Bonus

15.2K 288 63
                                    

(Bonus Ending)

(Peringatan: Banyak yang tidak logis, jika terus membaca saya mengucapkan terimakasih)

Akad nikah telah selesai, saatnya para tamu undangan menikmati makanan yang sudah disajikan oleh pihak pengundang. Resepesi pernikahan dilakukan di sebuah rumah kaca serba putih, rumah besar yang menyerupai istana putih. Dengan lantai atas yang dijadikan latar para tamu untuk menyantap hidangannya sembari menikmati pemandangan danau yang indah dari atas.

Semua serba putih, busana kedua pengantin pun tidak luput dari warna putih yang artinya melambangkan sebuah kesucian. Sahyina Dewi Permata, resmi dinikahi oleh seorang pria, Mustafa Ibrahim yang akan menjadi Suami barunya. Proses ijab kabul berjalan dengan lancar, semua tamu undangan dan para sanak keluarga yang hadir mengucap secara lantang dan bersamaan kalimat 'sah'.

Hari ini, Sahyina telah melepas status jandanya.

Masing-masing orang tua dari mempelai pengantin tampak akrab bercengkrama sekaligus menyapa para tamu dan sanak keluarga yang hadir di lantai atas.

"Alhamdulillah, Mustafa akhirnya mendapatkan cinta pertamanya dan juga cinta terakhirnya," Kinar tersenyum lega.

"Iya, Alhamdulillah, begitu juga dengan Sahyina, semoga pernikahannya kali ini langgeng sampai ajal memisahkan mereka berdua." Lina pun turut tersenyum.

Flashback...

Dor!

Peluru itu mengenai atap kantor polisi, kini bukan hanya Diandra saja yang dijatuhi hukuman, Raymond pun juga. Bahkan lebih berat karena melakukan tindakan melukai orang dan melanggar peraturan hukum karena mengamuk di kantor polisi. Amarah Raymond semakin menjadi-jadi, para polisi yang bertugas segera mengamankan Raymond.

"Gua belum kalah, tunggu pembalasan gua!" ancaman singkat Raymond terhadap Mustafa dengan tatapan tajam.

Mustafa lemas, bukan karena mendengar ancaman itu, tetapi karena hampir saja dirinya terkena peluru yang melesat. Untung saja Bram berhasil merebut pistol itu dari tangan Raymond. Begitu juga dengan Diandra, dirinya hampir saja ditembak. Dan kini ia akan segera masuk ke jeruji besi.

Hari itu juga, Diandra disidang dan divonis menerima hukuman berupa mendekam di jeruji besi selama 2 tahun atas tindakan penabrakan dan mengendarai mobil dalam keadaan mabuk, juga mengonsumsi alkohol. Kasus tersebut sampai disiarkan di berita dan banyak disaksikan banyak orang. Termasuk pria berkacamata itu, Harry Pratama.

Diandra...?

Tanyanya seketika ketika menyaksikan sebuah berita tentang wanita yang dijatuhi hukuman penjara karena menabrak mobil lain dalam keadaan mabuk.

Pria bertubuh berisi dengan rambut sedikit kecoklatan ikal itu segera menelpon seorang wanita yang tidak asing lagi dengannya. Eva.

"Diandra, ada apa dengan Diandra Bu?!" tanyanya tanpa mengucap pembukaan.

Hening, namun suara seorang wanita muda berbicara.

"Maaf tuan, nyonya Eva sedang menghadiri proses sidang putrinya," jawab wanita itu yang memperkenalkan diri sebagai asisten rumah tangga Eva.

Harry segera menutup sambungan telponnya. Ia yang masih menggunakan jas dan sedang bersantai di ruangan kantornya yang luas segera menghambur keluar menuju mobil, lalu menuju kediaman rumah Diandra, wanita pujaanya.

Sahyina tersadar dari pingsan nya, ia sudah sampai di rumah, tepatnya di kamarnya. Ia masih mengerjapkan matanya, lalu mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

Kebetulan, Sari masuk ke dalam kamar dan mendapatkan Ina telah siuman.

"Syukurlah kamu sudah sadar," ucap Sari seraya memberi Ina segelas air putih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seorang Wanita yang Dicemooh(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang