Bab 5

8.9K 351 8
                                    

Sahyina dan temannya, Sari sedang berjalan-jalan di tepi pantai untuk menikmati sejuknya angin laut dan pemandangan indah laut yang bersinar akibat pantulan bulan purnama. Hatinya baru saja tenang namun suara wanita dari kejauhan memanggil dirinya.

"Sahyina!" Lantas ia alihkan pandangannya jauh ke depan, sosok wanita yang sudah tidak asing lagi baginya meneriaki dirinya, bak tamu yang ditunggu kehadirannya.

"Hei, kok melamun? Tidak sapa wanita itu yang memanggil namamu?" ucap Sari membuyarkan lamunannya.

Diandra memanggil Raymond yang sudah keluar dari air, hanya menggunakan celana pendek berwarna hitam dan memamerkan badannya yang sixpack.

Diandra dan Raymond mendekatinya, jarak antara Ina dan mereka berdua semakin dekat.

"Sahyina?" alangkah terkejutnya Raymond saat melihat penampilan mantan Istrinya yang baru itu, tampak lebih jauh stylish daripada penampilannya yang dulu saat masih berhijab, seperti tanpa fashion.

"Raymond, Diandra," ucapnya kaku. Ia sangat malas bertemu dengan mereka berdua, seakan jalan hidup mempertemukannya dengan mantan Suaminya dan wanita penggoda itu.

"Kenapa kamu melepas hijab?" Raymond menatap lekat kedua mata Sahyina. Sahyina merasa gugup namun kemudian terpaksa menjawab.

"Itu urusanku," ucapnya lalu melenggang pergi diikuti Sari.

"Mas Raymond bertanya baik-baik, apakah kamu dengan dia ada masalah?!" cetus Diandra emosi.

Sahyina berhenti, lalu membalikkan badan ke arah mereka berdua lalu berkata "tanya saja Raymond, dia pasti tahu semuanya," Sahyina kembali pergi meninggalkan Raymond dan Diandra.

Lantas rasa penasaran Diandra semakin menjadi-jadi, ia segera mencerca  banyak pertanyaan kepada Suaminya.

"Ray, jujur, ada apa kamu dengan dia?!" kekesalannya semakin menjadi-jadi ketika Raymond malah pergi meninggalkannya.

"Ray!" teriak Diandra marah.

Raymond merasa bahwa saat ini Sahyina jauh lebih menarik dibandingkan Diandra, sekarang Istrinya itu lebih gemuk sedangkan mantan Istrinya kini lebih langsing.

Ketika sudah berada di rumah, Sari bertanya tentang kejadian tadi.

"Ina, mereka berdua itu siapa? Sepertinya kamu menyimpan kemarahan ke mereka berdua?"

Sari adalah teman baiknya di desa ini, kemudian Sahyina lebih memilih berkata jujur kepadanya.

"Pria dengan rambut hitam pekat, badan kekar itu dan alis yang tebal, dia adalah mantan Suamiku," terangnya membuat Sari terkejut.

"Lalu wanita seksi itu ia adalah Istri barunya mantan Suamiku," lanjut Ina semakin membuat Sari terkejut dan ikut kesal karena reaksi Sahyina terhadap mereka berdua sangat kalem. Padahal mereka berdua adalah manusia jahat.

"Aku yang mendengar cerita darimu saja terbawa emosi, kamu bisa sangat sabar berhadapan dengan mereka berdua tadi?" tanya Sari sangat penasaran.

"Aku tidak sesabar yang kamu bayangkan," Sahyina mengibaskan rambut, ia hanya wanita biasa yang bisa melakukan perbuatan yang salah, termasuk keputusan untuk melepas hijabnya.

Sesampainya di villa, Eva dan Mona dibuat heran oleh Diandra dan Raymond yang segera masuk ke dalam dan membanting pintu. Sedangkan acara bakar ikan dan ayam belum selesai.

Malam-malam begini perut seorang pemuda tampan itu kelaparan, ia memutuskan untuk membeli makanan di pinggir jalan raya. Tapi jalan menuju jalan raya itu melewati rumah Sahyina.

"Mus!" panggil Sari ketika melihat Mustafa lewat di depan teras rumah Sahyina.

Mustafa menengok ke arah suara dan mendapati Sari memanggil dirinya, dan wanita yang ia sukai berada tepat disamping Sari duduk.

"Mus, jangan melamun!" Sari membuyarkan lamunan Mustafa yang terpana akibat kecantikan Sahyina yang natural.

Mus langsung salah tingkah, "oh iya maaf, kenapa Ri?" tanyanya kikuk. Mus memang pemalu jika berhadapan dengan wanita.

"Mau kemana?" tanya Sari lalu mendekati Mus.

"Mau ke warteg beli makanan, memangnya kenapa Ri?"

Sari segera menjawab dan meminta ikut," Aku ikut ya, aku juga lapar," pintanya.

Sari berpamitan dengan Sahyina lalu melenggang pergi bersama Mus, Sari memang sangat terpesona dengan ketampanan pemuda itu.

Di warteg, Mus dan Sari makan bersama. Karena rasa penasaran yang cukup tinggi, Mus memberanikan diri untuk bertanya mengenai wanita yang ia cintai itu.

"Ri, aku mau tanya tentang teman kamu yang tadi, dia baru pindah ke desa ini ya?" tanyanya langsung ke inti.

"Iya, dia belum lama pindah ke desa ini, tadinya ia tinggal di kota Bandung," jawabnya sambil melahap menu makanan yang ia pesan.

"Lalu nama wanita itu siapa?" tanya Mus kedua kali.

"Dia Sahyina, nama lengkapnya Sahyina Dewi Permata,"

"Kenapa memangnya? Kamu suka sama dia?" pertanyaan Sari tidak dijawab oleh Mus karena mengingat saat ia pergi ke kota Bandung dan bertemu dengan wanita yang bernama Sahyina Dewi Permata, bedanya wanita itu menggunakan hijab.

Lambaian tangan berada tepat di wajah  Mus, membuat pria itu kaget.

"Maaf, sepertinya aku pernah bertemu dia saat aku mengunjungi kota Bandung,"

Bersambung...



Seorang Wanita yang Dicemooh(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang