ㅡusahanya

1.1K 202 6
                                    

Setelah kejadian tempo hari, kamu nggak lagi menghubungi Seungwoo. Sekalipun dia chat atau nelpon, kamu nggak menghiraukannya. Dan selama dua hari ini, dia nelponin kamu terus. Bahkan sudah ada ratusan lebih notifikasi yang berisi panggilan dari Seungwoo.

"Dek, bilangin kakakmu. Dicariin Seungwoo."

Adek kamu naik lalu menerobos masuk ke kamarmu tanpa permisi.

"Kak, ada pacarnya tuh di bawah."

"Suruh pulang aja!"

Kamu beneran males ketemu Seungwoo. Masih kesel sama kejadian dua hari yang lalu.

"Yaudah turun. Terus bilang sendiri ke orangnya."

Adekmu udah nggak mau tahu. Malahan nyuruh kamu nemuin Seungwoo. Lalu pergi ninggalin kamarmu.

"Jeno!" Teriakmu sebel.

Setelah tahu kalau kamu nggak mau ketemu sama Seungwoo, bunda kamu memberi izin Seungwoo buat nyamperin kamu yang lagi di kamar.

Seungwoo ngetuk pintu kamarmu.

"Ih dibilangin suruh pulang aja, aku males ketemu dia."

"Ini aku."

Kamu kira yang barusan ketuk pintu itu adekmu, Jeno. Nyatanya Han Seungwoo.

"Ngapain?" Tanyamu ketus.

Dia nggak jawab. Malah jalan ke arahmu. Tanpa permisi, dia langsung duduk aja di tepi kasurmu.

Kamu menyibak selimut lalu merubah posisimu menjadi duduk dan bertanya, "Ngapain kamu ke sini?"

"Yang..."

Suaranya begitu lembut hingga rasanya kamu akan luluh tapi kamu inget kalau sekarang ini lagi kesel dan marah sama dia.

"Aku mau ngomong. Dengerin aku!"

"Yaudah buruan."

Kamu bilang begitu tanpa menoleh ke arah Seungwoo.

"Lihat aku!" Ucapnya sembari menarik dagumu. Dan mau nggak mau kamu harus menatap Seungwoo.

Dia hendak meraih kedua tanganmu tapi kamu buru-buru menarik tanganmu.

"Udah ngomong aja! Nggak perlu pegang-pegang." Ucapmu galak.

Dia kelihatan sabar banget ngadepin kamu dan pasrah aja waktu kamu bilang begitu barusan. Dia cuma ngangguk-ngangguk sambil menghela napas panjang.

"Aku minta maaf soal kejadian waktu itu. Beberapa hari terakhir aku masih sibuk ngurusin kepramukaan kemarin. Maaf aku nggak cerita apa-apa ke kamu."

"Sampai kemarin pun juga gitu?"

Seungwoo diam. Dan sepersekian detik kemudian dia mengangguk sebagai balasan dari pertanyaanmu.

"Jadi?"

"Apa?"

"Kamu maafin aku kan?"

Kamu cuma natap dia tanpa bicara apapun. Dan mendadak dia maju, mengikis jarak di antara kalian. Lantas kamu mundur, menjauhkan tubuhmu dari Seungwoo. Tapi dia maju dan mendekat lagi hingga membuatmu harus mundur dan hampir jatuh dari atas tempat tidur. Untung saja Seungwoo sigap dan berhasil menangkapmu sebelum kamu terjatuh.

"Belom dimaafin juga ya?" Ujarnya dengan nada memelas.

"Iya, iya udah ku maafin."

Setelah itu, Seungwoo meluk kamu. Dia meletakkan kepalanya di sela-sela lehermu.

"Yang!"

"Hmm?"

"Yang..."

Kali ini suaranya terdengar lebih rendah dari sebelumnya.

"Iya, kenapa?"

"Maaf."

"Iya."

"Jangan putusin aku ya?!"

Terdengar seperti pertanyaan sekaligus permintaan. Aneh saja, pikirmu. Mendadak berujar begitu.

"Kenapa deh?"

"Mau ice cream nggak?"

"Apaan? Kamu pikir aku anak kecil pake disuap gituan."

Setelah itu, dia ketawa.




●●●

Tolong maklumin kalo ada typo><

BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang