Bab 19

16.4K 306 14
                                    

(Kekerasan da kata-kata kasar bertebaran di bagian ini)

"Apa?!" Diandra sangat kaget dengan pernyataan yang disampaikan oleh dua polisi itu, Bram dan Fajri.

"Anda harus ikut ke kantor polisi sekarang, biar Suami dan Mertua anda menyusul," pinta Bram hendak membawa Diandra, namun wanita itu memberontak.

"Tidak! Apa salahku?!" protesnya tidak terima jika dirinya ditetapkan sebagai tersangka.

"Anda ikut kami saja, atau kami akan memaksa anda," tegas Fajri.

"Apa salah menantu saya?!" Mona dan Raymond juga tidak kalah terkejutnya ketika Diandra dibawa oleh dua polisi karena ditetapkan sebagai tersangka.

"Ikut kami ke kantor polisi! Kami akan menjelaskannya disana!" tegas Bram lalu langsung membawa Diandra yang masih saja berontak.

Setibanya di Polrestabes, Eva yang tidak menyangka bahwa putrinya ditetapkan sebagai tersangka langsung datang kesana untuk membela Diandra dari tuduhan yang dijatuhkan.

"Putri saya dinyatakan sebagai tersangka karena menabrak sebuah mobil dan menewaskan salah satu penumpangnya?!" Eva membentak Bram meminta penjelasan yang lebih rinci.

"Benar, Saudari Diandra mengemudi di malam hari dimana dirinya saat itu sedang mabuk dan menabrak sebuah mobil dimana Saudari Sahyina dan putranya Vigo menjadi korban."

"Apa?! Sahyina?!" Eva seketika langsung lemas, badannya tumbang untung saja ditahan oleh Raymond.

Diandra yang sekarang keadaanya terpojok menangis dan mengakui kesalahannya.

"Iya, saat itu aku tengah mabuk akibat pulang dari sebuah  club malam," ucapnya dengan menunduk dan meneteskan air mata.

Raymond benar-benar tidak menyangka bahwa yang selama ini membuat putranya meninggal adalah Diandra, Istrinya.

"Keparat kau jalang!" Raymond menampar Diandra dihadapan banyak orang.

Plak!!!

Diandra semakin menangis sejadi-jadinya. Ia menyesali perbuatannya.

"Maafkan aku Mas--" pembicaraanya terpotong oleh Raymond yang benar-benar mengamuk.

"Diam kau brengsek! Jadi selama ini aku menikahi seorang pembunuh yang membunuh anakku!" Raymond bahkan hampir membunuh Diandra dengan mencekiknya begitu kuat.

"Berhenti!" suara seorang wanita yang baru saja datang membuat mereka semua menoleh ke asal suara tersebut.

"Mas, aku mohon, jangan mempertambah masalah yang ada!" Sahyina datang bersama Lina, Danar, Mustafa dan Sari. Sahyina lebih dulu sudah dikabarkan oleh Bram karena pelaku yang sebenarnya sudah tertangkap.

"Ina! Dia yang telah membunuh anak kita! Apa kau tidak mau keadilan bagi kematian putra kita yang tewas karena pelacur ini?!" wajah Raymond kini dibasahi oleh air mata, kedua matanya memerah.

"Diandra telah mendapat hukumannya, mendekam di jeruji besi, kamu jangan menyakiti dia!" Sahyina menjelaskan dengan menangis, karena akhirnya kematian Vigo bisa diadili.

"Yang telah berlalu biarkan berlalu, jangan menjadi pembunuh sepertinya, ikhlas kan Mas, Vigo akan sedih melihat Ayahnya menjadi seorang pria yang kasar dan penuh dendam!" Sahyina merasa dirinya lemas tidak kuasa menahan beban masalah yang kini dihadapinya, walaupun masalahnya kini hampir selesai.

"Vigo tidak ingin melihat Ayahnya menjadi seorang Suami yang bermain wanita dan meninggalkan Istrinya dan menyalahkannya atas kematian Putranya sendiri, kamu telah menyakiti hati Sahyina!" bentak Lina penuh emosi, perkataan yang dilontarkannya semakin membuat Raymond sungguh menyesali perbuatannya dulu, menalak Sahyina, yang jelas-jelas tidak bersalah.

Seorang Wanita yang Dicemooh(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang