa veni gadis yang pecicilan dan ramah menghadapi semua ini dengan sendiri?

"Shit! Orang tua macem apa bangsat!" ujar adele dengan emosi.

Tari yang melihat adele emosi pun langsung menenangkan adele "Tenang del, yang terpenting untuk saat ini adalah veni. Urusan kedua orang tuanya, biar nanti kita urus. Bagaimana pun kita harus meminta persetujuan dari veni" ujar tari tenang.

Adele menganggukan kepalanya, tidak lama seorang dokter keluar.

Dan menanyakan keluarga veni, yang langsung di jawab oleh adele.

"Saya kakanya pasien dok, jadi bagaimana?" ujar adele mewakili teman - temannya.

Dokter tersenyum "Veni hanya kelelahan dan terlalu lama berada di dalam rendaman air. Itu yang membuat ia kehilangan kesadaran nya, semoga pasien lekas sembuh. Mari, saya permisi" ujar dokter yang diangguki oleh semuanya.

Mereka, menghela nafas lega. Setidaknya tidak ada yang parah di dalam tubuh veni.

"Kalian pulang aja, kalo gak ke apartemen gue. Istirahat, biar gue yang nunggu veni" ujar adele

Mereka mengangguki dan menyetujui saran adele, tapi tidak dengan kiki.

"Gue disini aja del sama lo" ujar kiki

Adele diam ia menatap semua teman - temannya "Iyaudah lo sama gue" ujar adele, lalu ia menatap tari "Pake mobil gue, motor lo biar gue yang pake" ujarnya lagi kepada tari, sembari memberi kunci mobil yang ia pegang sedari tadi.

Tari tersenyum "Makasih del, yuk kita ke apartemen adele aja" ujar tari seraya mengajak yang lain.

Kini hanyalah sisa kiki dan dirinya, ia masih merasa jengkel pada kedua orang tua veni.

"Sabar del, gue tau lo masih jengkel kan?" tanya kiki.

Adele mendengus sebal, bagaimana tidak? veni yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri disakiti?

"Iyalah, gila aja kalo gue gak jengkel" ujar adele

Kiki menganggukan kepalanya, "Iya sih gue juga jengkel sama bonyok nya. Tega banget sama veni sampe segitunya" ujar kiki

"Hmm, masuk deh yuk keruangan dari pada nanti veni nyariin" suruh adele

Kiki mengikuti langkah adele, betapa terkejutnya adele ketika melihat veni sedang menarik infus yang berada di tangan nya.

"Veniii!!!!!!" bentak adele "Apa yang lo lakuin, ha?" lanjut adele dengan nada membentak.

Veni terkejut, bahkan ia langsung bungkam.

Adele yang sadar kini ia sudah keterlaluan, langsung menghampiri veni dan memeluk gadis itu.

"Kenapa hm?ada masalah, cerita sama gue ven jangan diem aja" ujar adele seraya menenangkan veni yang kini sudah menangis entah sejak kapan.

Kiki hanya diam, ia tidak ingin berbicara sebelum ia benar - benar ingin berbicara.

"Dell--" ujar veni

"Iya ven, gue disini ada apa?" tanya adele melembut.

"Gue gak kuat hiks" ujar veni  "Mereka jahat sama gue del, hiks" lanjut veni.

Adele mengerti, adele tahu bagaimana perasaan veni.

Hancur?sudah pasti.

Sakit?jangan di tanyakan.

"Ssttt, lo pasti kuat! Ada gue disini, ada kiki dan ada yang lain. Tenang, oke? Kita semua keluarga lo ven. Me and the others will stay with you, don't worry" ujar adele

Dan, yeahh terbukti veni semakin tenang.

Veni tersenyum "Makasih del, makasih buat kalian semua. Gue takut, takut setelah kalian tahu ini kalian akan ngejauh dari gue. Tapi, beda dengan apa yang gue pikirkan. Kalian malah ngedukung gue dan nyemangatin gue" jelas veni.

Yang mendapat pelukan dari adele dan kiki.

"Tenang ya ven, ada gue ada kita semua. Kita semua keluarga ven, oke?. Gue sayang lo ven, Lo udah gue anggap kayak adik gue sendiri. Jangan pernah berpikiran kalo lo sendiri veni!" Jelas adele

"Iya ven, ada kita." ujar kiki seraya memeluk adele dan veni.

Andai lo tau ven, ada yang lebih tersiksa dari lo yaitu gue hihi  Batin adele.





Hi guys, gue update 2part sekaligus lhoo😍
Don't forget for vote yaa💞.

@rchmdn29.

Adele (UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang